ch 5

27.6K 2.1K 87
                                    

Jangan lupa vote.

Enjoy...

Eunghh

Alvias menggeliat tak nyaman di atas kasur, sinar matahari yang masuk melewati gorden kamar membuat sang empu mengernyit dan mengerjapkan matanya.

Mata itu terbuka sayu, terlihat pupil mata abu-abu kelam. Menguap lebar. Alvias bangun, berjalan sempoyongan ke arah bathroom.

Tak lama setelah Alvias memasuki bathroom, seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Adik, cepat bangun dan kita sarapan bersama di bawah," tidak mendapat jawaban, akhirnya Rezvan masuk kedalam. Melihat ke atas ranjang yang kosong, Rezvan mendengar suara gemericik air di dalam bathroom

Pemuda jangkung itu membaringkan tubuhnya di atas ranjang, memejamkan matanya, lalu menghirup dalam-dalam aroma Vanilla dengan sedikit campuran Strawberry dari selimut Alvias. Pendengaran nya yang tajam, berfokus mendengarkan suara gemericik air. Pasti dia sangat indah, saat tidak mengenakan apa-apa pada tubuhnya.

Lima belas menit berlalu, Alvias keluar hanya mengenakan bathrobe dan handuk kecil di atas kepalanya. Melirik sekilas ke arah ranjang yang di isi seonggok daging. Alvias mengabaikan nya.

Masuk ke dalam WIC (walk in closet), mencari baju yang menurutnya nyaman. Pilihannya jatuh pada kaos oversized hitam, dengan celana senada di bawah lutut.

Dengan santai Alvias melepaskan bathrobe nya, lalu mengenakan pakaian yang tadi di pilih nya. Baju itu terlalu besar, membuat bahu Alvias terekspos.

Saat Alvias berbalik, dia di kejutkan dengan keberadaan Rezvan yang bersandar di pintu WIC. Sejak kapan pemuda itu berada di sana? Lagi-lagi Alvias tidak menyadari hawa keberadaan nya.

"What are u doing there?" Mata Alvias memicing tajam.

"Menunggu mu selesai berpakaian, apalagi." Jawab nya santai, "cepatlah, papa sudah menunggu kita di bawah."

Alvias mendatar kan wajahnya, berjalan melewati Rezvan, sebelum tubuhnya melayang. Rezvan menggendongnya koala.

Alvias mendongak, menatap datar pemuda yang menggendongnya, "Turun."

"Seperti ini saja, kita sudah terlambat tiga menit." Menekan kepala Alvias pada dada bidangnya.

Menghela nafas pasrah, Alvias menyamankan posisinya. Mereka berjalan keluar dari kamar Alvias.

Tidak sadar kah Alvias, jika telinga Rezvan sudah memerah?
.
.
.
Tap! Tap! Tap!

"Kalian terlambat tujuh menit."

Baru saja mereka sampai di ruang makan, mereka sudah di sambut oleh ucapan sarkas kepala keluarga.

Rezvan mendudukkan Alvias di kursi sebelahnya, "Kami minta maaf, pah." Menundukkan sedikit kepalanya, Rezvan duduk di kursi biasa dekat dengan Carlos.

Carlos mengangguk singkat, "Makan." Kata Carlos ketika melihat semua sudah di meja makan.

Semua orang sarapan dengan tenang, mengikuti tata krama keluarga Fernandez yang melarang berbicara selama makan.

Alvias si oke-oke saja, di kehidupan sebelumnya Alvias sudah terbiasa makan sendiri dan tidak berbicara ketika sedang makan. Tidak sopan.

Malahan jika Alvias sudah bertemu makanan, dia tidak akan mempedulikan lagi sekitarnya.

🐰🐾

Saat ini Alvias sedang asik menonton serial Pororo, di temani dengan memakan buah kesukaannya, Buah naga. (Disini siapa yg suka buah naga juga? Vy suka bgt sm buah yg satu ini ≧(エ)≦ ).

destroying the grooveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang