Renjun tengah sarapan bersama dengan jaemin walaupun mereka sarapan cukup kesiangan saat ini.
"Nana?" Sang empu lantas melihat kearah renjun.
"Aku mau itu." Ucap renjun menunjuk kopi yang jaemin minum bahkan jaemin sangat ingat kalau renjun tak menyukainya dan mengatakan itu adalah minuman beracun.
"Kau yakin? Ini sangat pahit, dan kau tak menyukainya bukan?"
"Aku mau pokoknya." Ketus renjun dan jaemin mau tak mau memberikannya dari pada renjun nanti menangis karena moodnya sangat berantakan seminggu ini.
"Ini." Renjun langsung menerima dengan sangat senang lalu diapun meminumnya dan menikmati kopi yang dia katakan beracun sebelumnya. Membuat jaemin merasa bingung karena melihat hal itu. Dia tak percaya kalau renjun bakalan sangat suka dengan kopi beracun katanya itu.
Ding! Dong!
Jaemin beranjak untuk membuka pintu kamar asramanya itu.
Ceklek.
Melihat sang sahabat yang datang, jaemin pun langsung merubah wajahnya menjadi sangat datar.
"Kenapa?"
"Apa ada partnermu?"
"Kenapa kau mencarinya?" Datar jaemin dengan aura yang sangat gelap. Jeno menghembuskan nafas beratnya karena sahabatnya itu sangat berlebihan sekali.
"Ini bukan seperti yang ada didalam pikiranmu itu. Aku melakukan ini karena aku membutuhkan bantuannya." Ucap jeno.
Disaat bersamaan renjunpun menyusul jaemin karena dia terlalu nama meninggalkannya di meja makan.
"Renjun-ssi?"
"Kau partner nya Haechan bukan?" Ucap renjun mencoba untuk ingat dan jeno hanya menganggukkan kepalanya.
"Kenapa kemari?" Ucap renjun sembari melihat kearah jaemin setelahnya yang membuat jaemin hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Aku ada perlu denganmu, ah lebih tepatnya membutuhkan bantuanmu." Ucap jeno.
"Bantuan apa?"
"Bantuan mengenai hotpot." Ucap jeno membuat renjun menatap bingung padanya.
"Maksud aku, Haechan sedang sakit dan dia ingin makan hotpot. Dia ingin hotpot buatan mu. Apa kau bisa membantuku? Apa kau bisa membuat hotpot?"
"Hmm." Angguk renjun.
"Baguslah. Tolong bantu aku." Ucap jeno tersenyum lega.
"Ne, tapi kau harus membeli bahannya."
"Aku tidak tahu bahannya apa saja." Ucap jeno apa adanya.
"Bukannya kemarin saat belanja kira membeli untuk membuat hotpot renjun?" Ucap jaemin menatapnya. Dan renjun langsung berubah kesal.
"Kalau dia mau aku membantu, harus dia yang membeli bahannya. Aku tak mau kalau memberikan bahan milikku. Aku juga ingin membuatnya." Kesal renjun lalu diapun pergi ke arah sofa yang ada di depan televisi.
"Aku akan membelinya saja jaemin, dari pada Haechan semakin marah denganku. Tolong kirimkan apa saja bahannya padaku, aku akan jalan ke supermarket sekarang." Ucap jeno lalu diapun pergi dan jaemin hanya bisa menghembuskan nafasnya seketika. Dan jaeminpun pergi mendekat pada renjun setelah mengirimkan bahan yang dibutuhkan jeno untuk membuat hotpot.
Jaemin duduk disebelah renjun tapi dia langsung menjauh dan jaemn kembali mendekat hingga jaemin memeluknya dan mengelus punggung sempitnya
"Maafkan Nana hmm? Lagian jeno juga sudah pergi membeli semua bahannya. Kau harus membantunya." Renjun hanya diam saja.
"Sayang~" rengek jaemin. Renjun yang kesal lantas mengigit leher jaemin hingga pelukannya terlepas lalu diapun berdiri.
"Aku pasti akan membantunya, tapi aku tetap marah padamu, karena kau menganjurkan menggunakan bahan milik kita. Jangan harap kau melakukan apapun padaku termasuk cuddling."
"Tapi nanti kau bisa kena marah, dan kita bisa kena hukuman."
"Aku tak perduli. Aku marah padamu. Bye" Ucap renjun lalu diapun langsung pergi ke kamar mereka dan tiduran dengan selimut yang menyelimuti dirinya sampai keatas kepala.
Jaemin hanya menghembuskan nafas berat karena sepertinya dia akan berakhir bertengkar kali ini dengan renjun.
Disini sekarang jaemren berada di dalam kamar asrama nohyuck, renjun berada di dapur asrama nohyuck untuk membuat hotpot. Sedangkan jaemin dan jeno berada di depan televisi dan Haechan yang masih istirahat.
"Kau datang dengan partner mu tadi, tapi kenapa dia sangat ketus sekali? Kalian bertengkar?"
"Hmm aku cukup bingung, karena moodnya seminggu ini " Ucap jaemin.
"Aku juga merasakan hal yang sama, Haechan jadi terlalu perasa belakangan ini. Aneh sekali." Ucap jeno.
"Itu tak aneh karena haechan memang sudah sangat petakilan sejak awal." Ucap jaemin datar.
"Wah, kau ini. Tapi aku juga tak bisa marah karena bagaimanapun perkataanmu itu benar tapi ntah kenapa itu menjadi daya tarik untukku." Ucap jeno.
"Terserah." Datar jaemin. Disaat bersamaan renjun mendekat pada kedua dominan yang cukup mirip tapi berbeda segalanya.
"Bangunkan Haechan. Aku tunggu di meja makan." Ucap renjun ketus dan diapun pergi sedangkan jeno langsung masuk kedalam kamar dan jaemin yang menuju meja makan.
Di meja makan.
Haechan dan jeno bergabung di meja makan dan renjun langsung tersenyum begitu saja pada haechan.
"Cobalah, semoga sesuai dengan selera mu." Ucap renjun dan Haechan hanya menganggukkan kepalanya lalu mencoba hotpot buatan renjun dimana membuat dia terdiam sebentar dan menatap renjun.
"Ini sangat enak renjun." Ucapnya riang.
"Syukurlah." Ucap renjun lega.
"Renjun-ssi? Apa hanya Haechan saja yang di persilahkan makan? Bagaimana dengan aku dan jaemin?* Ucap jeno.
"Aku membuat ini untuk Haechan bukan untukmu ataupun jaemin, jadi kalian tak perlu mencoba " ucap renjun ketus membuat jeno mengangguk belakang kepalanya yang tidak gatal dan jaemin hanya memaklumi sifat rollercoaster partnernya itu.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Partner (jaemren)🔞
FanfictionHuang Renjun tertipu karena memasuki sekolah itu karena ternyata maksud dari sekolah itu adalah memiliki partner sex tapi renjun juga tidak bisa keluar, hingga dia harus merelakan hal yang telah dia jaga selama ini untuk partnernya Na Jaemin. akanka...