CHP. 1

165 39 14
                                    

- KUMOHON, BERTAHANLAH! -

***

Pada suatu hari, di taman istana.

Terdengar suara angin sepoi-sepoi yang menyentuh dedaunan dan rumput hijau nan lembut yang berada di bawah pohon teduh.
Suara anak-anak yang tertawa riang, berlari-lari kecil di sekitar taman.

Terlihat sang Permaisuri, sedang menyeduh teh. Matanya memandang anak-anaknya yang bermain dengan gembira.

"Maverick, Evangeline, kemarilah sayang." panggil Permaisuri lembut kepada mereka.

"Mari minum teh bersama Ibu, kakak kalian Arlan juga sudah di sini." Sambungnya lagi.

Dengan cepat mereka mengambil kursi mereka masing-masing lalu duduk dengan cantik dan rapi.

"Bunda, Evy mau pancake itu, apa boleh?" tanya Eva, seraya jarinya menunjuk dan kedua kakinya diayunkan bergantian.

Sang Ibu mengangguk dan meminta pelayan untuk memberikan pancake tersebut kepadanya.

"Ini pancake Anda, Lady." ucap seorang pelayan seraya tersenyum.

Eva pun memakannya dengan lahap.

"Bagaimana dengan Anda, Tuan Muda? Apakah ada yang ingin Anda makan?" Pelayan itu bertanya kepada Arlan.

"Ah, tak perlu."
"Aku akan ambil sendiri nanti."
Jawab Arlan dengan lembut, pelayan pun pergi ke dekat kursi Maverick.

"Kak, Kak Arlan tahu tidak?" tanya Eva dengan semangat, "Barusan, Kak Maverick ingin menangkap seekor merpati yang ada di sana." lanjutnya.

"Lalu? Apa merpati itu tertangkap?" tanya Arlan sembari menoleh kepada Eva yang ada di sebelahnya.

"Tertangkap! Tadinya sih ... " jawabnya,
"merpati nya lepas, kotorannya saja yang didapat." lanjut Eva dengan muka polosnya.

Semua orang tertawa, Maverick terdiam malu, terlihat muka cemberut di wajahnya.

"Kasihan sekali, nanti jangan coba-coba menangkap burung lagi ya." ucap Arlan sembari mengusap sisa makanan di wajah Eva.

Sang ibu tertawa kecil melihat tingkah anak-anaknya.

Wajah Maverick berhenti cemberut setelah Ibu mengusap rambutnya dengan lembut.

Mereka pun melanjutkan minum teh bersama dan saling bertukar cerita.

Ya, ini semua adalah memori Arlan yang sedang setengah tersadar.

***

Di tepi sungai, seekor beruang putih tergeletak di bawah sebuah pohon yang masih diselimuti salju.

Ia sudah tergeletak di sana dalam waktu yang lama, awalnya beruang besar itu hanyut terbawa arus.

Waktu demi waktu berlalu, wujud nya kembali seperti semula, wujud seorang manusia. Tanpa sehelai baju pun terkecuali celana. Di bawah badai salju yang lebat, pemuda itu sekarat.

Throne Wars Beneath The MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang