003 - adikku kembar tujuh?

2.7K 361 19
                                    

angin pagi berhembus dengan lembut, bersamaan dengan sinar mentari yang menyingsing, menyelinap masuk melalui celah celah jendela yang berlapis gorden membangunkan insan insan yang masih bergelung dalam selimut. bersiap menjalani hari.

namun tampaknya hal itu tak berlaku pada salah satu manusia dikediaman Tok Aba. disalah satu ruangan tampak seorang pemuda masih sibuk menjelajahi alam mimpi, berlabuh di pulau kapuk tanpa mengenal waktu.

Tampak damai dalam lelapnya, setidaknya sebelum sesuatu yang menusuk nusuk pipinya mengganggu kenyamanan dan merusak mimpi indahnya.

"hng.." [M/N] melenguh, menjauhkan sebuah tangan yang terus menusuk pipinya.

"hei, bangun."

"tsk.. 5 menit.."

"bangun."

"5 menit, boii."

"Tok Aba nyuruh bangun sekarang."

"iyaa iya, nanti.."

"...ini udah jam 6."

"yang sekolah kan kamu bukan aku!" [M/N] berdecak, menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

hening..

dirasa Boboiboy telah pergi dan sudah tak ada gangguan, [M/N] kembali terlelap melanjutkan mimpi indah yang tertunda. ya, mimpi indah berenang dikolam uang.

didalam mimpinya, [M/N] terlihat seperti orang yang menikmati hidupnya lebih dari siapapun, uang yang melimpah memenuhi kolam, pelampung emas— tunggu, gimana ceritanya emas bisa jadi pelampung? ah sudahlah, abaikan saja.

semuanya terasa damai hingga [M/N] yang sedang bersantai tiba tiba mengecap rasa pahit di mulutnya yang mana seharusnya tak pernah ia rasakan didalam sebuah mimpi.

"hm..? apa ini.."

"pait pait asin gitu ya, eh tapi— HUEK!"


SREK!


[M/N] terbangun dengan napas memburu, dengan cepat terduduk melepehkan sesuatu yang menyumpal mulutnya, "pleh! pleh! SIALAN! APAAN INI ASU?!" umpatnya, matanya melotot horror ketika mendapati bentuk bentuk lucu dari biskuit yang menjadi objek penghancur mimpi indahnya.

"RACUN JENIS APA INI?!"

Manik coklat Boboiboy bersitatap dengan manik serupa milik [M/N], pemuda bertopi dino itu menelan ludah gugup ketika mata tajam sang kakak kini menatapnya dingin meminta penjelasan.

hening, tatapan [M/N] beralih menatap bungkusan biskuit ditangan Boboiboy yang dengan cepat menyembunyikannya saat aura suram terasa semakin mencekam disekitar [M/N], buru buru ia berusaha menjelaskan.

"erm.. itu—"

"SINI KAU OBOI!"

"eh—t-tunggu! kita bisa bicarakan baik baik— T-TOK ABAAAA!"

.
.
.
.

_______________

.
.
.
.

matahari sudah berdiri tegak di singgasana nya, berkali-kali [M/N] menghela napas berat seolah tengah memikirkan sesuatu yang benar benar penting.

kini [M/N] sedang berada di kedai, melamun sembari menatap para pelanggan yang sedang menikmati minuman buatannya. sedangkan Boboiboy telah pergi kesekolah sejak beberapa jam yang lalu— mungkin sebentar lagi akan kembali pulang.

"Dey, Boboiboy! kamu tak pergi sekolah kah?" [M/N] tersentak pelan, terimakasih pada pria berdarah india yang telah menariknya dari pikirannya kembali kedunia nyata. tapi tunggu— apakah pria ini salah mengira bahwa ia adalah Boboiboy?

frère !? || Boboiboy x [Male] reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang