Minggu ini, cuaca begitu panas dan menyengat di luar. Dinginnya AC menguar di dalam ruang unit apart Kaiser. Keadaan seperti ini memang enaknya dibuat untuk berleha leha memanjakan kemalasan. Bukannya memandang layar laptop yang penuh dengan revisian tugas.
Seperti biasa, ketujuh pemuda datang ke unit kaiser, sudah menjadi hal biasa jika unit apartemen nya menjadi tempat berkumpul mereka. Namun, untuk kali ini, tak ada permainan yang menyertai. Semuanya sepakat, jika khusus untuk hari ini, detik ini, mereka fokus mengerjakan tugas akhir perkuliahan. Terlalu sering mereka bolos, dan sekarang tersadar jika mereka terlalu sering mengulang semester selama kuliah. 'Tahun ini, pokoknya tahun ini harus lulus!'
"Capek banget di entot tugas.. gak bisa gitu di ganti cewek aja?" Tabito menghela nafas, netra hitamnya masih terfokus pada layar di hadapannya. Sejenak ia menghentikan jarinya dari para tombol keyboard. Beralih mengedarkan pandangan ke seluruh para sahabatnya yang sibuk dengan tugas mereka masing-masing. "Pantai yok!"
Ajakan itu menggelegar di ruangan, atensi semuanya teralihkan dan menatap si asal suara. Beberapa saat semua terdiam. Bukankah itu ide yang sangat bodoh? Di saat sebentar lagi akhir semester akan tiba, dan semuanya harus lulus di semester ini juga. Tapi pemuda itu mengajak mereka ke pantai? Sangat gila!
Tapi pikiran itu hanya berlaku bagi manusia waras, bukan manusia stress seperti mereka!
"GASS!!"
✂-------
Jejeran delapan pemuda— tidak, mungkin tujuh pemuda dan seorang gadis berdiri menghadap sebuah villa mewah, bergaya classic dengan dinding kayu dan jalan bebatuan. Terdapat sebuah kolam renang yang terbilang luas dan halaman hijau yang begitu terawat. Di tambah posisi bangunannya yang bertetanggaan dengan laut biru dan pasir putih yang berkilau.
Binaran terpancar pada iris mata mereka, kagum akan kenyamanan yang menanti. Membayangkan mereka bermalas malasan di dalam villa tersebut, melupakan semua tugas tugas perkuliahan yang menyiksa. Ah, suatu nikmat dunia yang begitu di idam idamkan.
"Yuki.. gue baru tau kalau lo sekaya itu! Gue sangat amat bersyukur berteman dengan orang orang berduit kek kalian." Tabito berucap, dialihkannya netra hitam itu kearah sang pemuda pemilik villa. Senyumnya terukir, "lain kali, beliin gue villa kaya gini ya. Lengkap dengan isinya."
"Ngelunjak lo Honda."
Semuanya tertawa, tingkah pemuda bersurai hitam itu memang selalu seperti anak spesial, lucu namun kadang ngeselin.
Kaki mereka mulai melangkah beriringan, memasuki bangunan villa tersebut. Iris yang beragam itu semakin berbinar takjub tatkala melihat isi dari dalam villa milik keluarga Yukimiya. Bagian luar saja sudah luar biasa, maka bagian dalamnya lebih lagi.
"Ada berapa kamar, Yuki?" Sae bertanya, menatap kearah Yukimiya yang berada di sampingnya.
"Ada empat kamar, kita berdelapan kan? Satu kamar bisa di isi oleh dua orang." Ucap Yukimiya sambil menunjukan dua jarinya. Mendengar penjelasan Yukimiya, para pemuda lainnya langsung berkumpul membentuk lingkaran, meninggalkan Yukimiya yang menatap mereka heran, dan Kaiser yang masih melihat lihat interior villa tersebut.
"Kalian denger tadi? Satu kamar di isi dua orang. Gue mau sekamar sama kaiser." Pinta Ness dengan berbisik. Membuat kelima lelaki di sekitarnya mengernyit akan permintaan sepihak dari pemuda bersurai magenta itu.
"Mana bisa gitu, gue juga mau kali sekamar sama kaiser." Aiku memprotes tak setuju, di iringi oleh para pemuda lainnya yang menentang keinginan Ness.
"Lah, biasanya juga gue yang selalu sekamar sama kaiser. Kalian juga suka nolak kalau kebagian sekamar sama kaiser."
"Itukan pas dia masih laki. Tidurnya aja kaya orang kesetanan tu bocah. Tapi sekarang beda, sekarang bukan kaiser jamet bin alay, tapi di ganti sama neng Micha cantik bin gemes."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE [Michael Kaiser]
Fiksi RemajaApa yang terjadi jika seorang laki-laki tampan dan menawan tiba tiba berubah menjadi seorang perempuan cantik nan jelita? Michael Kaiser, laki laki yang memiliki pesona bak malaikat namun memiliki hati bak iblis. Dengan ketampanan yang ia miliki dap...