"Hah... ternyata semua pesta perjamuan sama saja. Tapi setidaknya tatapan mereka bukan tatapan ketakutan. Meski tetap saja membuat tertekan." Alora menghela napas berat, bersandar di kursi taman tak jauh dari aula perjamuan.
"Meong... Meong..."
Seekor kucing hitam bertubuh gempal datang menghampirinya, melompat naik ikut duduk meringkuk di kursi.
"Hoo... Kucing nakal. dari mana saja kau hah?!" Alora dengan sigap mengangkat tubuh gempal si kucing, mendekapnya erat-erat seolah sedang memeluk boneka.
"Meong..?"
"Huahh.. Kau memang yang terbaik Diablo." Alora melepaskan dekapannya, kemudian mengangkat si kucing di hadapannya.
"Aku rasa beratmu bertambah akhir-akhir ini, apa aku benar?" Alora menelengkan kepalanya, menatap si kucing lekat-lekat. Namun, Diablo malah memalingkan wajah imutnya yang pura-pura tidak tahu.
"Meong!"
"Setelah kembali ke Kerajaan, kau harus turunkan berat badanmu, mengerti? Kau sungguh berat, lenganku bisa patah kalau terus menggendongmu yang seberat ini." Alora kemudian menurunkan Diablo, membiarkannya kembali meringkuk di sebelahnya.
Tap...tap...tap..
Suara langkah kaki yang berirama terdengar di kejauhan, bahkan dalam jarak yang lumayan jauh Alora bisa mendegarnya dengan jelas.
Suara langkah kaki itu kian mendekat, kemudian berhenti tepat di belakangnya.
"Oh..ternyata ada seseorang selain saya yang tidak menyukai pesta rupanya." Suara rendah dan dalam seorang pria, mengalun dengan lembut ditengah sapuan angin malam yang cukup dingin di taman istana. Dia perlahan melangkahkan kakinya hingga tiba di hadapan Alora.
"Maaf atas ketidaksopanan saya yang sudah mengganggu waktu anda, Tuan Putri." Ucapnya sambil sedikit merendahkan kepala, kemudian kembali mendongak menatap Alora. Mata hitamnya yang bagaikan langit malam yang misterius, warna rambut yang sama persis dengan iris matanya. Membuat Alora tanpa sadar menautkan kedua alisnya, membatin,
'siapa pria ini?'
"Sebelumnya perkenalkan, saya Agnus Reverie. Mohon maaf karena terlambat memperkenalkan diri, Tuan Putri." Alora langsung paham bahwa raut wajahnya sudah terbaca.
"Senang berkenalan dengan anda, tuan Agnus. Saya Alora Alairs De'Acardya." Alora berdiri menyambut perkenalan diri Agnus dengan balas menyebutkan namanya.
Meski dia tahu bahwa tidak ada yang tidak mengenali dirinya di sini, apalagi setelah penyambutan meriah beberapa saat lalu.
"Anda benar-benar sesuai dengan rumornya ya," ucap Agnus, menyunggingkan salah satu sudut bibirnya.
"Maksud anda?" Alora berpura-pura. Dia tahu rumor apa yang dimaksud oleh Agnus, tapi memilih untuk bertanya lebih jauh.
"Anda begitu cantik dan anggun. Persis seperti malaikat, seperti rumornya."
"Oh.. rumornya terlalu berlebihan. Tapi Terima kasih atas pujian Anda." Alora membalas dengan senyum sopan.
Ruang pesta perjamuan masih ramai. Kedua orang tersebut memilih untuk masuk kembali, karena udara di taman mulai semakin dingin saat larut malam.
Ada lebih banyak pertanyaan dibenak Alora dari pada apa yang dia utarakan malam itu. Perbincangannya dengan Agnus mungkin sebagian kecil dari kebetulan atau mungkin sesuatu yang sudah direncanakan sejak awal. Alora belum mengetahui niat Putra Duke Reverie mendekatinya terang-terangan.
Pesta perjamuan berakhir tanpa hambatan. Seluruh bangsawan kembali ke kediamannya masing-masing. Alora yang merupakan tamu kerajaan diberikan tempat tinggal di istana Ovale. Sebuah istana khusus untuk tamu kehormatan Kekaisaran Khilas. Mulai besok, agenda sesungguhnya akan dilaksanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grand Duke Demon Wife
Fantastik[Bukan Novel Terjemahan] WARNING!! [AKAN UPDATE SETIAP KALI AUTHOR INGAT!] HEHE:) **** Grand Duke muda Delacroix ternyata impoten! Begitulah rumor menyebar dengan sangat cepat. Setelah beberapa lamaran yang datang ke mansion Grand Duke, yang langsu...