Bab 2

17 2 0
                                    

Enchanted – Taylor Swift

Hari berikutnya. Percakapan kita dimulai dengan pesan yang aku kirimkan.

Embun : "gue ketiduran"

Pesan yang aku kirimkan sekitar jam setengah enam pagi. Namun belum berbalas. Aku bersiap mandi karena jadwal kuliahku pagi. Aku memilih baju yang cocok untuk aku kenakan ngampus pagi ini. sekitar jam 07.02 pagi notifikasi whatsapp ku berbunyi. Dan tentu saja itu dari Laskar.

Laskar : "gue juga baru bangun"

Aku terkejut. Bukannya semalam dia bilang ada jadwal pagi.

Embun : "bukannya lo masuk pagi? Ko baru bangun?"

Laskar : "aman mbun. Slow aja"

Aku kaget. Bagaimana bisa dia sesantai itu apalagi kampusnya jauh. Tapi kemudian aku berfikir. Oh iya diakan pembalap paling cepet sampainya.

Aku mengabaikan pesannya dan memakai riasan tipis diwajahku kemudian mengeluarkan motorku untuk bergegas menuju kampus.

Sesampainya di kampus aku mengechat Laskar kembali dengan mengirim foto bahwa aku sudah sampai kampus. Itu sekitar jam 07.48 pagi. Diapun ikut membalas dengan mengirim foto bahwa dia sudah sampai di kampus. Aku kaget. Sangat. Masalahnya, kampus dia lebih jauh dibandingkan kampusku. Dia di Cilegon dan aku di Serang. Aku membalas fotonya,

Embun : "cepet banget anjir"

Laskar : "lagi kelas lo?"

Embun : "iya, quotes gue di sukain dosen inggris"

Aku menceritakan tentang quotes of the day yang aku buat setiap mata kuliah Bahasa Inggris dimulai. Dan itu mendapat pujian dari dosenku. Sampai ia bercerita tentang kehidupan yang dialaminya dan ikut menyemangati sekelas.

Hampir 10 menit dia cerita tentang pengalaman hidupnya hanya karena terinspirasi oleh quotesku. Dia bilang bahwa qotesku menyemangatinya.

Laskar bilang itu keren. Dia kemudian memberikan foto entah itu ada dimana. Tapi disitu terlihat temannya, Bagas sedang menulis sesuatu dan aku tidak tau apa. Mungkin tugas.

Laskar : "lagi nunggu tugas gue di jokiin ni"

Embun : "enak amat"

Kemudian akupun mengirim gambar sedang berada di kelas,

Laskar : "masih kelas inggris?"

Embun : "masih, bentar lagi kelar"

Laskar : "kelas lagi jam berapa?"

Embun : "jam satu"

Laskar : "gue otw balik"

Dia ngabarin aku. Demi apa? Aku merasa special rasanya dikabari seperti itu. Tapi saat itu pikiranku mungkin hanya untuk basa – basi belaka. Atau dia begitu kepada semua perempuan yang sedang chatting dengannya. Karena aku yakin perempuan yang mengiriminya pesan pasti sangat banyak. Bukan aku saja.

Setelah kelar kelas,aku pergi ke kantin. Makan kemudian setelahnya pergi ke kos Putri untuk tidur. Cukup lama aku tertidur. Hingga jam setengah satu siang. Aku begegas untuk nyatok karna rambutku sudah mulai lurus lagi. Akupun memberikan foto rambutku yang curly hasil mencatok. Dia memuji rambutku.

Laskar : "bagusnya lo catokaan"

Laskar : "gue mau bl di bmw"

Embun : "otw kesana ah"

Tadinya aku benar – benar ingin kesana. Tapi tidak jadi, karena ternyata disana ada pria yang sempat mengejarku. Aku malas bertemu dengannya. Akhirnya, setelah kelas kedua usai, aku pulang. Tapi sebelum pulang, aku mengantar Angel dulu kerumahnya. Sesampainya dirumah, Laskar bertanya kepadaku.

Laskar : "lo bisa ngerasain orang disantet?"

Pertanyaan yang agak sedikit horror. Tentu saja aku tidak bisa. Itu berbeda dengan kemampuanku. Sepertinya hanya orang yang memiliki ilmu yang mengetahui hal tersebut.

Laskar : "gatau, belum pernah liat. Emang kenapa?"

Dia bercerita bahwa ayahnya mungkin terkena santet. Aku bilang bahwa banyakin membaca surah – surah pendek seperti, al-fatihah, an-nas dan al-falaq. dia bilang bahwa rumahnya sudah diadakan pengajian. Dan itu bagus. Memang seharusnya seperti itu. Kemudian ia banyak bercerita tentang keluarganya. Dia bilang dia saat ini berada dirumah ayahnya. Nanti kalau sudah dirumah ibunya dia akan bercerita lebih jelas.

Ya, kalian tidak salah baca. Laskar memiliki keluarga yang orang bilang dengan sebutan broken home. Kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah. Dia tinggal Bersama ibu kandungnya. Tetapi dia sangat dekat dengan ayahnya. Sangat dekat. Hanya saja aku tidak tau mengapa ia tidak tinggal dengan ayah kandungnya.

Kemudian dia mengganti topik dengan bercerita tentang teman adiknya.

Laskar : "aku lagi sama adik aku. Dia cerita katanya ada salah satu adik kelasnya hamil"

Laskar : "mana baru kelas 7"

Aku kaget. Bukan. Bukan karna seorang siswi smp yang hamil. Tapi kaget ketka ia memanggil dirinya dengan sebutan aku. Bukan gue seperti biasanya. Aku bertanya mengapa? Kenapa bisa?. Diapun menceritakan detailnya. Kitapun kemudian mengobrol Panjang. Tak lama dari situ, salah satu teman smp ku mengkontekku lewat whatsapp.

Risa : "kumpul sini. Sama anak – anak"

Akupun mengatakan kepada Laskar bahwa aku ingin pergi dulu menemui teman-teman smpku. Sesampainya di tempat aku menemui teman – teman lamaku. Percakapan kita berbalik kembali membahas tentang santet yang dialami ayahnya.

Dia bilang bahwa cerita di whatsapp kurang seru. Karena ada banyak hal yang ingin ia ceritakan. Dia lebih suka cerita langsung atau lewat telfon tapi tunggu dia balik kerumahnya terlebih dahulu. Akupun menyetujuinya. Kami saling tidak membalas pesan cukup lama karna sama – sama sibuk. Dia sibuk dengan pengajian yang diadakan dirumah ayahnya. Begitupun aku yang sedang asik mengobrol dengan teman – teman masa smpku.

Sekitar jam sebelas malam, Laskar mengabariku, ia bilang bahwa ia sedang dalam perjalanan pulang. Aku juga ikut pulang. Tapi tidak langsung kerumah. Seperti biasa, aku berjalan – jalan malam dahulu. Mengitari kota Serang. Aku sangat menyukai angin malam. Hampir setiap malamnya aku selalu mengitari kota.

Sesampainya dirumah setelah hampir satu jam lamanya aku berjalan – jalan. Aku tidak membuka ponselku. Aku langsung tertidur begitu saja hingga lupa bahwa malam ini, Laskar ingin bercerita lewat telfon. Ah, aku kelupaan.

Mr. AntTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang