Chapter 3 - Please Blame the Wine

843 94 1
                                    

Kaluna meneguk ludahnya.

Kenapa keadaan malah mendukung fantasi liarnya?

Tapi ia yakin akan iman yang ada pada dirinya. Ia pasti bisa menahan diri.

"Ah baiklah, kalau begitu ayo" ajak Kaluna.

Lalu mereka berdua jalan ke lift menuju ke kamar Jupiter.

Selama di lift mereka berdua hanya terdiam.

Jupiter mengalihkan pandangannya pada Kaluna yang hanya fokus melihat ke arah pintu lift.

Cantik sekali

Pintu lift pun terbuka dan mereka berdua jalan bersama menyusuri lorong menuju kamar Jupiter.

"Aku akan membersihkan diri dan mengganti bajuku dulu" ucap Jupiter.

Ia nyaris menabrak pintu kamar mandi yang masih tertutup. Sepertinya kesadarannya juga belum kembali sepenuhnya.

Kaluna menunggu dan duduk di sofa.

Tak lama Jupiter keluar dari kamar mandi dengan kaos putih tipis yang hampir mencetak bentuk tubuhnya dan celana pendek hitam.

Kaluna lagi-lagi meneguk ludahnya.

Tolonglah, aku juga hanya perempuan biasa yang juga masih punya hawa nafsu. Ditambah wine sialan yang ku minum tadi, arghhh aku harus kuat-kuat menahan diriku.

Jupiter mendudukan dirinya di tepi kasur, Kaluna menghampirinya dan mengambil salep yang ada dinakas.

Ia berjongkok dan baru saja hendak membuka tutup salep itu sebelum badannya ditarik untuk berdiri oleh pria dihadapannya.

"P-piter ada apa?" tanyanya terbata karena jarak mereka sekarang cukup dekat.

"Aku tidak tahan lagi Luna, bolehkah aku menciummu?"

"A-apa?!" lagi-lagi Kaluna dibuat tergagap oleh Jupiter.

"Aku membutuhkan izinmu sebelum melakukannya Luna, jangan membuatku menunggu"

Kaluna malah terdiam dan fokus pada bibir Jupiter yang jaraknya tidak jauh darinya.

Salahkan saja wine itu untuk apa yang terjadi setelah ini.

Serius Kaluna sendiripun tidak percaya ia melakukan hal ini. Imannya benar-benar runtuh.

Tanpa menjawab pertanyaan Jupiter, Kaluna malah memajukan wajahnya dan mencium Jupiter terlebih dahulu.

Jupiter yang menerima perlakuan itupun kaget namun senang. Ia segera membalas ciuman Kaluna dan memeluk tubuh perempuan itu supaya semakin dekat dengannya. Kaluna pun mengalungkan kedua tangannya dileher Jupiter.

"Bisakah kau berhenti menghantui pikiranku? Hm?" ucap Jupiter ditengah-tengah ciuman mereka.

"Apa maksudmu?" tanya Kaluna heran.

"Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu setelah pertemuan pertama kita di bar"

Jupiter mengelus rahang Kaluna, "Kamu sangat cantik Luna" lanjutnya.

Kaluna bisa merasakan pipinya memanas saat ini, dan badannya juga terasa semakin panas.

"Bibirmu sangat manis Piter, sekarang aku mengerti kenapa semua perkataan yang keluar dari mulutmu juga manis" ucap Kaluna sembari menggosok lembut bibir Jupiter menggunakan ibu jarinya.

"Bisakah kita melanjutkan ini Luna?" tanya Jupiter.

Kaluna hanya tersipu malu dan Jupiter menganggap bahwa itu adalah jawaban 'iya' dari Kaluna.

Diamond in the Rough / Jeno x KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang