02. Gadis Misterius

528 113 41
                                    

***

Arza sekarang sedang bersantai di rumah Aksa dan Alfaza mumpung mba Lia lagi kerja yasudah mereka numpang main di rumah Aksa lagian hari ini tanggal merah, dari pada disuruh ini itu di rumah sendiri mending ngadem. Itu sih kata Arza ya.

"Eh Al mba Lia udah punya pacar belum?" Ini Alfaza yang ngomong sambil makan ciki, nyantai rebahan di sofa.

Aksa yang lagi sibuk main hp sambil makan kacang tiba tiba menoleh mendengar nama kakanya di sebut barusan, dia ngangkat sebelah alisnya.

"Udah lah njir ngapa lu? mau embat kaka gua? gua tonjok lu." Aksa melempar kacang yang barusan mau dia makan ke wajah Alfaza reflek dia bangun, untung bukan hp yang dilempar hilang nanti muka ganteng dia.

Arza cuma nyimak sambil makan popcorn, lumayan bioskop gratis.

"Wow selow, gua cuma nanya jangan marah marah gitu dong ntar gantengnya ilang, Alfaza naik turunin kedua alisnya ke arah Aksa.

Aksa menatap jijik ke arah Alfaza.

"Najis lu kutil kuda, apaan kaya gini dikata murid teladan hobi godain cewe sana sini sekalian noh biduan lu godain sampe mampus." Aksa pergi ke kamar lalu membanting keras pintu kamar.

Alfaza menghela nafas kecewa sambil menatap Arza yang juga menatapnya, dia hanya menaikkan bahunya tak tau harus berbuat apa.

"Buset dah langsung ngamuk kaya cewe lagi pms aja." Ucap Alfaza.

***

Malam tiba, hari dimana jadwal balapan mereka dilaksanakan, balapan antar geng.

Nama geng mereka adalah Lazuard yang berarti batu pertama biru, tentu saja Arza yang memilihnya, diketuai oleh dia sendiri dan Aksa sebagai wakil.

"Bunda anak ganteng mu keluar dulu ya bentar." Arza berjalan ke ruang keluarga tempat sang ayah dan bunda sedang bersantai sambil menonton televisi, Dhea menoleh ke arah Arza yang sudah rapi dengan jaket kulit hitamnya.

"Bentar bentar tapi pulangnya tengah malem ck." Dhea berucap sambil memutar bola matanya malas.

Arza tersenyum paksa, memang benar sih tiap dia keluar malam ngomongnya bentar eh pulangnya tengah malam. Dia menatap sang ayah sambil memasang wajah memohon agar diberi izin.

Theo menghela nafas. "Pulangnya jangan tengah malam awas aja."

Arza bersorak dalam hati emang the best ayahnya ini walau kadang ngeselin. "Ay ay kapten." Arza memberikan hormat lalu pergi ke bagasi mengambil motor kesayangannya.

***

Sesampainya di arena balapan.

Arza melepaskan helm full facenya sambil melihat sekeliling, sudah banyak orang yang berkumpul untuk menonton.

"Za lu beneran mau balapan sama dia? lu tau kan dia bakal lakuin apapun biar bisa menang dari lu." Seseorang menepuk bahu Arza, itu Aksa.

Yang dimaksud oleh Aksa adalah Rio anak kelas XII IPS, musuh bebuyutan Arza dulu mereka sering bertengkar dan masuk ruang BK namun sekarang mereka bertengkar lewat balapan. Ya, balapan liar saling taruhan.

Rio terlihat sedang tersenyum remeh dari sebrang sana, Arza hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan sahabatnya barusan.

***

Deretan peserta yang mengikuti balapan liar sudah berbaris rapi dengan motor kebanggaan mereka masing masing, termasuk Arza dan Rio.

"Woi ingat taruhan kita." Rio berucap ke arah lawan tandingnya malam ini, Arza hanya menoleh sejenak tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Arzachel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang