Di sebuah mall saat ini kedua anak manusia itu berada. Jimin bersama Rose, sedang asyik memilah kaos di salah satu toko.
"Hmmm bagusan yang mana ya? Hitam apa navy? "
Jimin menyentuh dagunya sekilas, lalu menunjuk kaos berwarna hitam dengan gambar sebuah band rock terkenal.
"Ohh kenapa yang ini? "
"Kayanya keren aja, kamu kan suka musik? "
Rose mengerucutkan bibirnya. Jimin berkedip beberapa kali. "Ini kaos buat kamu pakai sendiri kan? "
Gadis itu menggeleng. "Sebenarnya ini bukan buat aku"
"Ohh... Terus buat siapa? "
"Pacar aku! "
Jimin terperangah sejenak lalu menggaruk kepalanya sekilas.
"Hah? Kamu punya pacar? Seorang Rose? Cewek yang dulu tomboy banget, siapa yang mau? "
Tak menunggu lama untuk sebuah pukulan mendarat pada bahunya. Jimin terkekeh renyah.
"Ihhh aku serius tahu, Jim? "
"Hahaha iya deh. Udah pacaran berapa lama? "
"1 month ish? Dan ini kado buat anniversary kita besok"
Ada rasa sesak yang menyerangnya sejenak tepat setelah ia mendengar perkataan dari Rose. Namun dengan cepat Jimin menutupnya dengan sebuah senyuman kecut.
"Nggak mau ngenalin pacar kamu ke aku? Sama anak-anak juga? "
Rose hanya balas dengan senyum. Sebuah senyuman yang selalu bisa menjadi obat untuk Jimin. Gadis itu terlihat tak mau menjawab. Dan Jimin pun tak mau memaksa.
Terserah lah Rose mau punya pacar sekalipun, kalau dia adalah salah satu laki-laki yang selalu ada untuknya. Dan Jimin sangat percaya diri, setidaknya ia masuk dalam daftar orang-orang terpenting di hidup Rose. Dan tak akan pernah semudah itu tersingkir oleh orang asing.
"Ya udah, mau cari apa lagi? "
"Hmmm, mungkin makanan? Aku lapar" Rose mengerucutkan bibirnya. Tak menunggu waktu untuk gadis itu menggandeng lengan Jimin, menyeretnya menuju kasir.
"Jadi... Setelah ini kita mau ngapain? "
"Makan lah? Apa lagi? "
"Setelah makan? "
"Gimana kalau main ke apartemen aku aja? Panas banget soalnya. Aku agak males kemana-mana kalau cuacanya begini"
"Siap tuan putri! "
***
Saat ini mereka sudah berada di apartemen yang Rose tempati. Di sana hanya ada mereka berdua yang saat ini sedang bermain ular tangga.
"Jadi kamu kapan mau sidang, Jim? "
Jimin hanya memutar bola matanya. "Nggak kamu, nggak papaku, nggak Taehyung, nggak Jungkook, kenapa sih kalian suka banget tanya hal yang sama? "
"Ya... Karena emang udah waktunya kan? " Rose mengocok dadunya, lalu menjalankan bidak itu. Sialnya, bidak Rose berada pada kotak yang sama dengan bidak Jimin. Yang berarti, bidak Jimin haruslah tersingkir dan mengulang dari awal.
"Shit! " Jimin mengumpat kecil.
"Aku nggak buru-buru banget sih? Kalau emang nggak sidang tahun ini, ya tinggal ngulang tahun depan aja? Gampang kan? "
Rose hanya memangku wajahnya mendengar perkataan Jimin.
"Emang kamu nggak mau wisuda bareng sama Jungkook, sama Taehyung? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Nobody Knows You're a Jerk
Teen FictionDosa yang pernah ia lakukan di masa lampau itu membuat Jimin tidak pernah tenang dalam hidupnya. Kemanapun ia melangkah, karma seakan mengikutinya. Kehidupan indahnya sebagai anak tunggal kaya raya, haruslah berubah drastis ketika Corona melanda sel...