I Love You

714 68 15
                                    

Zee merebahkan tubuh ya diatas kasur. Senang rasanya bisa kembali kerumah.
Ia memgambil bantal yang biasa dipakai Nunew, memeluknya dan menghirup dalam-dalam.

Ada aroma Nunew yang lekat pada bantal tersebut.
Ia sangat merindukan pemuda manis itu.

05.00 sore, menandakan kekasih mungilnya masih bekerja di toko eskrim milik ayahnya.

Kesalahpahaman yang terjadi diantara keduanya telah terlewati.
Yah.. walaupun sebelumnya hampir bertambah parah dengan berujung berpisah.

Semua hanya karena keteledoran kakak perempuannya yang dirasa sangat konyol ketika diceritakan kembali.

Bzzzz...
Bzzzz...

Getaran ponsel membuyarkan momen nyamannya. Sang aktor berdecak, merasa terganggu dengan telepon yang masuk.
Bantal dengan aroma kekasihnya tak lepas dari pelukan saat tangannya berusaha menggapai ponsel miliknya di meja samping tempat tidur.

Park.
Asistennya selama 6 tahun menghubunginya.

"Hey! Apa rencanamu jadi? Jika ya, aku harus segera menghubungi tim pengatur acara."
Suara Park di seberang langsung memberikan pertanyaan tanpa menyapa terlebih dahulu.

"Ya, tentu saja. Maaf membuatmu repot. Tolong aturkan untukku, berikan yang terbaik."
Sang aktor menyerahkan segala urusan pada asistennya. Park sudah bersamanya selama 6 tahun, ia sudah mengenal betul keinginan dan selera Zee. Dan Zee selalu memberikan kepercayaan penuh padanya untuk hal-hal yang tak bisa dikerjakannya sendirian.

"Ok! Serahkan padaku! Aku akan memberikan detailnya nanti."

"Terima kasih Park. Thank you so much. You're the best!"

Zee menghela napasnya setelah menutup telepon. Ia kembali memeluk bantal milik Nunew dan menghirupnya.
Dadanya berdebar, ia sedikit gelisah. Pria tampan itu sudah memiliki rencana untuk mengejutkan kekasihnya dengan menjemputnya ke toko.

Lebih dari satu minggu berpisah dengan diselingi sedikit masalah membuat dadanya merasakan kembali getaran seperti saat pertama ia menyadari telah jatuh hati pada pemuda itu.
Zee merasa bersalah, namun juga rindu teramat sangat. Ia tak bisa menerka reaksi kekasihnya saat bertemu dengannya lagi nanti.
Antara senang dan khawatir, perasaannya campur aduk.

Setelah beristirahat cukup, sang aktor menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia ingin terlihat prima saat bertemu kembali dengan pemuda mungil pujaan hatinya.

Kemeja yang dibalut dengan jas putih bergaris biru dipilihnya untuk memantapkan penampilannya malam ini. Ia memeriksa dirinya pada cermin di ruang pakaian apartemen miliknya dan Nunew. Membuka dua kancing paling atas kemeja putihnya untuk membuatnya lebih kasual.

Sebenarnya, pilihan pakaiannya malam ini terbilang terlalu rapi dan mencolok hanya untuk menjemput sang kekasih, namun ia merasa ingin terlihat sempurna saat bertemu kembali setelah hampir dua minggu berpisah.

Ia kembali memeriksa penampilannya dengan sedikit membenarkan rambutnya yang sudah tertata rapi.
Ada rasa menggelitik yang terus merayapi perutnya. Dirinya terlihat sedikit gugup. Namun ia mencoba menenangkan diri dengan mengambil napas dalam dan menghembuskannya dengan sedikit berteriak.

"Hah!! Let's do this!"

.

.

.

My Favorite FlavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang