002 || MEET THROUGH DREAMS

154 40 14
                                    

"hidup itu perihal menyambut dan kehilangan, jika kamu menyambutnya maka kamu harus siap kehilangannya"
-

-IM-

ʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ

Malam hari ini tampak begitu cerah dan terang seakan sedang menunjukkan rasa bahagianya pada sang bumi, bintang serta bulan kini menerangi langit malam yang begitu indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari ini tampak begitu cerah dan terang seakan sedang menunjukkan rasa bahagianya pada sang bumi, bintang serta bulan kini menerangi langit malam yang begitu indah.

Tampak seorang gadis cantik dengan rambut hitam legamnya kini tengah bersiap untuk tidur, sebelum tidur seperti biasa ia mendengarkan beberapa musik. Dia Mavellda Indira Aldaraksa.

Gadis yang kerap disapa el ini merupakan tipikal orang yang begitu menyukai musik atau biasa disebut Melophile. Ia menyukai musik sejak dirinya masih berusia dini, bahkan suaranya saja begitu lembut untuk didengar.

Setelah hampir satu jam mendengarkan musik lewat earphone miliknya rasa kantuk datang dengan sendirinya, ia melepaskan earphone miliknya lalu kembali membaringkan tubuhnya dan terlelap dalam tidur.

Disisi lain seorang pria yang baru saja pulang dari markasnya kini masuk dengan langkah yang mengendap endap bak seorang maling. Ia melanjutkan langkahnya dengan langkah pelan agar tidak membangunkan orang rumah.

Setelah berhasil menaiki tangga, ia lalu membuka pintu kamarnya.

Cklek

Sunyi. Hanya itu hawa yang tergambar dari dalam kamarnya, namun ia merasa sedikit janggal karena biasanya ia tak pernah mematikan lampu kamarnya walau di malam hari sekalipun ia lalu dengan tangan yang mulai bergetar menekan saklar lampu kamarnya.

Ctek

Deg.

"B-bunda." Ia berjalan gontai mendekati bundanya yang menatapnya tajam.

"Dari mana kamu?" Oh ayolah ia lupa bahwa disebelah bundanya ada papa nya membuatnya makin lesu.

"Dari markas nda," lirihnya. Mukanya kini memerah menahan tangis, terkenal akan sifat dinginnya namun tak disangka jika dengan sang bunda maka ia akan sangat menggemaskan.

"Janjinya pulang jam berapa Elthan?" Tanya bundanya lagi. Ya, seseorang yang terkenal akan sifat dinginnya adalah Elthan Algaraja. Putra tunggal dari bunda dan papanya.

"Jam sepuluh," cicitnya.

"Terus kenapa pulang jam segini hm?" Ia menatap wajah tenang sang bunda dengan wajah menggemaskan miliknya, ia lalu memeluk bundanya dan menumpahkan air mata yang sedari tadi ia bendung.

ALGAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang