Menjemput Nunew bukanlah hal baru bagi Zee, namun kesempatan itu tidaklah sering.Kesibukannya sebagai aktor terkadang membuatnya harus pulang lewat tengah malam, pagi hari, atau bahkan tidak pulang untuk beberapa hari.
Jadi, jika ia memiliki waktu untuk bisa menjemput kekasihnya sudah pasti ia lakukan.
Sayangnya, sang kekasih malah sering memintanya untuk pulang lebih dulu dan beristirahat tanpa harus menunggunya hingga tutup toko.
Nunew berpikir waktu yang ada lebih baik digunakan untuk beristirahat daripada menjemput dan menunggu, mengingat padatnya jadwal syuting maupun acara lain yang menunggu di hari berikutnya.
2 Minggu ini Zee terus disibukkan dengan syuting serial televisi yang harus segera ia selesaikan karena dalam waktu dekat ia akan terbang ke Milan menghadiri suatu acara.
Namun malam ini ia menyerah. Membiarkan kekasihnya menunggu dan membawanya pulang.
Lagipula, Nunew sendiri merasa rindu melihat lampu-lampu jalan dimalam hari dari kursi penumpang sambil saling melempar teka teki dengan kekasihnya.
Perjalanan pulang menjadi hal yang mengasyikkan bagi keduanya.
.
.Nunew menata beberapa es krim yang dibawanya dari toko ke dalam lemari beku di apartemen mereka.
"Hia, Nhu mandi dulu."
"Ah, ok!"
Zee menjawab sambil melihat-lihat naskah film yang ditawarkan padanya. Manager meminta dirinya membaca dan segera mempertimbangkan keputusannya untuk membintangi film yang ditawarkan atau melepasnya.
25 menit berlalu, Nunew kambali turun dengan rambut yang sedikit basah dengan atasan piyama abu muda milik Zee yang terlalu besar pada tubuhnya.
Dada dan leher putihnya mengintip dari balik piyama yang kancingnya dipasang rendah.
Keliman bawah piyama mencapai paha pemuda yang baru saja mandi. Tak terlihat apakah ia menggunakan dalaman atau tidak. Kaki putih mulusnya terpampang tanpa halang.
"Why are you having ice cream?"
(Mengapa kau makan eskrim?)
Pria yang lebih muda bertanya dari balik counter dapur pada kekasihnya yang sedang asyik menyantap es krim sambil membaca naskah di sofa panjang depan televisi.
"Why not? You made this for me. And I'm enjoying every bit the love u've poured into this ice cream."
(Memangnya kenapa? Kau membuatnya untukku. Dan aku menikmati setiap cinta yang kau tuangkan dalam es krim ini.)
Sang aktor mengangkat bahunya. Sedikit bingung karena baru kali ini kekasihnya protes saat dirinya memakan es krim buatannya.
"I did make it for you. But that's not how you eat it."
(Aku memang membuatnya untukmu. Tapi bukan begitu cara memakannya.)
"It's not? Really? How?"
(Bukan seperti ini? Benarkah? Lalu bagaimana?)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Flavor
FanfictionCerita random tentang aktor terkenal Zee Pruk dengan seorang pemuda, anak dari penjual es krim. Percakapan banyak menggunakan bahasa Inggris. Akan ada sexy conversation atau jika memungkinkan NC scene.