S E M B I L A N

1.5K 127 13
                                    

Melissa's Diary

S E M B I L A N

"Latihan band juga berenti dulu dua minggu," ucap Cameron.

"Ih, kok gitu?!" ucap Melissa tidak terima.

"Lo lagi sakit. Jangan sok-sok kuat," ceramah Cameron.

"Emang kuat. Gue gak letoy-letoy kayak banci, tau." Melissa memutar matanya kesal.

"Yaudah sih. Jadwal band kan gua yang ngatur. Suka-suka gue." Cameron tersenyum miring.

Mereka berdua terus berdebat hingga yang lain melihat mereka berdua bingung. Oh, kecuali Jane. Jane selalu tau apa yang terjadi, bagaimana pun caranya.

Nicky pun berdeham dan membuka mulut, "kalian berdua udah kenal lama, ya?"

Mereka berdua otomatis menengok ke arah Nicky yang menatap mereka berdua dengan tatapan bertanya.

"Eh?" ucap mereka berdua serempak.

Cameron dengan gaya cueknya sedangkan Melissa menggaruk tengkuknya.

"Asal tau nama doang," ucap Melissa. Berbohong tentunya.

Cameron melirik Melissa menahan tawa sedangkan Melissa menatap tajam Cameron.

"Bohong amat," ucap singkat Richard.

"Apa yang membuat lo mikir kayak gitu?" tanya Cameron tak suka.

Richard berdeham lalu terkekeh. "Gue ngedeketin Melissa sampe berbulan-bulan. Lo sama Melissa cuma gara-gara band aja bisa ribut kayak udah deket setahun gini."

Cameron dan Melissa mengangkat kedua alisnya. Keduanya memang cuek sih.

"Eh, by the way, mantan lo siapa, Mel? Yang lo dedikasiin waktu audisi waktu itu?" tanya Terry heran.

"Tunggu, mantan?" tanya Rachel.

"Iya, Melissa dedikasiin lagunya buat mantan dia," ucap Nicky.

"Jangan-jangan...?" Semua orang kini menatap Cameron. Cameron yang ditatap seperti itu hanya mengangkat alisnya cuek.

"Lo kapan jadian?"

"Lo kapan putus?"

"Kok lo gak cerita sama gue?"

"Lo kok main rahasia-rahasiaan sama gue?"

"Kok dia bisa mau sih sama lo?"

Mereka semua menyerbu Melissa dan Cameron. Melissa dan Cameron yang diserbu hanya bisa berjalan mundur hingga tak bisa kemana-mana karena punggung mereka sudah sampai tembok ruang kesehatan.

"Jangan sok tau lo. Gue bukan mantan Cameron," ucap Melissa gugup.

"Oh jadi lo gak menanggapi kehadiran gue dalam hidup lo selama satu setengah tahun, Mel?" Cameron mulai protes.

"Bego," gumam Melissa.

"Heh, gue punya telinga kali."

"Gue ngomong gitu biar gak ditanya-tanya, bego." Melissa mulai kesal dan menginjak kaki Cameron.

"Ooh." Cameron mengangguk mengerti. "Terus gimana dong sekarang?"

Melissa tidak yakin Cameron pernah menjadi mantannya. Ia sama bodohnya dengan Richard.

Atau jangan-jangan tipe gue yang bego-bego kayak Richard? Idih, gak mungkin.

Melissa menggelengkan kepalanya mengusir pikiran aneh itu.

Di depan mereka berdua masih berdiri teman-temannya itu meminta penjelasan.

Melissa menatap Cameron.

Cameron menatap Melissa.

Mereka berdua mengangguk setuju.

Satu.

Dua.

Tiga!

Mereka menerobos teman-temannya itu berlari sampai kantin.

"HEH MAU KEMANA LO? KAMPRET."

"MONYONG, JANGAN KABUR LO."

"Bego."

"ANJRIT, GUE BELOM DAPET JAWABAN."

"MELISSA, JANGAN BIARKAN PERTANYAAN INI BERTEPUK SEBELAH TANGAN."

Teriakan aneh-aneh langsung keluar dari mulut mereka berlima. Dan yang pasti, kalimat terakhir dilontarkan oleh Richard.

-Melissa's Diary-

Pulang sekolah, Melissa seperti biasa sedang mengobrol dengan Melody. Melody tentu tertawa mendengar apa yang terjadi. Tentang Melody dan Peter? Tak usah ditanya, mereka selalu perang mulut terus.

Terdengar suara mobil terparkir dari rumah sebelah. Keluar lelaki berambut coklat berantakan dari mobil dengan gitar di punggungnya.

"Gue gak tau tetangga sebelah punya anak," ucap Melissa bingung.

"Apa sih yang lo tau." Melody menoyor kepalanya. "Kenneth Alexander Preston namanya. Blasteran Amerika-Indonesia. Homeschooling tapi dia pinter banget. Suka nulis lagu di taman komplek ini setiap hari Rabu sore. Gue pernah denger dia nyanyi, suaranya bagus banget. Mirip-mirip sama Shawn Mendes gitu," jelas Melody panjang lebar.

"Gebet, gih." Melissa tersenyum iseng sambil menyikut Melody.

Melody memutar matanya bosan. "Itu kalimat yang selalu lo ucapin setiap gue ngejelasin biodata laki-laki."

"Iya lah. Siapa coba yang bisa ngapalin biodata selengkap itu kayak psikopat," ejek Melissa.

"Gak lengkap tau." Melody mendengus kesal.

"Tanggal lahirnya kapan?"

"15 November 1999."

"Golongan darah?"

"O."

"Makanan favorit?"

"Quiché."

"Dan lo mengaku kalo lo gak tau biodata lengkap semua orang," ucap Melissa sarkastik.

Melody hanya mencibir menerima perkataan Melissa barusan. Well, memang tidak semua orang. Tetapi ia tau biodata orang terdekatnya.

"Oh ya, soal Peter." Melody membuka mulut.

"Gue baru dapet info lagi." Melissa mengangkat alisnya. Ia tidak pernah memiliki urusan dengan Peter.

"Apa hubungannya sama gue?" tanya Melissa.

"Dia mantan Terry dan lagi nyari tau Terry ada dimana. Dia kayak psikopat." Melody bergidik ngeri.

-Melissa's Diary-

"Gila lo." Jane keluar dari tempat persembunyiannya dan melihat kearah lima lelaki yang ada dihadapannya.

Lima lelaki itu tersentak melihat keberadaan Jane secara tiba-tiba.

"Sejak kapan lo disitu?" Salah satu dari kelima cowok itu bertanya dengan was-was.

"Cukup lama untuk mengetahui segalanya," ucap Jane santai.

"Jangan bilang apa-apa ke temen-temen lo," ucapnya panik.

Jane hanya mengangkat bahu cuek lalu pergi.

"Awasin dia."


A/n
22 Juli 2015

GUE TAU INI LATE UPDATE BANGET HUAAAAA MAAAP.

BUNTU

BANGET NGET NGET.

DAN MAAF INI PENDEK.

DAN KAYAKNYA INI BANYAK BANGET CERITANYA TENTANG MANTAN.

SEHARUSNYA MANTAN SERIES AJA YA -,-

MAAF MAAF LATE UPDATE BANGET.

makasih yang masih mau baca :'))))

Sincerely,

Tffnywbsn


[TS 2] Melissa's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang