Randy baru pulang dari mengantar Chika pulang. Energinya terkuras karna harus di introgasi oleh kakak dan orang tua Chika. Memang salahnya juga pikir Randy, menampung anak gadis orang tanpa izin dari keluarganya adalah tindakan yang ceroboh. Jadi butuh waktu pelan-pelan untuk Randy menjelaskan apa yang terjadi tanpa ada yang di tutup—tutupi.
"Hah.. kenapa jadi rumit gini sih?" monolog Randy membuang nafas kasar. Bukan tanpa alasan Randy bicara seperti itu. Tapi apa yang di katakan orang tua Chika setelah selesai mengintrogasinya adalah hal yang sulit untuk Randy lakukan.
"Om dan tante jarang di jakarta, kakaknya Chika juga kadang ga bisa di andalkan, jadi om titip Chika ya Randy, kamu udah ngelindungin dia, jadi om percaya sama kamu, om tau kamu sibuk pasti, tapi gapapa kan kalo sekali-sekali kamu temenin dia kalo ada waktu senggang."
Demi apa pun, Randy pusing sekarang. Itu sama saja orang tua Chika memberinya tanggung jawab yang cukup besar. Gimana dia harus bilang sama Gracia? pikir Randy. Dia terlalu takut Gracia tau dan marah.
Apa seharusnya gue ngga usah sok jadi pahlawan aja malem itu ya? pasti ngga akan jadi rumit gini.. Cepat-cepat Randy menggelengkan kepala menghapus pikiran buruknya. Ngga seharusnya gue mikir kaya gitu, kalo gue ngga nolongin dia, gue bakal di hantui rasa bersalah seumur hidup.
Randy jadi teringat Cia—nya. untung di mobil menuju perjalanan pulang tadi dia sudah berbicara memalui vidcall dengan sang kekasih yang juga berada di van untuk melakukan tour antar kota. Sedikit merasa bersalah juga karna belum bicara apa pun tentang Chika pada Cia. Ini sebenarnya masalah simple kan awalnya? Randy yang menolong Chika dan mengatarnya sampai rumah dengan selamat, lalu selesai.
Iya harusnya memang selesai sampai situ kalau saja dia ngga sok baik buat nemuin keluarga Chika dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Harusnya dia biarkan saja Chika masuk sendiri ke dalam rumahnya, lalu dia berbelok pergi. Tapi karna niat yang menurutnya baik, sekarang malah jadi boomerang untuk dirinya sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aaah.. Chika ternyata. Mereka memang sudah bertukar nomor tadi sebelum Chika mengantarnya ke depan pagar untuk pulang.
Dan soal Chika tidak mengenalinya itu benar, semalam saat Randy pulang ke rumahnya dan meninggalkan dia sendiri di apart, baru lah Chika sadar kalo yang menolongnya itu Randy Martin saat melihat foto Randy dari kecil sampai besar yang di pajang di sana.
Sebenarnya Randy ngga bisa menyalahkan Chika atau Orang tuanya, Randy paham keluarganya pasti was—was saat mendengar anak perempuan satu-satunya hampir di ganggu oleh penguntit yang berkedok fans atau bisa di bilang mereka adalah fans fanatik.
Mau ngga mau dia mengetik balasan untuk Chika,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tanpa menunggu balasan Chika, Randy meletakan hpnya dan pergi keluar kamar untuk menemui Vanessa adiknya.
"Vanes!" panggilnya dari luar kamar sang adik. "Masuk aja koh!" saut Vanessa dari dalam.
"Kenapa koh? berantem sama cige?" Vanessa memang sudah kenal cukup akrab dengan Gracia. Ingat saat Randy memuji Vanessa dan Gracia cantik berakhir Gracia merajuk? ya.. karna itu Randy besoknya nekat mendatangi sang pacar dengan menyeret sang adik untuk di kenalkan secara langsung. Kalau di ingat agak kocak juga.
"Engga kok, kokoh cuma pusing aja." jawab Randy mendudukan dirinya di kursi yang ada di depan meja rias sang adik.
"Pusing? Minum obat dong koh!"
"Bukan pusing kaya gitu."
"Oh.. ada problem?"
"Iya bisa di bilang gitu.."
"Kenapa koh?"
"Menurut kamu salah ngga sih kalo kita nolongin orang, terus resikonya di titipin amanat yang cukup besar?"
"Emang kamu nolongin siapa sih koh?"
"Ada.. cewek namanya Chika."
"Chika? Chika Jessica?"
"Ya bukan lah, Chika member JKT48."
"OHHHHH.. terus terus?"
Menghela nafas sebentar, setelahnya Randy menceritakan apa yang menjadi beban pikirannya sekarang.
"Koh, menurut aku ya mending kokoh kalo ada waktu yang tepat ceritain aja ke Cige. Takutnya malah jadi salah paham kan? Apalagi Cige udah pasti kenal banget kan sama Chika itu? Secara mereka member JKT48, aku yakin Cige pasti ngerti koh, dari pada Cige tau sendiri nanti dia malah jadi marah sama kamu. Nanti kamu di putusin emang mau?"
"Hus! Amit—amit jangan sampe, dasar kalo ngomong suka sembarangan bocil satu ini!"
"HAHAHA makanya nanti ceritain aja sama Cige kokoh jelek!"
"Iya Vanessa bocil, nanti Kokoh pasti cerita sama Cia kalo waktunya tepat."
"Yaudah bagus kalo gitu, sekarang kamu keluar sana koh, aku mau me time!"
"Bocil kurang ajar pake ngusir Kokoh segala."
"Bodo! sana—sana hus!"
"Nyenyenyeeee.." ujar Randy keluar kamar sang adik, sengaja ngga nutup pintu lagi.
"IHHHH KOKOH PINTUNYA!!!!" teriak Vanessa kesal. Sedangkan Randy tertawa puas dengan kaki memasuki kamarnya.