004 - Kisah dalam Lembar

2.7K 360 59
                                    

seumur hidupnya, [M/N] tidak pernah menunjukkan emosi— tidak, lebih tepatnya dilarang menunjukkan emosinya.

tinggal bersama sang Oma tidaklah mudah. bagi Oma, emosi adalah kelemahan pada
diri manusia. oleh karena itu sedari kecil [M/N] diajarkan untuk memendam perasaannya sendiri.

harus tetap tenang dan datar di setiap waktu. [M/N] di didik dengan keras, tidak ada kesedihan, kebahagiaan, kemarahan, ketakutan, yang pernah terpancar dari wajahnya.

[M/N] menjadi tak tersentuh hingga ketika ia 'pulang',  untuk pertama kalinya [M/N] menunjukkan emosi.

.
.
.
.
_____

"hah?"

ketujuh elemental itu menunjukkan raut berbeda beda, Taufan, Blaze dan Duri saling berpandangan dengan wajah bingung, Solar menahan tawa, Hali dan Ice mengernyitkan dahi, dan Gempa yang tersenyum kikuk bingung hendak menjawab bagaimana.

"kakak tidak tau tentang Boboiboy si pelindung galaxy?" Tanya Blaze. [M/N] mengangkat alis dengan ekspresi aneh.

"Boboiboy si pelindung galaxy? julukan macam apa itu? kekanakan sekali." [M/N] berucap dengan kening mengernyit sedangkan Blaze dengan senyum manisnya hampir saja meledak jika Duri tak menahannya.

"lepas, Dur! biar kupukul kepala orang itu!"

"aduh duh, ngga boleh Blaze! nanti kualat tau rasaa!"

"sudah sudah! jangan bertengkar!" buru buru Gempa segera melerai keduanya, ia kemudian beralih kepada [M/N].

"jadi begini kak.." Gempa mulai menjelaskan dengan sabar apa yang telah terjadi sejak Boboiboy baru datang ke pulau rintis untuk berlibur.

dimulai dari pertemuan Boboiboy dengan Ochobot sampai saat pertarungan terakhir mereka yaitu pertarungan dengan Retak'ka. sesekali ia akan mengusap dada berusaha sabar setiap kali [M/N] melayangkan komentar maupun pertanyaan yang mampu membuat Gempa bingung dan tak bisa berkata-kata seperti—

"Ochobot itu cwk atau cwk?"

"kalau Tok Aba minjam jam kuasamu lagi, apakah Tok aba bisa berpecah tujuh dan menjadi Tok Aba Halilintar, Tok Aba Blaze dsb?"

"Hoverboard Taufan gabisa nyentuh tanah ya?"

"masa kau kalah pinter sama alien sih. siapa tadi namanya? A pak pak?"

"Solar rabun kah?"

"kocak, lupa sama diri sendiri."

"jadi Fang itu landak atau alien?"

"lah, ini bukan kokoci namanya tapi kokkecil."

—dan sebagainya, Taufan sudah tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan dan celetukan [M/N] sedangkan Solar membantu gempa untuk menjawab pertanyaan nyeleneh itu. tolong tabahkanlah hati Gempa agar tidak memukul kakak dan rekan elementalnya ini.

"jadi begitu," Gempa mengakhiri ceritanya bersamaan dengan [M/N] yang ber-oh ria sembari mengangguk. baru saja [M/N] membuka mulut untuk mengajukan pertanyaan, Hali dengan cepat menyela.

"nanyain pertanyaan goblok lagi ku lakban mulutmu." ancamnya membuat [M/N] mendelik tidak suka.

"kau ga mirip Oboi sama sekali, gaada manis manisnya." celetuk [M/N].

JDERRR!

"HALI SABAR LI!" panik Taufan dengan segera menenangkan rekan elementalnya yang diselimuti aura mengerikan kala petir menyambar tak jauh dari mereka.

[M/N] hanya menatap datar dengan seringai kecil yang terkesan jahil, puas rasanya melihat kemarahan dari sosok elemental petir di hadapannya.

rasanya sudah sangat lama ia tak merasakan hal ini, apa dia pernah sebebas ini dalam berekspresi?

frère !? || Boboiboy x [Male] reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang