2. KANTIN

1.1K 52 0
                                    

Bel istirahat berdering keras, menandakan saatnya jam istirahat tiba. Para murid langsung berhamburan keluar kelas untuk memanjakan perutnya.

Tidak dengan kedua orang ini. Mei sedang mencari-cari dompetnya, ia terlihat panik. "Coba deh inget-inget lo terakhir taroh dimana, yakali dimakan tuyul itu dompet?" Cindy sedaritadi juga ikut membantu Mei untuk mencari dompetnya.

"Oh iya! Dompet gua di Gibran!" Mei langsung menerima tatapan heran dari Cindy, bagaimana bisa? Masa iya cowok itu mencuri dompetnya Mei?

"HAH?! OMG GILAAA!! BISA-BISANYA DOMPET LO DI GIBRAN? HOKI BANGET LO MEI!!!" Pekik Cindy.

"Apasih Cin? Biasain aja kali. Sekarang, temenin gua ke kelasnya."

***

"Ada Gibran nggak?" Tanya Mei ke salah satu murid cowok di kelasnya.

"Woi Gibran! Dicariin tuh sama bidadari!" Teriak Lionel, salah satu teman kelas Gibran.

"Suruh dia masuk!"

"Tuh disuruh masuk Mei." Lionel langsung memiringkan badannya dan mempersilahkan untuk Mei masuk ke kelasnya.

"Nggak perlu. Suruh dia yang keluar." Jawab singkat Mei mampu membuat Lionel bergidik ngeri, "berani amat nih cewek?"

"Gibran! Mei suruh lo yang keluar!" Teriak Lionel sambil melihat Gibran yang tengah asik bermain game di ponselnya.

Kevin menyenggol lengan Gibran berkali-kali, "cieeee." Goda Kevin yang masih fokus ke ponselnya.

Gibran langsung berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Mei, tatapan mereka bertemu untuk kedua kalinya. Gibran terpanah dengan mata bulatnya Mei. "Kenapa sih?" Tanya Gibran yang menyender di pintu, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana abu-abunya.

"Dompet gua di lo kan?" Jutek Mei. Gibran langsung merogoh sakunya dan mengambil beberapa lembar seratus untuk Mei.

"Nih, pakai ini aja dulu. Dompet lo masih di gua sebagai jaminan." Mei langsung mengambil uang lembaran itu dan memasukkannya ke kantong seragamnya.

"Thanks."

"Nanti pas pulang sekolah jangan lupa ya! Kita ada janji ketemuan. Gua mau kasih tugas gua ke lo!" Teriak Gibran yang melihat Mei berjalan menjauhi dirinya. Tanpa Gibran sadari, senyuman tipis tercipta diwajahnya.

***

Mei yang awalnya lapar karena energinya habis setelah disiksa habis-habisan oleh Pak Ahmad. Guru itu memberikan mereka tugas tidak tanggung-tanggung.

"Meiii!!! Jawab gua donggg! Kok bisa lo ketemu sama Gibran?! Gimana caranyaaa?!! Gua kan juga mauuuu..." Sudah setengah jam Cindy menanyakan pertanyaan yang sama. Ia iri dengan Mei yang bisa dekat dengan Gibran.

"Cin, gua cuman telat dan ketemu dia aja. Udah kan?" Mood makan Mei hilang, ia malas menerima pertanyaan sahabatnya.

Ia tidak bisa mengerti kalau sahabatnya itu bisa suka sekali dengan Gibran, apasih yang dikagumkan oleh dirinya? Apakah karena wajah tampan cowok itu? Padahal menurut Mei, wajah Gibran tidak setampan apa yang diomongkan oleh kaum hawa.

"Ih tapi Meiiii, gua iri deh sama looooo!!"

"Udah ah Cin, kasih gua makan, please?"

"Huft, yaudah deh."

***

Jam istirahat pun berakhir, seluruh murid berjalan dengan malas menuju kelasnya. Mereka akan berperang lagi selama 3 jam.

Incendiary!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang