(I). Meet a mysterious man
.
..
...
....
.....Tik, tok, tik, tok... Boom!
Sebuah ledakan besar menggema memekakkan telinga, api yang bergobar memenuhi cakrawala tampak membentuk semua pemandangan yang amat cantik.
"Wah, lagi-lagi Hyung-nim membakar hutan pribadi milik keluarga. Bagaimana tanggapan Ketua, ya?"
Seorang pria jangkung berdiri di sisi seseorang yang lebih pendek, "biarkan saja, Hyung-nim putra tinggal Ketua pasti apa pun yang dia lakukan bisa diberi toleransi. Bukankah itu suatu hal yang biasa terjadi, Jimin Hyung?"
Jimin--seseorang yang memberikan komentar di awal--hanga mempoutkan bibirnya, rasanya tidak adil mendengar fakta bahwa ada perlakuan istimewa yang diterima oleh Hyung-nimnya.
"Jungkook-ah, bukankah ini tidak adil? Bagaimana bisa Yoongi Hyung-nim mendapatkan hak istimewa seperti itu padahal dia baru saja tiba di Korea beberapa bulan lalu?"
Jungkook menghela napas jengah, "Hyung, Hyung-nim putra tunggal Ketua. Mau dia baru datang kemarin pun, Ketua akan tetap memberikan perlakuan istimewanya kepada Hyung-nim. Sudahlah, bagaimana pun kita hanya anggota biasa. Berhenti mengeluh dan coba untuk berpikir bagaimana cara memadamkan api ini, Hyung."
"Aish, menyebalkan sekali!"
Yoongi--putra tunggal Ketua Min--menghirup udara yang terasa panas itu, tubuhnya serasa terbakar akan tetapi ia tak terganggu sama sekali. Bagaimana pun juga membakar sesuatu adalah hobinya, sudah beberapa kali ia membakar hutan ini karena merasa puas akan kerja keras orang-orangnya yang bisa mengurus hutan milik keluarganya dengan baik.
"Sudah lama sekali aku tidak merasakan kebebasan ini," gumamnya.
Yoongi diberikan tugas untuk menyelundupkan berbagai obat-obatan di berbagai club malam, di kasino dan juga pada petinggi perusahaan besar yang ada di Korea. Ayahnya memberikan tugas yang cukup berbahaya kepadanya, benar-benar menyebalkan sehingga ia harus berkali-kali berurusan dengan para intel yang memburunya.
Yoongi memberikan sniper yang sebelumnya ia pakai untuk membidik beberapa pohon yang ada di sana ke salah satu bawahannya, "jangan ganggu aku untuk beberapa hari ke depan," jelasnya.
Jungkook yang mendengar penuturan Yoongi kepada salah satu bawahannya itu mengeyit, "Hyung-nim, barang yang dipesan Ketua akan datang di hari esok. Jadi, Hyung-nim tidak bisa meninggalkan kami begitu saja," jelasnya.
Yoongi mengibaskan tangannya, "urus itu, Jungkook-ah. Aku percayakan semuanya kepadamu, aku hanya akan mengambil waktu liburan beberapa hari saja. Aku janji, minggu depan aku kembali."
Jimin mengepalkan tangannya sesaat, "Hyung-nim, hal itu tidak bisa dilakukan sesuka hati. Anda harus menerima izin dari Ketua terlebih dahulu baru bisa berlibur," jelas Jimin penuh akan penekanan.
Yoongi meletakkan telunjuknya di depan bibir, "tolong rahasiakan ini, Jimin-ah. Aku janji, aku akan menaikan gajimu bulan ini," Yoongi melambaikan tangannya ke arah Jimin dan Jungkook, "selamat tinggal anak buahku tersayang~"
Jungkook menahan tubuh Jimin yang berniat mengejar Yoongi, "tahan, Hyung."
"Lepaskan aku, Jungkook! Biarkan aku membunuh manusia sialan itu!"
"Jimin Hyung!"
***
Taehyung menatap hutan yang terbakar dari atas tebing, hutan itu bertepatan dengan hutan milik keluarganya. Kira-kira siapa pelaku dari pembakaran hutan tersebut yang bisa membuat potensi peperangan terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter and Sweet (Taegi)
FanfictionDisclaimer! - BxB - Top! Taehyung Bot! Yoongi - Not safe for children Cerita ini hanya berisi oneshoot or drabble shoot, di mula yang manis hingga yang pahit sekali pun. And, welcome to my universe! Big love from me: Lilykiyowo_