Bab 6

9 2 1
                                    


Falling In Love In A Coffe Shop – Landon Pigg

ILYSB – STRIPPED

Kita langsung saja loncat ke bab enam. Tepat enam hari setelah aku berkenalan dengannya. Di bab kali ini, akan kuceritakan pertemuan pertamaku dengan Laskar. Sebenarnya, semalam aku sudah betemu dengannya. Sekitar jam sebelas malam saat aku makan pecel lele di dekat bunderan Ciceri bersama Riska. Tenyata dia sedang berada di vape store langgananya. Tepat disebelah warung pecel lele yang aku tempati. Aku melihatnya keluar dari vape store bersama teman – temannya. Dia juga melihat kearahku. Tapi aku dan dia sama – sama tidak bisa melihat dengan jelas muka kami berdua. Karena gelap dan posisi kita saat itu berjauhan. Kami hanya melambai, sebelum akhirnya mobil yang ditumpangi Laskar dengan teman – temannya melaju pergi.

Malam ini, aku sedang berada di café kalanoia. Salah satu tempat café di Serang. Temanku merayakan ulang tahunnya disini. Aku bantu mendekor acara ulang tahunnya tepat di vip room. Oh,iya Laskar bilang dia akan kesini bersama teman – temannya. Tapi belum kelihatan juga hingga suara mobil terdengar dari dalam ruangan.

"tuh mobil siapa tu" ucap Sera, salah satu temanku.

"mobil ayang guee" ucapku pede sambil senang.

Tapi ternyata bukan. Itu adalah Rena. Temanku yang berulang tahun hari ini. Aku fikir itu Laskar. Mana aku sudah senang sekali jika itu bener dia. Dan apa tadi kataku? Ayang gue? Ah aku terlalu pede mengecapnya sebagai milikku. Padahal saling menganggap saja belum. Kalau Laskar tau ini dia pasti menganggapku aneh karena aku terlalu pede menyebutnya dengan sebutan ayang di hadapan teman – temanku.

Tak lama dari situ, Laskar dan teman – temannya tiba – tibsa saja masuk kedalam café yang aku tempati. ia sedang berada di kasir. Memesan sesuatu yang ada di menu café tersebut. Aku sengaja melewatinya dengan berpua – pura keluar café menuju pakiran untuk mengambil rokok. Tapi dia hanya diam saja. Tidak memanggilku bahkan mungkin melihatku saja tidak.

Aku deg-degan. Jantungku berdebar kencang. Tidak menyangka akan bertemu dengannya. Aku bingung harus apa. Karena hari ini, aku tidak mandi dari pagi. Aku menyesal, kalau tau hari ini aku akan bertemu dengannya. Aku pasti akan mandi.

Saat aku masuk kembali kedalam. Ku lihat Laskar dan teman - temannya masih berada dikasir. Mungkin dia dan teman- temannya belum selesai memesan.

Akupun masuk ke ruang vip tempat acara ulang tahun temanku,  Rena berlangsung. Aku lihat dia pergi meningalkan kasir dan berjalan mencari tempat duduk. Diluar ruang vip café. Akupun mengambil dress putih milikku dan meminta Siska mengantarkanku ke kamar mandi untuk berganti baju.

Ya, aku masih mengenakan baju yang berbeda dari dresscode ulang tahun Rena. Sweater rajut biru dan celana putih. Sementara dresscode ulang tahun Rena adalah putih. Jadi aku harus berganti baju dulu untuk menyamakan dengan dresscode acaranya.

Akupun berjalan ke kamar mandi bersama Siska. Kulihat Laskar yang sedang duduk disudut café. Sedang menghisap rokok elektriknya. Aku tadinya ingin memanggilnya. Tapi ku urungkan niatku untuk memanggilnya.

Aku masuk ke kamar mandi kemudian berganti baju. Dress kemeja putih selutut yang bagian pergelangan tangannya belum di kancing. Aku meminta Siska untuk mengancing bagian pergelangan tangannya. Tapi tidak jadi.  Aku ingin cari pehatian kepada Laskar.

Jadi aku menghampiri dia dan meminta tolongnya untuk mengancingi lengan bajuku. Padahal aku sendiri juga bisa. Tapi aku sengaja supaya aku bisa lebih dekat melihat wajahnya.

Kalian harus tau, dia sangat tampan dilihat langsung dibanding di foto. Aku semakin menyukainya. Sungguh. Semakin tertarik dan berharap bisa terus dekat dengannya.

Mr. AntTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang