Chapter 1 : Freedom!

10.8K 149 6
                                    

Akhirnya Kebebasan! Rasanya ingin berteriak. Aku menginjakan kakiku keluar dari taksi yang mengantarku ke kos-kosan yang sudah kupesan.

Sekali lagi aku melihat ke layar Handphone untuk memastikan alamatnya benar.

"Yap, Selamat datang, kebebasan" Kuhembuskan nafasku lalu melangkah masuk ke dalam.

"Hai kak, Selamat datang di Patlapan Sharehouse" Sapa seorang gadis kepadaku. Aku terdiam melihat gadis cantik ini tersenyum. "Seriusan nih? Satu kost sama cewek cantik?" Ucapku dalam hati serasa ingin terbang.

"Kak? Kak Anjiwa Ekario, kan?" Lamunanku buyar. Aku menyadari bahwa mungkin gadis ini admin dari kost ini.

"i-iya?" Jawabku gugup.

"Ayo. saya tunjukkin kamar kamu" ucapnya lalu berjalan menaiki tangga. Karena dia menggunakan celana pendek, aku dapat melihat pahanya yang putih mulus. Sungguh pemandangan yang sangat indah untuk hari pertamaku.

Akupun mengikutinya hingga berhenti di depan sebuah kamar. Gadis itu lalu membuka kamar tersebut lalu mempersilahkanku untuk masuk. Kamar yang cukup luas. Aku tak terlalu memikirkan kamarnya karena apapun itu selalu cukup bagiku yang ingin memulai hidup mandiri.

"Oh iya, Perkenalkan saya Shani" Ucap gadis itu sembari memberikan tangannya untuk bersalaman. Akupun membalasnya.

"Anjiwa Ekairo" Balasku.

"Okedeh, Kalau ada perlu apa-apa, tinggal bilang ke saya"

"Oke, k-kak" jawabku canggung.

Ini merupakan malam pertamaku di luar rumah. Rasanya lumayan sepi. Akupun memutuskan untuk keluar sebentar mencari udara segar. Semenjak tadi, aku sibuk membereskan barangku sampai larut malam.

Kulihat Shani sedang duduk di ruang tengah sambil menonton TV. Kaos oversize dan celana pendek yang kulihat sedikit lebih pendek dari yang dia gunakan tadi. Dengan posisi menaikan kaki setengah seperti itu, Dapat kulihat dengan jelas kulit pahanya yang putih mulus.

"Anji?" Tanpa kusadari Shani telah menatapku.

"Sini, kalo butuh hiburan" Ucapnya menepuk bagian sofa disebelahnya. Akupun mendekat lalu duduk disampingnya. Aku melirik ke bagian pahanya yang mulus. Dengan jarak sedekat ini dapat kubayangkan ketika aku dapat mengelus paha itu.

"Kamu pilih tim yang mana, Ji?" Tanya Shani membuyarkan halusinasiku. Ia bertanya soal tim Voli yang akan bertanding.

"Aku pilih yang warna merah sih" Jawabku membuatnya mengerutkan dahi.

"Yang merah? Kenapa? Padahal yang biru itu langganan juara, loh"

"Aku lihat dari badan mereka aja sih. Soalnya besar-besar. Kayaknya kuat deh" Shani tertawa kecil lalu membenarkan posisi duduknya.

"Gini, yah. Kekuatan emang penting. Tapi susah kalo nyerangnya nggak lentur. Makanya harus yang fleksibel. Lagian, badan besar belum tentu performanya stabil" Shani lanjut menjelaskan. Mataku hanya fokus pada mulutnya yang sangat menggoda. Ingin rasanya ku cium saja.

Wajahku semakin mendekat. Shani hanya diam ketika menyadarinya. Aku tak bisa mengontrol diriku yang semakin mendekat. Sedikit lagi hingga aku bisa mencium bibir manisnya itu.

"Hai Ci!" Suara nyaring seorang gadis membuat jarak bibirku semakin menjauh. Kami berdua langsung canggung.

"Sialan!" Ucapku dalam hati

"Hai Muthe! Kenapa?" Tanya Shani kepada gadis bernama Muthe itu. Dari perawakannya, sepertinya gadis ini masih SMA. Tanktop yang ia gunakan membuat bagian dadanya terekspos dan memperlihatkan sedikit belahan. Aku terpaku pada belahan itu tanpa kusadari penisku telah tegang.

Private Sharehouse [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang