Hujan

449 75 9
                                    

Saat diperjalanan pulang dari panti tiba-tiba hujan turun dengan deras.
Arshaka menghentikan motornya di pinggir warung.

"Aduh akunya lupa bawa jas hujan lagi." Gerutu Arshaka.

"Udah gapapa kita neduh dulu disini." Sahut Karina sambil berjalan ke arah si pemilik warung untuk meminta ijin duduk di salah satu bangku yang ada di warung itu. Setelah mendapatkan ijin ia duduk dan merasakan badannya hangat, ia menoleh dan mendapati Arshaka sedang memasangkan jaketnya kepundaknya. Cowo itu juga mengambil tasnya dan meletakkan tasnya di paha Karina yang terbuka karena masih menggunakan seragam.

Karina yang diperlakukan seperti itu tersenyum malu dan menatap Arshaka yang ternyata sedang menatapnya juga.

"Baju seragam kamu agak basah dan nerawang, di sini makin banyak orang yang neduh karena hujannya makin deres. Aku ga mau milik aku diliatin sama cowo-cowo yang ada di sini." Ucapnya datar namun tatapannya sangat lembut.

Arshaka pergi kedalam warung dan memesan kopi sama teh buat menghangatkan badannya. Ia memberikan teh hangat itu kepada Karina.

Karina bingung kenapa Arshaka mesen kopi bukannya susu coklat." Kenapa gak susu coklat?" Tanyanya penasaran.

Arshaka yang sedang menikmati kopi itu sambil melihat hujan menoleh,"Hm? Emangnya kenapa?"tanyanya.

"Enggak, kamu kan maniak susu coklat...dan ini kamu minum kopi." Karina kembali menyesap teh nya.

"Ya gapapa sih aku pengen aja gitu minum kopi."

Arshaka membuka bungkusan rokok dan mengambil satu batang lalu menaruhnya dibibirnya. Tapi saat akan menyalakan rokoknya, Karina dengan cepat mengambil rokok itu dan membuangnya ke tong sampah di dekatnya.

"Eh kenapa dibuang rin?"

"Kan udah aku bilang, berhenti ngerokok kamu ya...mau aku bilangin ke bunda hah?"

"Tapi kan aku belum ngerokok dari tadi rin, satu batang aja ya."

"Gak ya." Tegas Karina dan ia mengambil permen di saku bajunya dan menarik tangan besar Arshaka lalu meletakan permen itu di tangannya.

"Nih makan permen aja. Ga usah rokok-rokok. Kamu mikir gak sih? Sehari kamu beli satu bungkus harganya Rp.25.000 an trus di kali 12 bulan,yang hasilnya jadi Rp.9,125,000 juta. Kamu dalam setahun ngabisin uang 9 juta cuma buat beli rokok doang? Mending di pake makan atau beli keperluan lain lebih berguna. Lah ini di beliin rokok cuma di isep doang. Tiap hari makan asap kamu." Marah Karina yang membuat Arshaka cengo mendengarnya. Bukan hanya Arshaka saja tapi para pria yang ada di warung itu juga sama cengonya seperti Arshaka.

Sedangkan para cewe yang ada disana merasa terwakilkan dengan perkataan Karina.

"Wah emang ga salah gue pilih Karina jadi istri, pinter banget sama masalah duit." Gumamnya. Karina yang masih kesal menjejelkan permen lagi ke mulut Arshaka.

"Aduh udah dong rin kebanyakan ini." Mulut Arshaka memang sudah penuh dengan permen.

Karina hanya mendelik sinis dan kembali menyesap tehnya.

"Ngeri bos." Gumam Arshaka pelan.

Hujan semakin deras seakan tidak akan berhenti orang-orang yang menduh juga semakin banyak, karena tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan.

Mereka yang ada disana mulai saling sapa dan mengobrol contohnya seperti Arshaka dan cowo yang lainnya mereka sekarang sedang main karambol sama si pemilik warung. Sedangkan Karina dan beberapa cewe disana juga berkumpul dan yah biasa kegiatan yang sering dilakukan oleh cewe apa lagi kalo bukan menghibah. Apalagi mereka semua anak sekolahan.

DijodohinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang