02

619 33 0
                                    

°~°

Tahun demi tahun pun berlalu.

Kini bayi mungil itu sudah berusia 6 tahun,ia tumbuh menjadi anak yang baik , manis,penurut,dan mandiri.

Ia sering membantu meringankan pekerjaan para suster,seperti menyapu halaman,mencuci piring setelah makan,dll.

Suster-Suster di sana,seringkali meminta gawin untuk tidak melakukan itu.
Bukan tanpa alasan,di karena kan gawin memiliki penyakit Asma yang seringkali kambuh ketika ia merasa kelelahan.
Tapi,anak manis itu sungguh keras kepala.
Bagaimana pun ,ia tetap saja melakukan pekerjaan-pekerjaan itu.
Padahal anak seusia nya,biasa nya hanya fokus bermain saja.

~

"Gawin sayang... Kamu tidak perlu menyapu hari ini,ada suster Siska yang akan mengerjakan nya,kau bermain lah bersama teman-teman mu". Ucap salah seorang suster yang sangat dekat dengan gawin.

"Tidak apa-apa sustel,awin senang menyapu halaman". Ucap bocah kecil itu membuat suster Hana merasa gemas.

"Anak ini terlalu dewasa untuk usia nya,tega sekali orang tua yang sudah membuang anak manis ini"

Keluh suster karena merasa iba melihat bocah kecil itu,harus bersikap dewasa di usia nya yang masih belia.

"Sustel... Apa hali ini Mix sudah akan di jemput olang tua asuh nya?". Ucap bocah kecil itu dengan suara kecil nya yang lirih.

Suster Hana yang mendengar itu semakin merasa sedih.
Pasal nya,sampai saat ini gawin kecil belum mendapatkan orang tua asuh.

Sedangkan teman-teman yang seusia nya,sudah banyak yang mendapatkan orang tua asuh nya.

Mungkin ini juga yang menjadi alasan kenapa bocah kecil ini,lebih sering membantu para suster ketimbang bermain.

Karena, anak-anak yang tersisa sekarang rata-rata berusia di bawah diri nya.

"Iya gawin... Hari ini Mix akan pergi bersama orang tua asuh nya,apa dia sudah berpamitan dengan kamu?".

Mendengar ucapan suster Hana ,gawin pun menggelengkan kepala nya,
Ekspresi di wajah nya tampak sedih.

"Mungkin mix lagi mengemasi barang-barangnya,ayo kita ke kamar nya".

Gawin pun mengangguk semangat.

-

Sesampainya di kamar mix memang benar, gawin melihat teman sebaya nya itu sedang mengemasi barang-barangnya.

"Hai Mix... Kau sedang belkemas? Mau aku bantu?". Gawin mendekat ke arah mix yang sedang memasukkan pakaian nya ke dalam koper,di sana juga terlihat suster Ema yang membantu mix melipati pakaian nya.

"Hai awin... iya.. aku sedang belsiap-siap,kamu tak pelu membantu,sudah ada sustel Ema disini".

Dengan semangat mix menyambut kedatangan gawin dan suster Hana.

"Aku akan sangat melindukan mu awin... Semoga awin juga segela mendapatkan Olang tua asuh ya". Mix memeluk erat tubuh teman sebaya nya tersebut.

Membuat gawin merasa sedih,karena setelah ini itu artinya,
Hanya dia anak berusia 6 tahun yang tersisa.

"Hiks... Awin juga akan melindukan mix,mix Janan lupa sama awin ya".

"Awin Janan nangis... Nanti aku ikut Nangis juga.. hiks hiks".

"Oh astaga.. apa keputusan ku membawa gawin kemari itu salah?".

Dokter Hana merasa bersalah karena membawa gawin bertemu dengan mix,karena membuat mereka bersedih seperti ini.

Appologize Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang