Bersama dengan kedua pengawal pribadinya, seorang pemuda tampan memasuki sebuah club malam ternama di kotanya.
sesekali para wanita penghibur yang bekerja disana terlihat mendekati pemuda itu. bahkan ada beberapa di antaranya menggoda dan mencoba menyentuhnya, namun pemuda itu sama sekali tak bergeming. ia tetap berjalan menuju ke ruangan VVIP yang berada disana.
"selamat malam mas, silahkan masuk" ucap seorang lelaki yang berjaga di depan ruangan VVIP itu.
pemuda itu mengangguk lalu masuk kesana. terlihat di ruangan itu ada 2 orang lelaki yang tengah berbincang.
"ah, akhirnya lu dateng juga. gue pikir gak jadi dateng" ucap lelaki berparas tampan yang duduk di ujung sofa.
"iya nih bang, gue pikir lu ga jadi dateng. soalnya tadi si kang pelet bilang, lu ga bakal dateng kalau ada cewenya" sahut lelaki berlesung pipi yang juga duduk di sofa itu.
pemuda yang di panggil bang itu hanya mengangguk lalu ikut mendudukan dirinya di sofa. setelah melihat sang tuan yang sudah duduk, kedua pengawal yang tadi bersamanya pamit undur diri untuk berjaga di depan saja.
"mana anaknya?" tanyanya sembari memantik korek di tangannya.
"lagi otw"
"jadi beneran bang, lu mau traktir kita kita disini? gue pikir bohongan, bukannya lu paling ga suka kalau lagi kumpul begini bawa cewe"
"lu ga percaya kan? sama gue juga. awalnya gue ragu waktu baca di grup katanya bos kita ini mau traktir nyewa cewe disini, makanya tadi kita percaya aja waktu si kang pelet bilang lu ga bakal dateng"
"terus sekarang gimana? kalian percaya kan sama gue? yaudah cepet pesen cewe sana, gue bayarin" ujar pemuda yang di panggil bang atau si bos itu.
sontak para pemuda itu tersenyum senang dan mulai berdiri hendak memesan beberapa gadis sewaan disini.
"sorry gue telat"
baru saja mereka hendak keluar, ruangan vvip itu terbuka dan seornag lelaki tampan masuk.
sedangkan si bos mereka ini terlihat sedang mengamati sebuah foto di ponselnya.
"nah ini dia kang peletnya baru dateng"
"hehe sorry" jawab lelaki yang di panggil kang pelet itu cengengesan.
"eh, mumpung lu masih disitu, tolong dong panggilin si mami. kita butuh cewe nih, sekalian lu juga" suruh salah seorang pemuda disana.
lelaki yang di panggil kang pelet itu tersenyum lalu menarik pelan gadis di belakangnya agar maju ke depan, "hehehe, sorry... gue udah bawa sendiri dari rumah" ucapnya dengan menoleh menatap gadis di sampingnya. "cantik kan?" imbuhnya, "bang bos, sorry ya, gue bawa sendiri dari rumah cewe sewaannya"
si boss yang awalnya fokus pada ponselnya langsung mendongak ketika dirinya disebut oleh salah seorang temannya.
"h-hai, kita ketemu lagi"
"ga, itu loh kasian cewe lu dari tadi kepanasan nungguin lu. samperin sana" ucap lelaki bertubuh jangkung yang memakai kaos bertuliskan nama candra.
"udah biarin aja, dia sendiri kok yang mau nungguin gue" jawabnya.
"ya ampun si saga keterlaluan banget, cewe lu itu idaman cowo cowo disini, bisa bisanya lu perlakuin kayak gitu" celetuk candra ke heranan.
tak lama kemudian terlihat seorang lelaki datang mendekat pada gadis yang di bahas oleh candra barusan.
"ga, itu si sean deketin cewe lu" lapor candra lagi sembari menunjuk gadis yang sedari tadi berdiri di pinggir lapangan dengan membawa sebotol minuman dingin.
terlihat pemuda yang di tunjuk oleh candra tadi memberikan sebuah coklat pada si gadis yang katanya adalah kekasih dari saga.
saga sendiri hanya diam mengamati pergerakan lelaki yang mendekati kekasihnya. dan saat lelaki itu mulai bersimpuh, dengan cepat saga berlari dan menarik kasar gadisnya untuk pergi dari sana.
"awh kak sakit, pelan pelan" rintih sang gadis kala saga menarik lengannya kencang dan langsung mendorong pelan gadis itu agar masuk ke dalam mobilnya.
saga hanya diam lalu menutup kasar pintu mobilnya, ia kemudian berlari ke intu kemudi dan ikut masuk ke mobil. tanpa mengucapkan sepatah katapun, saga menjalankan mobilnya.
gadis cantik itu meraih tangan saga dan merematnya erat karena ketakutan, saga menjalankan mobilnya sangat kencang.
"kak! pelan pelan!" jerit gadis cantik itu tak tertahan.
ciiitt
dengan sigap saga menahan kepala gadisnya agar tidak terbentur dashboard mobilnya, karena dirinya menghentikan mobilnya tiba tiba.
nafas terengah dan mata yang berkaca kaca, gadis yang katanya adalah kekasih dari saga itu menoleh, menatap sang pemuda.
"kak, kamu kenapasih? aku ada salah ya? maaf, tapi kita bisakan bicarain baik baik, jangan kayak gini. ini sama aja bahayain nyawa kamu sama aku" ucapnya.
"lu gak dengerin gue ya?" ketus saga.
"dengerin? tentu aja aku selalu dengerin kakak, kenapa kakak tiba tiba bilang kayak gitu"
saga berdecih, "kalau lu emang dengerin gue. kenapa tadi masih nanggepin tuh si sean. mau tebar pesona lu?"
"astaga kak, enggak gitu. aku cuma--"
"cuma apa chel? cuma kegatelan liat cowo nganggur ha?" sela saga yang mampu membuat gadisnya seketika terdiam.
gadis cantik itu diam bukan karena merasa salah, gadis itu terdiam karena merasakan sakit di hatinya setelah mendengar cacian kekasih hatinya. kekasih yang sangat di cintainya. pemuda yang selama ini ia idam idamkan, pemuda yang selama ini ia perjuangkan selama 1 tahun terakhir.
cup!
di tengah keterdiaman itu, saga tiba tiba mencium bibir kekasihnya.
"gue peringatin sekali lagi anne, jangan pernah deket deket sean kalau lu masih mau jadi cewe gue"
Saga Maximiliano
Anne Violette Yvonne
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW [M]
Fanfiction[M] Aku diam bukan berarti aku mengabaikanmu. aku terlihat tidak perduli bukan berarti aku tidak mencintaimu. "kak, aku bawain bekal buat kamu" "ck, gue udah bilangkan, gausah nyusul gue kesini" "kak tolong anterin aku beli buku dong, supirku saki...