Tepat setelah Lisa mengatakan itu, petir menggelegar begitu nyaring.
"A-apa? " Jihyo menatap mereka secara bergantian.
"Lis, lo serius? "
Lisa membuang muka, untuk menyembunyikan airmatanya yang kembali banjir. Kedua tangannya mencengkeram bajunya sekuat tenaga untuk menahan isakkan.
Jimin tak nampak mau menyanggahnya, yang membuat Donghyuk dan Jihyo berkesimpulan kalau hal itu benar adanya.
'Plak'
Tiba-tiba Jihyo meluncurkan sebuah tamparan pada pria itu. Tak perlu menunggu waktu lagi untuk Jimin mendengar beragam umpatan keluar dari mulutnya. Donghyuk dengan cepat membawa Jihyo pergi. Memenangkan wanita itu agar tak mengamuk. Kasihan bayi di kandungannya jika sang ibu terlalu tegang.
Seperginya sepasang suami-istri itu, Lisa dan Jimin hanya diliputi keheningan. Sesekali Jimin mendengar suara isak Lisa yang beradu dengan riuhnya hujan. Hal itu membuat hatinya semakin terasa ngilu. Jimin perlu mengatakan sesuatu agar hatinya membaik.
"Gue minta maaf... " Jimin memulai pembicaraan.
"Atas semua yang gue lakukan ke lo, gue minta maaf... "
Lisa menghapus air matanya dengan kasar. "Maaf lo bilang? "
"G-gue tahu kesalahan gue sangat fatal! Tapi percaya sama gue, Lis! Gue gak bermaksud melakukan itu. "
'Brak'
Lisa menggebrak meja. "Jangan berani sebut-sebut nama gue, bangsat! "
Jimin memilih diam. Membiarkan Lisa untuk berbicara semaunya.
"Gak sudi nama gue lo sebut-sebut! " kata Lisa.
"Segampang itu lo minta maaf setelah lo ambil semua dan tinggalin gue begitu aja? Emang nggak ada otak ya lo anjing! "
Jimin sontak bangkit berdiri, meski sekujur badannya terasa begitu sakit. "Semua itu nggak benar-benar terjadi, lo cuma salah paham! "
"Salah paham apa? Hahaha lucu lo! "
"Dengerin dulu penjelasan dari gue, Lisa! "'Plak'
"Gue bilang jangan pernah berani sebut nama gue! " ucapnya setelah meninggalkan sebuah tamparan kepada Jimin.
"Dan lagi... Gue lihat dan ngerasain sendiri gimana sakit dan agresifnya lo ngelakuin hal itu ke gue ya ANJING! Mana mungkin gue salah paham! Jangan halu! "
"Gue ngaku, emang gue udah pernah ngelakuin hal itu ke lo, tapi yang lo gak tahu, gue gak pernah ninggalin lo! "
Lisa akan kembali menghadiahkan sebuah tamparan di wajah babak belur Jimin, namun dengan cepat pria itu bisa menangkapnya.
"Semua udah terjadi, gue harus gimana biar lo bisa maafin gue? "
"Harus gimana? Mati aja lo sana! " dengan kasar Lisa menarik kembali tangannya.
Jimin memejamkan matanya. Kalau boleh memilih, sebenarnya ia juga ingin mati saja. Di dunia sudah tidak terlalu menyenangkan untuknya. Semua terlalu berat hingga membuatnya ingin menyerah. Sejujurnya Jimin sudah berniat untuk lompat dari sebuah gedung tinggi sepulang dari cafe ini. Tapi sepertinya Tuhan menolongnya dengan cara yang unik.
"Gue bakal lakuin itu! Soon... Tunggu aja,, " ucap Jimin membuat Lisa menggertakkan giginya. Sifat pria itu tak pernah berubah. Nekatan.
Flashback on
"Hey? "
Jimin mengganggu Lisa yang sedang sibuk membaca buku di kelas. Sesekali ia menarik rambutnya, mencolek pipinya hingga memainkan ujung jari gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nobody Knows You're a Jerk
Dla nastolatkówDosa yang pernah ia lakukan di masa lampau itu membuat Jimin tidak pernah tenang dalam hidupnya. Kemanapun ia melangkah, karma seakan mengikutinya. Kehidupan indahnya sebagai anak tunggal kaya raya, haruslah berubah drastis ketika Corona melanda sel...