11. "Ini gue salah ngga sih?"

90 9 0
                                    

Randy sekarang ada di depan pintu rumah Gracia, menunggu sang kekasih membuka pintu untuknya.

Ceklek!

Bunyi suara kunci pintu yang di buka, dan memunculkan orang yang di tunggunya dari tadi,

"ENDYYYYYY!!!"

Gracia berlari menerjang Randy dengan sebuah pelukan erat. Rasa rindu yang mereka kumpulkan akhirnya bisa mereka leburkan bersama.

"I miss u so bad cia sayang.." lirih Randy membalas pelukan sang kekasih tak kalah erat. "I miss u more than u know.." katanya lagi.

"Yaa.. i miss u too! i miss u so much bub.." balas Gracia membenamkan mukanya di dada bidang Randy. Harum parfume Randy menyeruak menusuk hidung Gracia, menenangkan.

Rasanya Gracia ingin menangis sekarang, sejak menjalin hubungan dengan Randy hidupnya mulai berubah, tidak ada hari tanpa sang kekasih tentu saja.

Semua tentang Randy adalah favorite—nya, begitu pula sebaliknya. Randy si baik hati, Randy yang selalu khawatir karna Gracia suka melewatkan jam makan karna terlalu sibuk, Randy yang bahkan bisa melakukan hal nekat apa saja jika itu menyangkut Gracia. Gracia jadi ketergantungan dengan kekasihnya yang selalu bicara dengan suara lembut ini.

Melepas pelukan yang mereka lakukan sejak 10 menit yang lalu, "Lepas dulu ya sayang, aku pegel." ujar Randy dengan cengirannya.

"Huh, katanya mau peluk aku lama-lama banget? baru segini udah pegel!" cibir Gracia dengan muka juteknya.

"Ngga gitu sayang, maksud aku kita pelukannya sambil duduk aja yuk kalo berdiri kan lama-lama bukan aku aja yang pegel tapi kamu juga loh.." aduh pinter banget nih Randy ngelesnya.

"Yaudah iya, ayo ke kamar aku aja." ajak Gracia menarik tangan Randy.

"EHhh—disini aja deh, nanti aku di gebukin orang rumah kamu, apalagi Aten." ujar Randy was—was.

"ENDY kita kan ngga ngapa-ngapain loh?????" kata Gracia dengan ekspresi shock—nya.

"Iya cia sayang, tapikan mereka bakal mikir aneh-aneh kalo kita di kamar kamu." kata Randy menjelaskan dengan pelan.

"Iya juga sih.. ya—yaudah duduk di sana aja." tunjuk Gracia pada sofa yang ada di depan TV yang ada di rumahnya.

"Jangan cemberut gitu dong sayang, kan di sini juga bisa aku peluk." bujuk Randy karna Gracia terlihat badmood.

"Iyadeh engga cemberut nih!" jawab Gracia menunjukkan senyumnya yang telihat lucu di mata Randy.

"Gemes banget sih.." ujar Randy dengan tangan yang kembali mendekap Gracia. Sesekali mengecup rambut Gracia dengan gemas.

Ditengah pelukan mereka tiba-tiba ada yang datang.

"EKHMM!" dehem Aten.

Randy kaget, berusaha melepas tangannya dari badan Gracia. Tapi ngga bisa karna Gracia malah semakin mengencangkan pelukannya. "Cia lepas, itu ada Aten." bisik Randy ke Gracia.

"Bodo amat! gamauuuu.." rengeknya.

"Tapi itu Aten udah melotot ke aku."

Gracia menatap Aten menantang, "Kenapa?! mau marah????"

"Cici apaan sih? Peluk—pelukan gitu, aku aduin papap sama mama nih!" ancamnya. Tapi bukan Gracia namanya kalau kalah dari sang adik.

"Aduin aja! coba sekarang aduin, aku mau liat kamu telfon papap!" tantangnya.

"Beneran nih ya! Aku aduin beneran nih liat ya!!!"

"Iya iya aduin cepet cici mau liat kamu telfon papap sekarang juga. Jangan ngomong aja!"

YOU ARE MY SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang