A BROKEN WEDDING - 2

359 40 3
                                    

#2


Enam bulan kemudian...

"Rose setelah ini aku harus berangkat ke kampus. Kamu ingin aku antar ke ibu atau tinggal disini?" tanya Jaehyun setelah menyelesaikan sarapannya.

"Pergi saja. Kalau bisa tidak usah datang kembali." jawab Rose terlampau ketus.

Enam bulan mungkin terbilang cukup untuk berharap adanya perubahan pada hubungan Jaehyun dan Rose. Namun nyatanya nihil. Masih seperti awal dinama Rose belum menerima kehadiran Jaehyun dalam hidupnya.

Jaehyun menghela napas panjang, "Sepertinya moodmu masih belum baik. Kalau begitu tinggal dulu saja disini. Kamu bisa mengundang temanmu jika kam mau."

"Aku sudah selesai," ucap Rose seraya meletakan garpu dan sendoknya di samping piring.

"Rose Kamu belum menghabiskan susunya, habiskan dulu. Susu itu baik untuk kandunganmu."

"Bayi ini tidak perlu susu. Jangan sia-siakan perhatianmu untuk bayi ini. Biar ku ingatkan lagi, kamu bukan ayahnya Jaehyun."

Yang Jaehyun lakukan setelah Rose pergi hanya tersenyum kecut. Perempuan yang dia cintai kini benar-benar membencinya. Semua ini berawal dari malam itu. Malam yang penuh dengan dentuman musik yang memekakan telinga.

Setelah memastikan Rose pergi, Jaehyun memungut piringnya. Tatapannya sendu saat melihat susu putih yang sengaja ia buat untuk Rose masih penuh seperti semula.

Dulu, seingatnya susu adalah minuman favorit Rose setelah jus alpukat. Hampir setiap hari, ketika jam istirahat sekolah pasti gadis itu menyisihkan sebagian bekalnya untuk membeli jus atau susu di kantin kampus. Tak heran jika Rose tergolong ke gadis dengan perawakan yang terlihat sehat bugar. Gadis itu selama hidupnya memang terbiasa menerapkan gaya hidup sehat.

Lagi-lagi Jaehyun tersenyum kecut setelah menikmati ingatannya yang indah dulu. Saat dimana dia masih bisa mengobrol hangat dengan gadis yang sudah lama mencuri hatinya itu.

Selesai mencuci semua piring, Jaehyun melanjutkan pekerjaan rumah lainnya sebelum benar-benar pergi ke kampus. Sudah menjadi rutinatas Jaehyun mengerjakan semua ini, mengingat keadaan tubuh Rose yang masih lemah dan tidak bersemangat melakukan apapun selain menyibukan diri dengan dunianya di dalam kamar.

"huekk!"

Jaehyun sontak membalikan badannya melihat Rose yang berlari ke kamar mandi.

"Rose perut kamu mual lagi?" tanyanya sambil berdiri di belakang Rose. Takut-takut istrinya itu akan jatuh terpeleset di kamar mandi.

"Aku mual! tolong ambilkan aku air putih."

"Tunggu sebentar ya."

Tak lama Jaehyun balik kembali dengan segelas air putih di tangannya.

"Ini," dia menyodorkan gelas itu dan langsung diterima oleh Rose.

"Apa sekarang merasa lebih baik?"

"Iya."

"Syukur kalau gitu. Mungkin kamu kelelahan lagi, tidur saja lebih lama lagi. Aku akan membereskan rumah ini lalu berangkat."

"Terserah kamu. Aku ingin kembali ke kamar dan jangan bangunkan aku."

Jaehyun mengangguk, "Oke. Kalau gitu ayo biar aku antar kamu ke kamar."

"Tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri. Kakiku masih sempurna dan bisa digunakan."

"Oke oke, selamat istirahat Rose."

◈◈◈

"Jaehyun aku belum menemukan pekerjaan yang tepat untuk kamu. Atasanku bilang perusahaan tempat aku magang semester kemarin sedang tidak menerima karyawan baru," sahut Taeyong sesekali dia mengecek ponselnya menunggu pesan dari seseorang. "Lagian kenapa sih kamu engga coba ngelamar ke perusahaan mertua kamu aja?"

"Rose engga setuju kak dan lagi aku mau kerja sesuai jurusan kuliah aku aja. Geologi. Kalau perusahaan ayahnya Rose kan fokusnya dibidang medis."

Ya, ayah Rose –alias mertua Jaehyun merupakan pemilik dari perusahaan swasta yang menjalankan bisnis bioteknologi. Yang mana bidang itu sangat asing untuk Jaehyun masuki.

"Jae, hidup memang susah ditebak ya. Baru kemarin aku tahu kamu itu anak Dirut yang notabenenya punya harta dan aset dimana-mana. Waktu itu pasti kehidupan kamu sudah terjamin. Tapi sekarang kamu malah kesulitan cari kerja ditambah harus menafkahi anak orang."

"Hahaha.. hidup penuh kejutan kan ya kak. Tapi aku tetep berusaha enjoy kok, dibawa santai aja ya kan." Timpal Jaehyun, lalu menyeruput habis cup ice americanonya.

"Kak Taeyong, kalau gitu aku pergi dulu ya. Ada tempat yang harus aku datangin sebelum pulang ke rumah." Tambah Jaehyun dan dibalas sebuah anggukan oleh Taeyong.

Jaehyun mendorong kursinya kebelakang, lalu memakai kembali jaket dan maskernya hingga menutupi sebagian wajah rupawan pria itu.

"Oke, semoga beruntung Jae!"

Jaehyun mengacungkan jempolnya sambil mengucapkan terimakasih.

"Sampein salam untuk Rose ya!"

"Iya, nanti aku sampein. Dia pasti seneng dapet salam dari ketua osis yang terhits pada masanya haha," jawabnya –Taeyong dan Rose dulu satu almamater di tingkat SMA- lalu Jaehyun melanjutkan langkahnya untuk pergi ke suatu tempat yang dia maksud.

Butuh sekitar satu jam untuk Jaehyun bisa sampai di tempat yang ia tuju.

Sebuah rumah mewah yang tertutupi pagar tinggi yang kokoh. Terteran nama keluarga di papan kayu yang sengaja di gantung di depan pagar.

'Jeon House'

Jaehyun tahu, tindakannya ini kelewat bodoh. Tapi apa salahnya mencoba, berharap apa yang dia lakukan ini menjadi titik awalnya bisa bahagia bersama dengan Rose -istrinya.

Belum sempat jari Jaehyun menyentuh tombol bel, pintu pagar tiba-tiba terbuka. Jaehyun segera mundur beberapa langlah untuk melihat siapa yang baru saja keluar.

"Kak Seokjin?"

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

T B C

A BROKEN WEDDING ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang