004 || IRA DAN ALGA

87 29 0
                                    

"senja memang tak seindah pelangi, namun senja berjanji akan kembali"
-IM-

ʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ

"Mamaa buka pintunya, El takutt," teriak gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mamaa buka pintunya, El takutt," teriak gadis itu. Luka lebam di sekujur tubuhnya yang mulai membiru menyisakan rasa sakit yang teramat.

Ia meringkuk ketakutan, phobia yang ia miliki membuatnya takut akan ruang sempit dan tertutup, ia takut.

Hari itu, semalaman gadis cantik bernama Mavellda dihukum oleh orangtuanya hanya karena masalah kecil, ia lelah.

sejak kecil hidup dalam keluarga yang penuh dengan kekerasan membuatnya menjadi pribadi yang dingin dan tertutup.

"MAMAAAA BUKAAAA," teriak nya.

"m-maa el t-takut," lirihnya sebelum ia pingsan tak sadarkan diri di lantai dingin itu.

Sedangkan Irma Aldaraksa sang mama yang sudah tak mendengar pekikan putrinya merasa aneh, iapun membuka sedikit pintu kamar mandi putrinya.

dapat ia lihat putrinya terbaring lemah tak sadarkan diri di lantai dingin, tanpa ada niat untuk memindahkan sang putri ia justru pergi meninggalkannya begitu saja.

tak terasa hari sudah pagi, sang Surya telah menampakkan pancarannya yang terang menerangi seluruh alam semesta.

gadis malang yang sejak semalam tak sadarkan diri kini mulai sadar, kepalanya terasa pusing, telinganya berdengung keras.

"eughh," lenguh mavellda.

brak!

terdengar suara pintu yang di buka dengan kasar, seorang pria paruh baya yang memiliki kumis tipis itu menghampiri mavellda yang terbaring lemah tak berdaya. dia wiraga Aldaraksa sang papa dari gadis bernama lengkap Mavellda Indira Aldaraksa.

ia tidak datang dengan tangan kosong, ia membawa sebuah ikat pinggang yang kapanpun bisa melayang mengenai sang putri, Mavellda yang menyadari papa nya datang dengan benda menyeramkan itu lantas menggelengkan kepalanya.

"P-pa j-jangan," lirihnya lemah.

Seolah tuli sang papa sudah bersiap melayangkan pecutan itu pada sang putri.

ctass!

"PAPAAA," pekik Mavellda kesakitan.

"KENAPA NILAI KAMU TURUN! MALU MALUIN KELUARGA TAU GAK!"

Mavellda hanya bisa menggelengkan kepalanya, tubuhnya lemah, perutnya kosong, ia butuh penanganan medis.

nyatanya hanya karena nilai rata-rata mavellda yang awalnya sempurna menjadi turun hingga sembilan puluh delapan, hanya karena hal itu sudah membuat papanya marah besar. gak punya hati!

ALGAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang