"Kaget gue, pulang-pulang mama sama adik gue lagi dirawat di rumah sakit yang sama." Ucap seorang pria bongsor, yang kini sedang duduk di sebuah sofa. Park Chanyeol, kakak sepupu Jimin.
"Dih? " Jimin mencebik. Ia sangat tak suka dengan pria ini. Mama? Adik? Iyuh. Kira-kira itulah yang ada di dalam kepala Jimin.
"Ngapain lo balik? "
"Jenguk kalian lah? Apa lagi? "
"Ohh gue kira mau pamer? "
Chanyeol hanya menggedikan bahunya. Ia tak kaget dengan sifat Jimin yang sinis terhadapnya. Karena semenjak kecil dia sudah seperti itu.
Ia terkejut ketika melihat Jimin yang turun dari ranjang.
"Eh mau kemana lo? "
"Kencing! Kenapa? Mau nyebokin? "
Chanyeol angkat tangan. Ia memilih beranjak, setelah mengambil sebuah apel yang ada di atas meja. Lebih baik ia menuju ruang Arra, daripada menemani orang dengan mood senggol-bacok.
Selesai buang air kecil, Jimin tak menemukan siapa-siapa lagi di dalam ruangan tempat ia dirawat. Ia berasumsi, kalau semua sedang berada di kamar rawat ibunya. Beranjak memeriksa, benar saja. Semua ada di sana, termasuk Chanyeol dan seorang gadis yang ia asumsikan sebagai pacar sepupunya itu.
Jimin masuk ke dalam, kehadirannya hanya disapa sekilas sebelum mereka lanjut tanya-tanya kepada sang tokoh utama. Chanyeol.
"Jadi gitu lah, ketemunya unik gitu kita. " ucap Chanyeol menjelaskan pertemuannya kepada sang kekasih.
"Wendy ngira kalo aku copet. " ia menyebut nama kekasihnya.
Jimin melirik sekilas gadis berkulit super putih itu. Rambutnya berwarna pirang, dengan raut wajah protagonis nya. Ahh pantas saja Chanyeol sampai dikira copet.
"Hahaha lucu ya, " kata Arra dengan terkekeh kecil.
"Emm... Iya, kalau boleh juga Chanyeol sama Wendy mau lanjut ke jenjang yang lebih jauh? "
"Oh!? " Arra nampak terkejut. Begitu juga dengan Jihyun. Jimin menyeringai, ia rasa kedua orang tuanya tak akan merestui.
"Secepat itu, Chan? "
Chanyeol mengangguk mantap. Ia menatap pada Wendy yang tertunduk.
"Chanyeol se cinta itu sama Wendy, Ma. Kita juga udah buka usaha bersama di sana. Jadi tinggal nunggu ijin Mama sama Papa aja? "
'Dih? Gak bakal direstui gue jamin! ' batin Jimin.
Arra nampak menghela nafas. Begitu juga dengan Jihyun. Mereka saling tatap sekilas, lalu bersamaan berkata...
"Tentu saja kami restui! "
Kedua sejoli itu tentunya merasa begitu bahagia, hingga berpelukan. Arra dan Jihyun pun demikian. Hanya Jimin yang tidak merasa senang.
"Pa, Ma, Jimin keluar dulu ya? "
"Eh? Mau kemana Jim? Kamu kan masih sakit? " tanya Jihyun.
Jimin hanya menggedikan bahu, kemudian pergi begitu saja. Ia kesal. Tepat setelah kejadian hari itu, sang ibu kembali membisu padanya. Namun tidak dengan Chanyeol. Jimin pun dengan mantap memutuskan untuk tak kembali ke rumah sakit selama pria itu ada di sana.
Dengan kesal Jimin melepas infusnya, berganti baju dan pergi begitu saja. Ia butuh kembali ke suatu tempat. Tentu saja "12 Month Spring Cafe", tempat di mana Lisa bekerja.
Kali ini Jimin tak menyetir. Ia memilih naik taxi karena kepalanya yang sesekali masih terasa pening. Membutuhkan sekitar 15 menit perjalanan saja. Jimin sudah sampai di depan cafe itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nobody Knows You're a Jerk
Novela JuvenilDosa yang pernah ia lakukan di masa lampau itu membuat Jimin tidak pernah tenang dalam hidupnya. Kemanapun ia melangkah, karma seakan mengikutinya. Kehidupan indahnya sebagai anak tunggal kaya raya, haruslah berubah drastis ketika Corona melanda sel...