03. Murid Pindahan

517 114 90
                                        

***

Setelah kejadian tadi malam, Arza masih teringat akan gadis yang dia jumpai di arena balapan.

Mari kita lupakan sejenak.

Arza kini sedang bersiap siap ingin berangkat ke sekolah dan sudah ia pastikan bahwa hari ini tidak ada tanggal merah, dia tidak memberi tahu orang tuanya tentang insiden tadi malam. Memang sudah begitu harusnya tiap kali dia terluka di arena balap maka Arza tidak akan pulang ke rumah dan meminta izin menginap di rumah sahabatnya dengan alasan ingin sekalian mengerjakan tugas kelompok.

"Bunda, Arza berangkat." Arza menuju ke bagasi setelah berpamitan dengan sang bunda, bagaimana dengan Theo? Ayahnya sedang kerja dinas keluar kota selama seminggu.

Di jalan Arza bersenandung ria sambil menghitung jumlah harta warisan yang akan ia dapatkan kelak, memang agak random berandalan satu ini.

"I'm a motherfuckin' starboy..." Saat asik berkendara dia melintas di lampu merah mau tidak mau dia menghentikan motornya, Arza merogoh kantong celana berniat ingin merokok sebentar namun ia urungkan niatnya saat sebuah motor berhenti tepat disebelahnya, Arza menoleh dan mendapati seorang gadis yang mengenakan seragam SMA sama seperti dirinya.

"Satu sekolah?" Batin Arza, dia memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah merasa tak asing dengan gadis itu.

Ah iya gadis itu adalah gadis yang malam tadi ia lihat sedang dikejar polisi saat di arena balapan, Arza mengangkat bahunya acuh tak acuh padahal dia penasaran dengan gadis itu.

Lampu hijau menyala, Arza langsung menancap gas menuju ke sekolah l.

***

Sesampainya di sekolah...

Arza memarkirkan motor kesayangannya di parkiran, belum sempat melepas helm gadis barusan yang ia temui di lampu merah ikut memarkirkan motornya disamping Arza, spontan ia menoleh. Ini kan parkiran khusus anak Lazuard, apakah dia anggota baru di geng? Tapi jika dia anggota baru harusnya anggota lain meminta izin dahulu kepada Arza karna dialah ketuanya.

Arza masih menatap gadis yang berasa disampingnya kebingungan, karna merasa diperhatikan gadis itu menoleh.

Hmm kalau dilihat lihat dari wajahnya lumayan cantik, matanya bulat berwarna hitam legam, pipinya tirus, kulit seputih porselen ditambah dengan rambut panjangnya yang di kuncir kebelakang.

"Apa lu liat-liat?!" Gadis itu tiba tiba buka suara, Arza tersentak kaget bisa bisanya seorang ketua geng Lazuard yang ditakuti oleh semua penghuni sekolah baru saja di bentak seorang gadis yang baru saja ia temui?

"Lu kenapa parkir dimari? Ni tempat parkir buat anak Lazuard." Arza berdehem sambil menunjuk palang bersimbol serigala dengan teks -Lazuard Area- dengan dagunya.

Gadis itu mengangkat kedua alis, matanya mengikuti ke arah yang ditunjuk Arza lalu dia terkekeh geli.

"Pfftt anak Lazuard yang ketuanya sok jago itu? Suka-suka gue lah mau parkir dimana emang sekolah punya bapak lu? Lu pasti suruhan ketua geng lu kan?" Dia menatap remeh ke arah Arza, yang ditatap hanya mengusap tengkuknya.

"Hey girl listen to me, gua emang ketuanya dan sekolah ini emang punya bapak gua." Setelah mengucapkan kalimat itu Arza pergi begitu saja menuju kelas.

*Ctarrr!

Bagai disambar petir gadis itu langsung terdiam melihat Arza yang sudah pergi menjauh. Dia berdecih kesal.

***

Sesampainya di kelas XI IPS Arza langsung melempar tasnya ke kursi lalu duduk bersandar.

"Gimana Za lu udah mendingan?" Ucap Aksa yang duduk di samping Arza.

Arzachel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang