CHAPTER 27

12.4K 512 23
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.

"Aa' ais ngidam"
Ucap aisfa yang mengalihkan perhatian gus alzam, selama beberapa hari hamil baru sekarang dia ngidam?

"Kamu ngidam apa hmm? aa' belikan sekarang"

"Aku mau sate ayam"

"Yaudah aa' keluar belikan ya"

"Gak aku gak mau, aku mau gio yang belikan"
Jawabannya sumringah, ayolahhh aisfa baru kenal gio beberapa hari yang lalu sekarang malah dia ngidam gio yang membelikan nya?

"Sayang kan aku di sini, aku aja yang belikan ya, gio mungkin sekarang sibuk jadi biar aa' aja yaa"
Ucap gus alzam berusaha membujuk istri nya

"Gak mau, pokoknya mau gio yang belikan, titik!!"

Jawab aisfa tidak ingin di bantah, gus alzam hanya bisa mengembuskan napas pasrah, ia langsung mengambil handphonenya dan menelpon gio untuk menuruti apa yg istrinya mah

Berdering, dan beberapa saat kemudian terdengar suara salam dari sebrang sana

"Assalamualaikum, kenapa bos? Ada yang bisa gue bantu?"
Tanya gio di sebrang sana

"Ke rumah saya cepat, istri saya ngidam sate dan ingin kamu yang membelikan nya"
Tunggu, ia tidak salah dengar kan? Sepertinya tidak, dari nada ketuanya saja sudah seperti itu

"Gu--gue bos? Harus gue gitu?"
Jawab gio gugup

"Lalu jika tidak kamu kenapa saya menghubungi kamu?"

"I--iya juga, yaudah gue ke sana sekarang"

Jawab gio gugup, bagaimana tidak gus alzam menggunakan bahasa baku, memang ia sering menggunakan bahasa baku tapi dengan nada yang santai, lah ini? Nada nya kayak mau bunuh orang

"Kenapa lo gugup gitu?"
Tanya Tio

"Bukbos ngidam sate tapi harus gue yang beliin dia dan di antar ke rumah nya"

"Ya terus?"
Tanya Tio tidak faham

"Ya terus apa nya? Lo gak denger tadi nada pak bos kayak mau bunuh orang, gimana gue gak takut, istrinya ngidam minta di beliin sama orang lain gimana gak marah dia"
Jawab gio kesal karena kelemotan teman nya

"Derita lo sih kata gue, yaudah sana cepetan ke rumah zefano, bukbos juga lagi ngidam gak baik di tunda-tunda"
Timbal Rio

"Ya Allah apakah ini akhir riwayat hamba, belum siap mati ya Allah, belum nikah gue, belum gendong bayi juga"

"Drama banget lo, udah sana cepetan, ntar zefano makin marah yang ada lo kelamaan"
Jawab Devan

"Ck iya-iya, demen banget lo pada liat temen sendiri sengsara"
Ucap gio dan langsung berdiri keluar ke parkiran

•••••

Suara bel berbunyi yang membuat aisfa dan gus alzam mengalihkan perhatian mereka

"Itu pasti gio"
Ucap aisfa senang dan langsung ingin turun dari kasur nya tapi di hadang oleh gus alzam

"Biar aku yang buka, kamu turun belakang, hati-hati jangan lari, inget di dalam perut kamu ada malaikat kecil yang harus kamu jaga"
Ucap gus alzam sambil memegang pergelangan tangan aisfa

Gus alzam segera saja turun ke bawah dan membuka pintu, di sana terlihat gio yang sudah berdiri dengan membawa sebungkus sate di tangan nya

"Hehehe.... Bos ini sate yang bukbos mau, gue izin pamit ya"

"Eh gio udah sampe, sini masuk duduk dulu"
Ucap aisfa yang tiba-tiba berada di belakang gus alzam

"Eh... Gak.... Gak usah bukbos, gue mau langsung balik aja"
Jawab gio menolak keras

"Saya maksa, ayo ke dalam"

"Masuklah, kalo itu yang istri saya mau"
Ucap gus alzam dengan tatapan mata yang sudahlah tidak bisa di jelaskan

Gio segera saja masuk dan duduk di ruang tamu, ia masih canggung dengan keadaan ini, sedangkan di pelaku aisfa? Jangan di tanya, ia malah senyum-senyum di saat gio keringat dingin di sana

"Ni gue bisa pulang dengan selamat gak ya? Atau gue pulang tinggal nama aja? Nyesel gue tadi gak tulis surat wasiat dulu"
Ucap gio dalam hati nya

"Kamu tunggu di sini, saya mau ambilkan piring dulu"
Ucap aisfa dan meninggalkan mereka berdua

"Berapa?"
Tanya gus alzam yang membuat gio terkejut

"Be--berapa apanya bos?"
Tanya gio gelagapan

"Berapa sate ini kamu beli? Biar saya ganti"

"Gak.... Gak usah lu ganti bos, gue ikhlas kok, ikhlas banget malah"

"Katakan saja, saya akan ganti"

"Serius bos gak usah lu ganti gue bener-bener ikhlas, lagian kan bukbos lagi ngidam gak papa sekali-kali bantuin bumil"

Jawab gio berusaha menyembunyikan kegugupannya, aisfa akhirnya datang dengan satu piring dan satu garpu, lalu ia menyodorkan nya di depan gio yang membuat gio terkejut

"Loh... Bukbos kenapa piring nya di taruh di depan gue?"

"Ya buat kamu makan sate nya lah"
Jawab aisfa enteng yang membuat gio semakin gelagapan, sudahlah memang ini hari terakhir nya

"Gak.... gak usah bukbos, kan bukbos yang ngidam bukan gue, jadi bukbos aja yang makan"

"Itu tadi, sekarang saya mau lihat kamu yang makan"
Jawab aisfa dengan senyum nya, menurut gio itu senyum yang paling menakutkan untuk nya

"Ayolah makan, gak usah malu-malu anggap rumah sendiri"
Lanjut nya, yaa rumah, rumah terkahir nya batin gio

•••••

"Gimana tadi lu di sana?"
Tanya Zaki yang penasaran dengan kejadian apa yang teman nya itu alami di sana

"Kagak usah di tanya, gue trauma ingat itu"

" Emang boleh se trauma itu? Uuu.... Trauma atuuuttt"
Ejek Tio yang membuat gio emosi

"Sialan lu, gue doain semoga lu juga ngerasain yang gue rasakan

" Hahh.... Mulai lagi ini anak dua, oiya btw zak... Bagaimana masalah teror itu? Lu udah selidiki?"
Tanya Devan

"Udah, dan emang bener itu zayyan"
Jawab nya

"Tu anak bener-bener, masalah dia apa sih? Masalah masa lalu? kan itu bukan zefano yang salah"
Timbal Rio

"Ya memang bukan zefano yang salah, tapi gue"
Balas Zaki dengan nada lirih namun masih di dengar oleh mereka, yang membuat seketika mereka terdiam


Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh bagaimana part kali ini? Seru? Bonus nihh Doble up, lebih semangat lagi yaaa, kapan-kapan lagii🙌🏻🙌🏻🙌🏻
Babayyyy assalamualaikum

Cinta Seorang Gus Alzam [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang