Chapter 9 - Canada

553 77 4
                                    

Kaluna, Winona, Jevan dan Gretta sekarang sedang duduk disalah satu cafe didalam bandara.

"Kalian kenapa jadi diem semua gini sih?" tanya Kaluna memecah keheningan.

"Gue masih ga nyangka aja mau ditinggal lo secepat ini" jawab Winona.

"Iya Na, Korea sama Kanada itu jauh banget loh Na. Mahal lagi tiket pesawatnya, nanti kalau gue kangen mau ketemu lo gimana?"

Kaluna terkekeh, "Kan ada videocall"

"Ya beda lah Na"

"Lo beneran ada temenkan Na nanti disana?" kini Jevano bertanya.

"Ada Jev, ada kakak gue disana. Gue tinggal bareng dia"

"Dia udah setuju Na?" tanya Gretta.

"Ga tau sih, Papa gue yang atur. Ya mungkin dia juga ga ada pilihan lain, mau ga mau harus mau"

Mereka berbincang-bincang sambil menunggu keberangkatan Kaluna.

"Jupiter gimana Na?" tanya Winona.

"Gue bingung Win"

"Lo cinta dia?"

"Ga.. tau"

"Lo cinta sama dia Na. Dia juga cinta sama lo"

"Ngomong apaan sih lo"

"Gue serius Na, gue bisa lihat dari sikap dia kemarin waktu nyariin lo"

"Udah ya Win? Lo mau gue di Kanada susah ngelupain Jupiter? Kalau lo ngomong gitu gue malah jadi berharap"

Tak lama ada pengumuman keberangkatan ke Kanada diumumkan.

Mereka bertiga bergegas mengantar Kaluna ke gate dan membantunya membawa barang-barang.

"Hati-hati disana ya Na? Kabarin kita kalau ada apa-apa" ucap Winona.

"Iya Win, tenang aja"

"Kalau lo udah mau lahiran juga kabarin ya Na, biar kita bisa dateng temenin lo" kini Gretta berbicara.

"Iya pasti"

Mereka bertiga berpelukan.

"Makasih ya Jev buat bantuan lo selama ini, jaga Winona baik-baik ingetin jangan sampai telat makan"

"Iya Na, tenang aja kalau soal itu"

Kaluna pun mulai berjalan menyeret kopernya meninggalkan mereka semua, meninggalkan Korea, meninggalkan Jupiter.

***

Selama perjalanan Kaluna terjaga, ia tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Bagaimana jika Kakaknya tidak mau dan tidak bisa menerimanya dengan baik?

Sesampainya di Kanada, Kaluna langsung memesan taksi dan pergi ke alamat yang dikirimkan oleh Papa nya.

Ia berjalan memasuki perkarangan rumah yang bisa dibilang cukup mewah itu, dan mengetuk pintu. Setelah itu seseorang membukakan pintu.

"Non Kaluna ya?"

Seorang wanita yang agak berumur menyambutnya dengan ramah.

"Saya Susan, saya yang bekerja disini" katanya memperkenalkan diri.

"Ah iya, saya Kaluna" balas Kaluna.

"Mari Non saya bantu bawakan barangnya, kamar Non ada di atas sudah saya siapkan"

"Makasih banyak ya Bi"

"Tuan Stevan masih kerja jam segini, nanti jam 7 malam baru pulang biasanya. Tapi dia sudah titip pesan kalau ada Non mau datang"

Diamond in the Rough / Jeno x KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang