Dokter, perawat, pasien atau pengunjung yang ingin menjenguk kerabat menjadi penunggu rumah sakit.
Memenuhi lorong atau kursi tunggu kadang bahagia kadang panik tapi, untuk Violet dan Lusyna mereka berlari dengan panik menuju UGD.
"Mas!"
"Astaga honey" Bram menghampiri Violet, memeluknya agar tenang karena raut pucat sang istri benar-benar menakutkan.
"Fera gimana?" Tanya Violet dan Lusyna bersamaan.
"Belum tau dokter masih belum keluar." Ujarnya sambil memperhatikan pintu UGD.
Sedangkan Azka ia masih terduduk di kursi tunggu sambil menunduk. Kedua tanganya bertaut menyembunyikan getaran ketakutan yang masih belum hilang.
"Az.." Violet duduk disebelah kiri Azka dan memeluknya diikuti Lusyna disebalah kanan.
Azka menatap kosong Violet. Mata dan hidung nya memerah bahkan bibirnya bergetar terlalu kelu untuk mengeluarkan satu kata.
"Iya sayang kamu tenang ya.. semua akan baik-baik aja." Violet kembali memeluk Azka menenangkan namun nyatanya ia takut dan ingin menangis juga.
Putranya yang tangguh kini menangis dipeluknya dengan tubuh gemetar. Putra nya yang dewasa menjadi anak kecil. Dan sekarang ia tidak tau kondisi sosok yang sudah dianggap putrinya.
Gavin yang baru saja tiba habis memberi air minum untuk Azka hanya berdiri tak jauh dari Bram tidak ingin menganggu disaat konsisi Azka yang kacau.
Tak lama seorang perawat keluar dengan panik masih menggunakan masker dan baju steril nya.
Meraka bangkit lalu menghampi perawat tersebut.
"Maaf tuan, nyonya pasien kekurangan darah kita butuh darah AB- secepatnya, rumah sakit ini tidak memiliki stok darah golongan AB."
Benar, karena darah golongan AB adalah golongan darah langka. Kejadian ini pernah dialami Azka dulu, saat Fera masih terbaring koma.
Langka nya golongan darah tersebut membuat Azka frustasi bahkan ia menghacurkan rumah sakit yang tidak becus karena tidak menyediakan stok darah.
Dan saat itu lah ketua black spider atau Arthur Jonathan memberikan bantuan, ia memberikan kantong darah secara percuma. Sangat mencurigakan tapi karena kondisi yang terdesak ia menerima nya tanpa pikir panjang.
Saat kondisi Fera sudah teratasi dan stabil barulah Azka menghampiri ketua organisasi itu.
"Kau mirip seseorang." Azka menatap datar dan tidak percaya kepada Arthur.
Ia sama-sama saling menggunakan topeng untuk menyembunyikan identitas bagaimana bisa ia menyimpulkan bahwa wajahnya mirip seseorang yang bahkan ia belum pernah melihat wajahnya?
"Melihat seseorang yang putus asa itu menyenangkan." Untuk alasan kedua Azka lebih percaya.
Tapi siapa yang tau sejak awal mereka sudah terikat.
Mendengar ucapan perawat itu ketakutan Azka makin menjadi, ia menghubungi Edward agar cepat menemukan seseorang dengan golongan darah AB.
Sama seperti Azka, Bram dan Gavin juga menghubungi seseorang.
Tidak peduli bahwa itu seorang buronan atau narapidana sekalipun.
Rasanya nya waktu berjalan dengan lambat ketakutan kembali menyerangnya bahkan tanpa sadar tubuhnya kembali gemetar.
"Maaf tuan apakah anda sudah mendapatkan pendonor? Kondisi pasien benar-benar menghawatirkan." Perawat itu mendesak dengan wajah tertutup masker.
Azka mengetatkan rahang ia kembali menghubungi Edward. "Kau ingin mati Ed! Ku beri waktu 2 menit atau kepala kau benar-benar terpisah."
KAMU SEDANG MEMBACA
FERAZKA
Teen FictionBukankah itu kejam, hidup seperti marionette Namun, hidup sebagai orang lain itu jauh lebih sakit Apa yang harus dilakukan? Menyerah? Tidak semudah itu bajingan Lalu, berjuang? Tubuh rapuh ini sudah cukup berjuang sendiri $ "Akan ku balas semua perb...