PROLOG

215 14 0
                                    

"APA!? MENIKAH?" Teriak Alora yang terlonjak kaget, ia yang tengah sibuk mengelus lembut bulu kucing yang ada di pangkuannya, tanpa sadar meremasnya kuat.

"MEONG!!"

Kucing berbulu hitam di pangkuan Alora akhirnya melompat, membebaskan dirinya.

"Aduh, maafkan aku Diablo," Alora berusaha menggapai kucing hitam itu. Akan tetapi, kucing hitam itu sudah berlari keluar dari taman kaca dengan tubuh gempalnya yang bergerak arogan dengan wajah kesal yang tampak imut.

"Hah.. ini semua salah Ayah!" Seru Alora menghela napas kasar, melipat kedua tangan di depan dada sambil memalingkan wajahnya yang memerah karena marah.

"Putri Ayah, jangan marah begitu. Ini semua demi kerajaan kita. Kamu pasti sudah tahu 'kan? Bangsa Detorian menyerang perbatasan, dan menghancurkan sebagian besar permukiman penduduk. Saat ini tidak mungkin bertahan hanya dengan segel iblis yang terus melemah." Raja Aios mencoba menjelaskan keadaan yang sudah menjadi berita menggemparkan beberapa waktu ini.

BRAKK!!

Alora menggebrak meja dengan keras, membuat cangkir teh melompat dan menumpahkan isinya. "Aku juga tahu itu ayah. Tapi apa hubungannya dengan aku menikah?"

"Hahh... Ayah mohon, jaga emosimu Lora. Kamu bisa terluka, bagaimana jika tanganmu yang halus jadi terluka?" Raja Aios yang over protektif mulai panik dan berseru khawatir dengan emosi Alora yang suka meluap-luap.

"Kalau tanganku terluka, ini salah Ayah!" Seru Alora setengah berteriak.

"Iya, Ayah memang bersalah. Seharusnya Ayah meminta pendapatmu dulu. Bagaimana pun juga kamu yang akan menikah. Tidak seharusnya Ayah memutuskannya sendiri tanpa bertanya lebih dulu." Raja Aios tahu betul sikapnya yang sudah keterlaluan dengan memutuskan pernikahan putri satu-satunya itu. Apalagi dengan perangai putrinya yang selalu mengikuti moodnya.

"Ayah juga tahu itu, tapi kenapa baru mengatakannya sekarang? Jadi apa penjelasan Ayah tentang ini? Setidaknya beri tahu aku semuanya." Alora sudah lebih tenang, napasnya terkendali dan setiap kalimatnya di ucapkan dengan lugas.

Sosok serius Alora yang berbanding terbalik dengan sosok santai dan kekanakan, seolah dia punya dua kepribadian yang amat bertolak belakang.

*****

Aula pesta terlihat riuh, beberapa bangsawan terlihat sedang sibuk mengobrol satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aula pesta terlihat riuh, beberapa bangsawan terlihat sedang sibuk mengobrol satu sama lain. Tidak terkecuali dengan dua orang wanita bangsawan yang terlihat sedang serius mengobrol di sudut ruangan. Salah seorang diantaranya memulai percakapan.

"Anda sudah dengar rumor terbaru tentang Grand Duke Delacroix?" komentar seorang wanita bangsawan, melirik wanita di sebelahnya.

"Mungkinkah maksud Anda, 'tentang itu'?" Wanita bangsawan di sebelahnya berkomentar, menimpali.

"Sebaiknya ini tidak dibicarakan di sini, bagaimana jika itu hanya rumor belaka?"

"Tidak mungkin, 'kan pria seperti Grand Duke mengalami itu?"

The Grand Duke Demon WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang