Saat ini Karina sedang berada di perpustakaan untuk belajar. Ditangannya sudah ada beberapa buku yang ia cari, tetapi ia masih mencari beberapa buku lagi untuk ia baca dan pelajari.
Setelah menemukan semua buku yang ia cari, Karina duduk di meja deket jendela yang pemandangannya langsung ke taman bunga yang cantik karena salalu di urus oleh anak pecinta alam.
Karina belajar di perpustakaan untuk mengejar ketertinggalannya di pembejaran karena seminggu yang lalu ia disibukan mengurus persiapan untuk pemilihan ketua osis baru, ia sebentar lagi akan bebas dari tanggung jawab dari tugas yang cukup berat untuk menjadi ketua osis. Dan yah, sekarang ia resmi menyerahkan jabatannya kepada ketua osis yang baru.
Sedih memang tapi mau bagaimana lagi, ia sebentar lagi lulus. Semoga saja ketos yang baru dapat diandalkan seperti para siswa yang lain mengandalkannya dulu pikirnya.
Ia kembali fokus belajar sampai tidak sadar ada seseorang duduk disebelahnya.
Orang itu tersenyum melihat Karina begitu fokus membaca. Karina terlihat sangat cantik dengan kacamata baca yang ia pakai. Tangannya terulur untuk menyelipkan rambut Karina yang jatuh menutupi wajah cantiknya ke telinga Karina.
Tentu saja perbuatan itu membuat sang empu yang sedang membaca terkaget dan menoleh.
"Shaka.." Arshaka hanya tersenyum dan kembali membenarkan rambut Karina.
"Fokus banget sih bacanya sampai aku datang kamu ga sadar." Sindirnya yang membuat Karina memutar bola matanya malas.
"Kan kamu udah tau kalo aku udah ngelakuin sesuatu pasti bakal fokus. Dan kenapa kamu datang ke sini? Bukannya lagi main basket sama temen-temen kamu?" Tanyanya sambil mengambil tisu yang sedari tadi dia bawa dan mulai mengelap keringat Arshaka yang ada di dahinya.
Perlakuan Karina membuat Arshaka membeku. Ia terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Karina tapi tidak menutup kemungkinan bahwa dia sangat senang.
"Sekarang aja kali ya ngomong nya. Mumpung sepi juga perpusnya." Arshaka mengedarkan pandangannya kesegala penjuru perpustakaan.
"Rin.." Panggil Arshaka. Karina hanya berdehem sebagai jawabannya."Duh kok deg-degan ya." Gumamnya.
Karina menatap Arshaka seolah bertanya ada apa.
"Rin.....aku suk-" ucapan Arshaka terpotong karena kedatangan ketiga teman Karina. "Duh nganggu aja deh ni tiga cewe." Gumamnya pelan.
"Gapapa lah nanti aja pulang sekolah gue ngomongnya." Ucap Arshaka dalam hati.
"Hai rin ka." Sapa ketiga nya.
"Hai juga."
"Hm"
"Lo belum beres belajarnya? Nih titipan lo." Tanya Aluna dan memberikan titipan Karina yaitu air mineral dan sebungkus roti. Tadi mumpung guru penjaganya lagi ngada jadi dengan leluasa Aluna bawa makanan titipan Karina.
"Eh kan tadi aku bilang simpen aja di kelas, kenapa di bawa ke sini? Gimana kalo dimarahin penjaganya?" Tanyanya sambil liat depan takut-takut ada penjaganya yang liat.
"Gapapa kali rin itu cuma air sama roti. Tadi juga penjaganya pergi dulu ga tau kemana ya kan lun, li?" Perkataan Nindy diangguki oleh Aluna dan Lia.
"Mending sekarang dimakan dulu. Tadi kan kamu belum makan dan langsung ke sini." Ucapan Lia membuat Arshaka langsung mengalihkan tatapannya dari hp ke Karina.
"Kamu belum makan?" Tanyanya dan mendapat gelengan dari Karina.
"Ck! kenapa belum. Ayo dimakan dulu rotinya buruan." Paksanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin
Teen FictionTentang Arshaka Albiru Genandra atau yang lebih sering dipanggil Shaka sang bad boy plus ketua geng Nostra ini harus menikah dengan Karina Sekar Andrean sang ice princess plus primadona sekolah kerena perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua m...