My Favorite

885 62 27
                                    


"Hiaaa.. bisakah berhenti tersenyum seperti itu?"

Nunew melayangkan protes melihat kekasihnya yang tak berhenti tersenyum hingga terkadang sampai mengatupkan kedua bibirnya kedalam atau menutup mulutnya sambil terus mencuri pandang kearahnya.

"Hia sedang menyetir, sebaiknya Hia lihat ke jalan, bukan ke Nhu."
Pemuda manis itu menempatkan telapak tangannya di pipi sang aktor dan menuntun wajah kekasihnya hingga menghadap ke jalanan di depannya.

"Ah.. maaf sayang, Hia tidak bisa berhenti menatapmu karena Nhu terlihat sangat cantik."

Itu benar. Sejak Nunew keluar dari kamar dengan pakaian dari Bow, Zee tak bisa melepaskan pandangannya.
Namun sebenarnya ada hal lain yang membuatnya terus tersenyum.
Ia teringat percakapannya dengan ayah Nunew dan Bow sesaat sebelum mereka pamit lebih dulu.

.

.

"Terima kasih banyak, nak Zee."
Ayah Nunew berucap saat Zee berpamitan padanya.

"Aku yang harusnya berterimakasih, paman. Kau selalu mendukungku, tak pernah sekalipun meragukanku. Paman mempercayakan Nunew padaku. Dan aku berjanji padamu akan selalu menjaganya."
Sang aktor bersyukur ayah Nunew tak pernah meragukannya.

Mr. Perdpiriyawong memeluk Zee, menepuk bahu sang aktor dan menjabat tangannya dengan sangat erat.
"Terima Kasih, tolong jaga dia. Semoga semuanya berjalan lancar dan sukses!"

"Terima kasih banyak, nak. Kami mendoakan kelancaran dan kebahagiaan kalian berdua."
Begitu pula dengan ibu Nunew, ia menggenggam kedua tangan Zee saat memberikan wai padanya.

Di sudut lain ruang itu Bow terlihat memeluk Nunew,
"Thank you so much, Phi, for the clothes, the gifts for my family, and everything." (1)

Wanita tinggi itu menggenggam kedua tangan pemuda manis di depan dadanya.
"I'm glad he has you, i can see how happy he is. You are his sunshine. Thank you so much for taking care of him. I don't have to worry about him anymore." (2)

"And Nunew..."
Bow mengelus salah satu sisi wajah kekasih adiknya,
"You are beautiful. You have your own strength that no one else has, that's why Zee chose you. Have a little confidence in yourself, hmm?" (3)

Nunew mengangguk dan memeluk wanita cantik di depannya sekali lagi.
"Thank you so much, Phi Bow."

Sementara Nunew berpamitan dengan seluruh keluarganya, Zee menemui sang kakak.

"Aaaww... My baby's all grown up." (4)
Bow memeluk adiknya dan menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan kiri.

"Thank you, Bow."
Zee mengeratkan pelukannya. Disamping seringnya mereka bersilat lidah, Zee benar-benar bersyukur memiliki kakak seperti Bow.

My Favorite FlavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang