PROLOGUE

190 49 14
                                    

***

DISCLAIMER
- Ini adalah cerita fiksi, bila ada kesamaan atas nama tokoh, latar, tempat dan waktu dengan dunia nyata maka itu adalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam membaca -

- PENGKHIANATAN -

***

Di tengah hutan yang diselimuti salju dingin. Langit di atasnya biru dengan matahari bertengger tenang di sana. Burung alap-alap terbang berputar, mengabaikan kegaduhan yang sedang terjadi di daratan, di mana suara gemuruh dari pasukan berkuda terdengar begitu riuh. Mereka tengah mengejar seorang pemuda, yang berlari setengah mati menembus udara dingin.

Pasukan itu berhasil mengepung si Buron, tak ada celah untuk lolos baginya. Nafasnya terengah-engah, detak jantungnya menderu liar, sementara matanya memandang berkeliling, dan mendapati sosok-sosok yang tak asing. Rasa tak percaya membayangi irisnya.

Seorang berzirah ksatria menengahi pasukan tersebut, seraya berkata "menyerahlah, Arlan."

Buron yang dipanggil Arlan itu pun terkejut melihat sosok berzirah tersebut. Rupanya orang yang berupaya untuk membunuhnya selama ini adalah adik kandungnya sendiri, Kazeel Maverick Van Grace, Sang Putra Mahkota ke Dua

"Aku sama sekali tak mengerti. Mengapa kau melakukan semua ini?" balas Arlan bingung, dia menatap Maverick dengan rasa kecewa tercermin di matanya.

"Aku sudah memberikanmu takhta, dan kini kau memburuku layaknya buronan kriminal?" lanjutnya lagi dengan suara rapuh.

Maverick terkekeh, "Aku rasa ... itu tidaklah cukup untuk menjadikanku sebagai raja tunggal, Arlan." jawabnya, menekuk kudanya untuk maju selangkah.

"Jujur saja, apabila kau ikut denganku sekarang, maka aku akan sangat menghormati itu." lanjutnya.

"bukankah begitu, Jenderal Liu?"

Maverick menoleh pelan kepada Jenderal Liu yang berada di belakangnya. Namun, sang Jenderal hanya diam, menutup kedua matanya. Jenderal Liu tahu akan niat busuk Maverick yang ingin menghukum mati sang Kakak.

Arlan semakin terpuruk, semua orang telah terhasut dan berpaling darinya. Semua pasukan menodongkan senjata kepadanya, seolah-olah memintanya untuk tunduk.

Tanpa sepatah kata apapun, Arlan mengubah wujudnya menjadi seekor binatang buas, yakni beruang kutub putih besar. Dia melakukan serangan-serangan fatal sebagai bentuk perlawanannya.

Maverick yang geram, memerintahkan seluruh pasukan untuk segera menangkap Arlan.

"Hidup atau mati, bawakan dia padaku!" perintah Maverick kepada pasukan.

Arlan masih melakukan perlawanan, akan tetapi karena jumlah pasukan yang cukup banyak, dia memutuskan untuk mundur. Dia juga tidak mau menyakiti bangsanya sendiri. Dia melakukan satu buah serangan fatal lagi untuk membuka jalan, kemudian berlari kabur.

"Aku harus kabur dari sini, aku tak mau melawan bangsaku sendiri" batin Arlan, menahan rasa sakit di tubuhnya.

Puluhan tombak berusaha mengenai tubuh Arlan, beberapa dari mereka menancap pada tubuhnya. Tetapi dia terus berlari, secepat dan sejauh mungkin. Hingga sampai pada ujung sebuah tebing, tanpa pikir panjang Arlan melompat terjun ke sungai es di bawahnya.

Pasukan itu berhenti, mereka bingung harus berbuat apa. Mereka terkesima menyaksikan beruang besar itu terjun dari tebing.

"Yang benar saja? Dia bunuh diri?" keluh seseorang dari sisi barisan pasukan.

"Je-jenderal Liu!" seru pasukan panik melihatnya yang mendadak muncul.

"Kita sudahi sampai sini, mari kembali ke markas." ucap Jenderal Liu kepada pasukan.

"Baik, Jenderal!" sahut mereka.

Jenderal Liu meyakini, Arlan tak mungkin selamat dari luka yang cukup parah dan cuaca extrem seperti sekarang. Dia menoleh ke belakang, ke tebing tempat kejadian nahas itu baru saja terjadi, kembali meyakinkan dirinya sendiri.

Namun, hembusan lembut angin musim dingin yang membelai wajahnya, seakan memberinya firasat buruk.

***

- Prolog Selesai -

***

Don't forget to support the author with vote, comment and share.

All is very appreciated.

- Story & art
Yamada.
- Co-writer
Pyu & Azhar.

Throne Wars Beneath The MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang