Bab 7

6 2 1
                                    

An Art Gallery Could Never Be As Unique As You – Mrld
Rest Of My Life – Arash Buana, Ashira Zamita

Laskar : "morn"

Pagiku dimulai dengan pesan singkat ucapan selamat pagi dari Laskar. Walaupun singkat tapi itu membuatku senang. Karena selama kita saling bertukar pesan. Ia tidak penah mengucapkan selamat pagi kepadaku. Ada perubahan. Bagus.

Akupun memberikannya foto selfie bangun tidurku kepada Laskar,

Laskar : "masih rebahan aja"

Embun : "baru banget bangun"

Embun : "kaget gue baru bangun rumah sepi"

Laskar : "lo gak ada kaka atau adek gitu dirumah?"

Embun : "adek gue kan sekolah"

Laskar : "iya juga sih bener"

Kita skip kebagian percakapan basa basi yang menurutku tidak terlalu penting untuk di tunjukkan. karena seperti biasa hanya berisi obrolan pergibahan atau cerita - cerita keseharian yang biasa saja.

Tapi hari ini, kami berdua menyepakati untuk bertemu.

Sekitar jam 11.35 Laskar bilang sedang ada di Virgo, nama vape store langganannya. Aku pikir kita tidak jadi bertemu siang ini. karena tidak ada kabar lagi dari Laskar dan dia juga sedang berada di vape store langgananya bersama teman – temannya.

Laskar : "rumah lo di belah mane?"

Laskar : *send photo

Aku tekejut. Kaget karena setelah setengah jam lebih lamanya dia tiba – tiba sudah berada di depan gapura perumahanku. Aku kira kami tidak jadi bertemu hari ini. karena dia tidak terlihat serius ingin bertemu denganku.

Embun : "lah anjjir ko lo gabilang – bilang mau kerumah gue sih fak"

Aku mengetik sambil panik. Tentu saja panik. Aku masih mengenakan kaus, belum make up, nyatok dan kegiatan siap – siap lainnya.

Laskar : "yauda buru rumah lo dimana?"

Embun : "lurus aja terus sampe mentok"

Embun : "nanti belok kanan terus lurus lagi sampe gang ke tiga"

Tak lama, aku mendengar suara mobil Laskar. Aku tau itu suara mobilnya karena feelingku tidak pernah salah. Aku langsung menyemprotkan parfumku. Mengenakkan sepatu dan bergegas keluar rumah. Tak lupa mengunci pintu dan pagar rumahku.

Laskar membuka kaca mobilnya dan tersenyum kearahku.

Aku membuka pintu mobilnya, "lo kalau otw tuh bilang dulu napa biar gue bisa siap – siap. Gue belum make up"

"yaudah sih kaya mau diliat sama siapaaja" balasnya. Akupun masuk kedalam mobilnya dan duduk di sebelahnya.

"ya diliat sama lo lah" balasku.

Masalahnya, ini adalah pertemuan kedua kami. Kalau aku sudah pernah betemu denganya selama puluhan kali sih tidak masalah mau tampil tanpa makeup pun. Jadi, aku harus tampil cantik di depannya.

Walaupun mungkin dia tidak memandang kecantikan seseorang. Tapi tetap saja, siapasih yang tidak ingin terlihat cantik apalagi di depan orang yang aku kagumi pertama kali.

Kamipun berjalan mengitari jalanan kota. selama di perjalann, kami hanya diam.

Akupun membuka grup whatsappku karena ternyata aku ada kelas online. Didampingi dengan Laskar di sebelahku yang masih fokus menyetir mobil.

Mr. AntTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang