03

535 29 0
                                    

°~°

Selama di perjalanan,gawin hanya berdua dengan wanita yang ia ingat bernama Tante Lisa itu.

Wanita yang akan menjadi ibu nya.

"Gawin , kamu dengarkan baik-baik". Suara dari wanita itu memecahkan keheningan selama berada di mobil.

"Mulai sekarang,aku adalah ibu mu,jangan memanggilku tante,kamu paham?". Ucap wanita itu dengan nada sedikit tegas.

Gawin yang mendengar hal itu,hanya mengangguk sebagai jawaban.

Entah kenapa,wanita yang sekarang sudah menjadi ibu nya ini,terlihat berbeda dengan yang pernah ia temui.

Gawin merasa wanita ini ,terlihat cuek ketimbang terakhir kali ia bertemu di panti asuhan.

"Pokok nya,saat kita sampai nanti,kamu jangan mengeluarkan satu patah kata apapun.Cukup diam,biar saya menjawab jika kamu di tanya,kamu paham gawin?".

Lagi lagi, gawin hanya bisa mengangguk untuk menjawab ucapan wanita itu.

"Bagus,kurasa kau pasti mengerti,kudengar kau anak yang pintar dan penurut,kuharap itu memang benar".

Gawin merasa Suasana di dalam mobil itu semakin terasa dingin,entah dari pendingin yang ada di mobil itu atau dari wanita yang ada di kursi pengemudi.

-

Setelah perjalan yang terasa sangat lama bagi gawin,akhir nya mereka sampai ke rumah yang gawin tebak,itu adalah rumah yang akan ia tinggali nanti.

Gawin begitu terpanah saat mobil mereka masuk ke pekarangan rumah tersebut.

Sangat luas,gawin tak pernah melihat rumah dengan pekarangan yang begitu luas dan indah seperti ini secara langsung.
Ia hanya pernah melihat ini di televisi saat sedang menonton film bersama suster Hana.

Mata nya berbinar sesaat melihat bunga-bunga cantik yang tertanam dengan rapi di sepanjang pekarangan itu.
Di dalam hati nya,ia berharap bisa mencium aroma bunga-bunga tersebut nanti.

-

Mobil pun berhenti,tepat di depan rumah yang mereka tuju.

Lagi dan lagi,gawin terpana dengan rumah besar yang ada di hadapan nya sekarang.

Sungguh! Ini benar-benar seperti rumah-rumah orang kaya yang ia lihat di televisi.

"Ayo gawin". Seru wanita itu menyuruh gawin untuk keluar dari mobil.

Wanita itu menggandeng tangan gawin untuk ikut dengan nya.

Kaki gawin terasa sedikit bergetar saat diri nya menginjak lantai marmer yang begitu berkilau.

Ini benar-benar seperti mimpi untuk gawin,ia tak pernah menyangka bisa masuk kerumah besar yang selama ini hanya ia lihat di televisi.

Sesaat setelah wanita itu memencet bel,seorang wanita muda membuka pintu tersebut.

"Saya mau bertemu Tuan Edward". Ucap Tante lisa kepada wanita muda tersebut.

"Baik,nyonya bisa menunggu di ruang tamu".

Gawin dan Tante Lisa di tuntun oleh wanita muda tersebut untuk menunggu di ruang tamu.

-

Setelah beberapa menit menunggu,gawin melihat sosok yang ia tebak itu adalah tuan Edward yang di maksud Tante Lisa tadi menghampiri mereka.

Pria itu bertubuh tinggi, wajah nya tampan blasteran,tidak terlihat muda tapi juga tidak terlihat tua.

"Ada apa kamu datang kesini?". Tanya pria tersebut kepada Tante Lisa.

"Kau pikir untuk apalagi? Tentu saja aku ingin keadilan". Dengan tenang namun tegas Tante Lisa menjawab pria tersebut.

Gawin melihat air muka pria tersebut terlihat kesal.

"Apa maksud mu meminta keadilan?!".

Gawin merasa saat ini suasana nya tidak nyaman.

"Anak ini! Anak ini butuh keadilan dari mu". Gawin terkejut saat Tante Lisa menarik lengan nya,sakit yang ia rasakan sekarang di pergelangan tangan nya.

"Siapa dia?!".

Pria itu memandangi gawin yang mencoba menahan air mata nya.

Entah lah,gawin benar-benar merasa takut dan bingung sekarang.








See u in the

Next chapter ~

Terimakasih sudah mampir ❤️

Appologize Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang