Panti Asuhan

419 64 0
                                    

Sudah sebulan setelah Arshaka confes ke Karina. Mereka semakin lengket. Seperti sekarang, mereka sedang ada dikantin tapi Arshaka tetap memeluk Karina dari samping. Bahkan ia memberikan tatapan tajam kepada semua siswa yang menatap memuja kekasihnya.

"Udah napa sih ka. Jangan meluk aku terus, akunya susah gerak." Tegur Karina karena ia susah untuk mengambil sambal. Karena ia ingin meracik bumbu bakso miliknya.

Arshaka cemberut dan melepaskan pelukannya. "Ck. Iya-iya."

Teman-teman Arshaka menatap tidak percaya kepada ketua Nostra ini. Mereka semua menatap geli Arshaka yang sedang memanyunkan bibirnya Karena di tegur Karina.

Yohan yang hendak menyuapkan baksonya, mendadak cengo karena perbuatan ketuanya ini. "Geli bet bjir." Umpatnya.

"Busat dah ketua kita bisa kiyowo juga ternyata." Arshaka menatap tajam Marvin yang dengan kurang ajarnya ngomong gitu. Sedangkan Marvin hanya tertawa terbahak-bahak melihat wajah kaka sepupunya ini memerah.

"Emang berdampak besar banget Karina buat tuh curut." Ray pun ikut-ikutan menjahili Arshaka.

"Brengsek lo pada." Umpatnya kesal karena hanya anggota inti Nostra lah yang berani membuatnya malu.

Miko dan yang lainnya tertawa melihat mereka yang beradu mulut. Miko sangat senang karena Arshaka bahagian bersama Karina begitupun sebaliknya Karina juga bahagia bersama Arshaka.

"Eh kita kumpul yuk malem ini?" Ajak Kinaan yang dari tadi diam.

"Eh iya juga ya besok kan hari jumat." Ucap Danielle.

Miko menatap Arshaka yang sedang di suapi oleh Karina." Ka. Besok jadi?" Tanya yang membuat Arshakarina itu menoleh menatapnya.

"Jadi kok jey. Kayak biasa aja." Jawab Arshaka sambil meminum airnya.

Para cewe hanya diam menyimak. Tapi Aluna yang penasaran bertanya.

"Miko emang mau ngapain?" Tanyanya.

"Kepo banget sih mbaknya." Aluna mendengus kesal, pasalnya bukan Miko yang menjawab tetapi Yohan lah yang menjawab. "Gue gak nanya sama lo ya monyet." Kesalnya.

Karina menatap Arshaka meminta penjelasan.

"Jadi gini, kita itu bukan geng motor yang suka bikin rusuh. Aku buat perkumpulan ini sekalian aku bantu temen-temen yang kesusahan. Beberapa anak Nostra itu anak jalanan yang kurang beruntung nasibnya, jadi aku ajak mereka gabung. Dan besok itu hari dimana aku sama anak-anak Nostra berbagi. Dan menurut aku ngapain aku bikin geng terus geng yang aku bikin buat kerusuhan, ga ada gunanya rin. Kami emang suka balapan liar tapi itu pun kalo salah satu dari anak Nostra terluka karena geng lain. Dan jika mereka tidak mau berdamai dengan kepala dingin maka kami atau gang yang lain lah yang ngajak balapan. Nostra adalah rumah bagi anak-anak jalanan yang kami tolong. Dan Nostra adalah keluarga bagi aku sama yang lainnya." Jelas Arshaka.

Karina terdiam mendengar penjelasan Arshaka. Ia tidak menyangka bahwa perkiraan nya salah selama ini, ia pikir gang yang dibuat Arshaka tuh geng yang suka bikin onar tapi ternyata tidak, di lihat dari para anggotanya yang baik. Seminggu yang lalu iya tidak sengaja melihat Arshaka berbagi makanan kepada orang-orang yang membutuhkan bersama anak-anak Nostra.

"Aku boleh ikut?" Tanyanya yang membuat Arshaka tersenyum. "Boleh kok."

"Eh aku juga mau ikut dong." Ucap Lia.

Nindy dan Aluna saling pandang dan menganggukan kepala. "Kita juga ikut." Jawab mereka secara bersamaan.

"Iya kalian boleh ikut." Ucapan Arshaka membuat keempat cewe itu tersenyum girang.

DijodohinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang