Bab 5

12 2 1
                                    

Come Inside Of My Heart  – IV Of Spades

Aku kebangun dari tidurku. Dan membaca pesan yang Laskar kirimkan semalam.

Embun : "wkwk. Baru bangun gue co.

Laskar : "sama gue jugaa"

Embun :  "gue mau tidur lagi. Ngantuk"

Laskar : "sama sih gue jugaa"

Tapi kami berdua malah tidak jadi tidur, ada saja topik yang dibahas hingga rasa kantuk kami hilang.

Kemudian kita menggibah temanku yang berpacaran dengan orang korea. Dia terkejut sekaligus takjub. Keren katanya bisa pacaran sama orang korea apalagi orang koreanya berduit.

Embun : "lo suka film horror ga?"

Aku mengganti topik dengan menanyakan genre film. Aku sengaja ingin mengajaknya nonton hari ini.

Laskar : "kalau horror indo engga. Lebih suka luar."

Embun : "kenapa?"

Laskar : "karena setannya gak ada disini. Beda negara"

Aku tertawa. Bisa – bisanya dia berfikir seperti itu. Menyebalkan. Sangat. Tapi dia tidak salah. Wajar saja dia berfikir seperti itu. Karena di film – film setan lokal dan luar digambarkan dengan sangat berbeda.

Laskar : "lo mah nonton film horror ketemu temen – temen lo"

Ini sangat menyebalkan. Dia meledekku. Mentang – mentang aku bisa melihat mereka dan berinteraksi dengan mereka. Tapi dia lucu. Maksudku, semua obrolannya nyambung denganku. Aku merasa nyaman berkomunikasi dengannya. Ah aku harap kita bisa begini terus dalam waktu yang lama. Engga. Bukan. Tapi, selamanya.

Laskar : "aku mau jalan – jalan"

Laskar : "dijemput Gibran tiba – tiba"

Laskar : "ke alun – alun"

Embun : "ikuuuttt"

Hahaha. Aku benar – benar menyebalkan. Minta ikut. Emang aku ini siapa. Bahkan sampai cerita ini ditulis, aku malu sama diri aku yang di bab ini. Malu bangeett astagaa...

Laskar : "belum pada mandi aneh"

Laskar : "gue nginep di Gibran"

Embun : "katanya di jemput tiba – tiba"

Laskar : "salah kirim. Tadi mau kirim ke bokap"

Tapi aku merasa bahwa seharusnya pesan tadi bukan untuk ayahnya. Melainkan perempuan lain yang aku tidak tau apakah sedang dekat dengannya atau tidak. Atau mungkin ini hanya asumsiku saja. Hanya Laskar yang tau.

Laskar : "gue ga bilang kalau semalem main. Soalnya kalau bukan balik kerumah disuru nginep di bokap"

Laskar : "wkwkwk"

Laskar : "perasaan gue ngechat bokap"

Laskar : "maaf maaf"

Hmmm. Ya mungkin dia benar. Aku juga bingung dengan typing dia yang menyebut dirinya dengan sebutan aku. Seperti waktu itu.  Tidak lama, Riska, temanku mengirimiku pesan. Ia mengajakku makan di burgerking. Aku memberi tahu Laskar.

Laskar : "ngapain lu disana?"

Laskar : "gue lagi nyeting mobil temen"

Laskar : "lu ke bugerking mau liatin orang sunmorian ya?"

Mr. AntTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang