Matahari semakin naik, memamerkan sinar pada para makhluk hidup di bawahnya yang masih beraktivitas. Dari sekian banyaknya manusia di bumi sebagian merutuki panasnya, sebagian lagi mengabaikan seolah menikmati.
"Assalamualaikum tok!"
Tok aba yang tengah membersihkan meja menolehkan kepalanya, senyum lembut mengembang di wajahnya ketika mendapati sang cucu bertopi oranye berjalan mendekat dengan tas tersampir di bahunya, menandakan bahwa pemuda itu baru saja kembali dari sekolah.
"wa'alaikumussalam. tumben pulang cepat, mana kawan kawan kamu?" Tanya Tok Aba selagi sang cucu— Boboiboy, menyalimi tangannya.
"Boboiboy suruh mereka pulang dulu, nanti sore mereka datang lah" ujar Boboiboy, celingak celinguk mencari sesuatu "mana ochobot?"
"ada dirumah, Atok suruh dia istirahat. kasian dia, kerja di dua tempat tiap hari" Boboiboy mengangguk, memang akhir akhir ini robot bulat itu sering kali disibukkan dengan tugas tugas di Tapops-U dan kedai. tangan pemuda itu terulur mengambil kain lap yang berada di genggaman Tok Aba.
"tok aba pasti capek, istirahatlah, biar Boboiboy yang gantikan atok jaga kedai!"
semangat Boboiboy yang menggebu-gebu membuat pria yang sedang berada dalam umur tuanya itu terkekeh mengulum senyum geli, padahal cucunya ini baru saja pulang beberapa menit yang lalu tapi energinya seolah tak ada habisnya.
"heh, Atok masih kuat tau" kekeh tok aba membuat pemuda bertopi itu mengerucutkan bibirnya, cemberut.
"Atok bekerja dari pagi lho! pinggang Atok juga sering sakit kan akhir akhir ini? dah dah, biar Boboiboy urus kedai~!" melihat sang pemuda yang bersikukuh Tok Aba mengangguk pasrah membiarkan Boboiboy mendorong tubuhnya lembut untuk beristirahat di Gazebo taman yang tak jauh dari kedai.
pengunjung demi pengunjung berdatangan, cukup ramai hingga membuat Boboiboy kewalahan dan memutuskan untuk menggunakan kuasanya, berpecah menjadi tiga elemen yaitu Halilintar, Taufan, dan Gempa.
"Boboiboy! special ice chocolate Tok Aba satuu!"
"wahh! ada Halilintar!"
"Taufan, sini sini!"
ketiganya tampak sibuk, Gempa membuat pesanan, Taufan yang mengantarkan, dan Halilintar yang sedang menghitung bill, "Taufan! bisa tolong ambilkan persediaan koko dirumah?" pinta Gempa dari balik meja counter membuat sang pemilik nama menoleh.
"hm? okee Gemmy~!" seru Taufan riang, menyempatkan diri untuk sekedar mengedipkan sebelah matanya menggoda beberapa gadis yang dilayaninya dan kini memekik kegirangan membuat Halilintar memutar matanya malas.
"ceh, buaya.."
___________
Taufan bersenandung riang diatas hoverboard nya, jujur ia sangat malas untuk berjalan dan lebih memilih menggunakan hoverboard . padahal, dari kedai ke rumah Tok Aba hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja.
"eh? eumm.. apaan tuh?" monolog Taufan, ia memicingkan matanya saat melihat sepasang alas kaki yang tampak asing dalam ingatan. oke, sandal ini tampak bagus dan mahal, apa Tok Aba baru saja membeli sandal baru?
lamunannya buyar saat indra pendengarnya mendapati suara berisik yang samar samar terdengar dari dalam bangunan yang ia sebut rumah itu, pemuda berpakaian dominan biru tua itu melompat turun dari hoverboard nya, ia menatap tajam kearah pintu dengan perasaan was was .
dengan langkah senyap dan pelan, Taufan mendekat lalu membuka pintu. rumah tampak sepi namun suara berisik itu terus terdengar, apa rumahnya kini berhantu? eh, itu tidak mungkin! Boboiboy anak sholeh kok! perlahan langkah Taufan membawanya ke dapur.
SRET!
"MALIINGGG! HALI! GEMPAAAAA! ADA MALING!" Taufan berseru heboh, menyeret kaki sosok pemuda yang tampak syok dengan kekuatan anginnya, pemuda yang ia temukan di dapur tadi.
"H—hey! lepas- aduh!"
Halilintar dan Gempa yang mendengar seruan Taufan buru buru melepas apron, berlari menghampiri Taufan yang turut menghampiri mereka, "Taufan?! ada apa?" Tanya Gempa terengah engah, untung saja kedai sudah mulai sepi jadi ia bisa sedikit tenang meninggalkan kedai.
netra ruby Halilintar menangkap sosok pemuda yang terbaring ditanah, pasrah dengan bola angin yang menahan kakinya. matanya memicing, "siapa?" desis Halilintar dengan petir merah menghiasi tangannya.
"sudah kubilang kan? ada maling!"
"gue bukan maling, bocah!"
"mana ada maling ngaku maling?!"
"dih, duit gue udah banyak kali! ngapain gue maling!?"
"kalo emang banyak duit, ngapain maling?!"
"DIBILANG GUE GA MALING!"
"Fan, udahlah.. gaboleh buruk sangka." Gempa menghela napas lelah bersamaan dengan Halilintar yang menarik telinga pemuda angin itu membuatnya memekik.
"SAKIT LIN!" pekik Taufan.
DRAP DRAP DRAP!
"ada apa ini?!" Tok Aba datang dengan tergesa gesa, raut wajahnya tampak khawatir, terlebih lagi ketika suara Taufan yang memekakkan telinga terdengar berhasil mengganggu waktu istirahatnya. ketiga elemental itu menoleh.
"tuh kan, Tok Aba jadi keganggu." kesal Hali memukul kepala belakang Taufan membuatnya meringis, "ini Tok, tadi Gempa nyuruh Taufan kerumah buat ambil koko. Tapi tiba tiba si Taufan balik lagi, katanya ada maling-"
"GUE BUKAN MALING!?" pekik sosok pemuda itu tak terima.
"diem." sekarang kicep, "gitu tok." Halilintar menyelesaikan ceritanya, singkat betol.
Tok Aba ber-oh ria, menggeleng kecil sembari terkekeh. ia menatap elemental elemental cucunya itu lalu beralih menatap pemuda lain yang kini melengkungkan sudut bibirnye kebawah dengan kesal, "dia bukan maling kok."
"denger tuh!"
Taufan dan Halilintar mendelik, sedangkan Gempa menghela napas memutuskan untuk kembali bergabung menjadi Boboiboy sebelum kedua rekannya kembali rusuh, "terus dia ini siapa tok?" Tanya nya.
surai hitam legam dengan helai putih, manik coklat yang bersinar dibalik tatapan tajamnya. jaket abu dengan kaos hitam di dalamnya....
"aik? kamu tidak ingat ya? dia kan kakak kamu."
...
"Hah?"
....
"HAAAAAAAAAAAHHHHH?????!!!!!!!"
__
TBC
pict header dari KuruKuru_Chan diPinterest
19/01/24
KAMU SEDANG MEMBACA
frère !? || Boboiboy x [Male] reader!
Fanfic"Boboiboy punya kakak?!" hanya fiksi belaka bukan BL yh __ Boboiboy © Monsta cover by Nrnaa__