[SoD] 1

564 34 3
                                    

Happy Reading^^

Keenam bersaudara sedang berkumpul diruang tengah, disekitar mereka terdapat kotak kotak kardus yang sudah tersusun dengan rapi.

"Ini semua barangnya udah lengkap?"

Iris emas milik anak laki laki ini menatap saudara saudaranya, beberapa saudaranya mengangguk.

"Barangku sih udah lengkap, gem!"

Si iris shappire mengangguk dengan mantap, disebelahnya terdapat si iris oranye yang sedang sibuk dengan game online miliknya.

"Kalau kamu blaze?" Si iris oranye pun menoleh pada orang yang bertanya.

"masih ada beberapa dikamar" Dan ia kembali melanjutkan game nya.

"yaudah, kalau gitu beresin dulu sana, itu tuh masih ada kardus yang kosong"

Si iris emas atau yang akrab dipanggil Gempa menunjuk sebuah kardus yang kosong. Blaze mengangguk dan mematikan ponsel nya.

"Ayo kak upan bantuin aku!" Blaze berseru seraya berdiri dan menatap Taufan.

Si iris shappire melirik, lalu ia ikut berdiri dari tempat duduknya.

"Yaudah ayo" Taufan berjalan duluan dengan Blaze yang mengekor dibelakangnya.

_SoD_

"Solar, lihat pupuk bunga matahariku ga?" Tanya anak laki laki yang ber iris hijau, lalu anak laki laki ber iris silver atau yang akrab dipanggil solar itu pun menggeleng pelan.

"Aku ga liat, kak thorn"

Si iris hijau atau yang dipanggil Thorn tadi oleh Solar seketika memasang ekspresi wajah bersedih. Lalu Gempa datang dengan kresek hitam ditangan nya.

"Kamu mencari ini thorn?"

Thorn menoleh seketika matanya berbinar saat ia lihat gempa membawa pupuk untuk bunga mataharinya.

"Wahh, kak gem nemu ini dimana?" Tanya Thorn dengan nada riang.

"Tadi aku kedapur, niatnya pengen liat barang barang ku ada yang ketinggalan apa enggak, tapi aku malah ngeliat pupuk punya kamu"

Gempa memberikan pupuk itu kepada sang pemilik dan disambut dengan gembira oleh Thorn.

"ohh iya, aku lupa kalau aku ngeletakin ini tadi didapur, makasih ya kak gem" Thorn sendiri hanya cengengesan dan menggaruk pipinya yang tak gatal.

Gempa mengangguk dan membelai rambut adiknya yang menyukai warna hijau itu. Thorn dengan segera berlari menuju salah satu kardus yang bertuliskan namanya, dan memasukan pupuk itu kedalam nya.

Gempa menggeleng pelan melihat tingkah laku adiknya tersebut.

Pendangan Gempa beralih pada Solar yang sibuk menatap ponsel nya sambil duduk dilantai dan bersandar pada tembok.

Gempa menghampiri solar dan ikut duduk disebelah Solar.

"Solar, kamu lagi ngapain?" Solar tersentak kaget karena tadi ia tidak menyadari keberadaan Gempa disampingnya.

"Eh kak gem, gapapa kok kak" ucapnya seraya tersenyum.

Solar kembali fokus pada layar ponselnya, hanya menatap bukan memainkan. Tatapan Solar terlihat sendu dimata gempa.

"Solar, kamu mikirin apa?" Solar menoleh lagi kepada Gempa dan ia lihat Gempa tersenyum kearahnya.

Solar menghela nafas dan mematikan ponselnya.

"Harus ya kita pindah kerumah itu, kak gem? " Tanya Solar.

"Lalu, apa kamu ingin ngontrak disini selama nya?" Gempa balik bertanya.

"Bukan begitu kak, cuman bukankah rumah itu sedikit aneh" Gempa mengernyit heran.

"Ada apa dengan rumah itu?, menurutku itu mirip dengan rumah pada umumnya" Gempa berucap dengan santai nya.

"Bukan dari bentukan nya kak, tapi apa kakak ga curiga, rumah itu sangat besar dan mewah, bangunan yang memiliki dua lantai seperti itu tidak mungkin dijual dengan harga yang murah." Jelas Solar.

Solar menatap layar ponselnya yang mati dengan raut wajah cemas.

"Kamu kira tigapuluh juta itu murah, uang itu aku kumpulkan dengan susah payah" ucap seseorang ber iris merah seperti ruby.

Halilintar datang dan berdiri didepan Gempa dan Solar, lalu mereka berdua juga ikut berdiri didepan sang sulung.

"Aku juga tau kak, kalau nyari uang itu susah. Tapi kan ga wajar kalau rumah segede gaban gitu cuman dijual tigapuluh juta"

Halilintar melipat tangan nya didepan dada.

Gempa ikut berfikir, 'ucapan solar ada benernya juga sih' itulah yang dipikirkan Gempa saat ini.

"Apa mungkin dirumah itu ada apa apanya?" Ucap Solar dengan tiba tiba, membuat Gampa dan Halilintar tersentak.

"shtt, gaboleh ngomong kayak gitu. Ngomong ngomong kakak nemu rumah itu dimana?"

"disebuah situs internet" Jawab Halilintar dengan wajah datar khas miliknya.

TBC~

Ini baru awal loh yaa:)

Kalau suka vote yak, jangan lupa commen juga :3
Thankyou ^^

Save or Death [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang