007 - memori masa lalu

2.4K 345 38
                                    

"pelan pelan."

"ini udah pelan.."

"jangan di teken!"

"makanya jangan banyak gerak!"

"UJUNGNYA KENA LUKA, GOBLOK!!"

"ASTAGHFIRULLAH, KAKAK KASAR!"

"KAU BIKIN EMOSI!"

"BERISIK! DIAM KALIAN BERDUA!" Halilintar mendelik kesal.

"akh! kau ga bakat ngobatin orang! syuh syuh, mending kau pergi main bareng Duri sana!" kesal [M/N] merebut obat merah yang berada di tangan elemental api itu, membuat Blaze mengerucutkan bibirnya sebal.

Gempa yang baru kembali dari dapur dengan tangannya menenteng sebuah nampan menggelengkan kepalanya, "sini kak biar Gem obatin, Aze emang ga becus." ucapnya sambil menaruh nampan berisi teh hangat itu di meja.

"kok gitu sih Gem?!" amuk Blaze.

"kenyataannya, pergi sana."

"jahat!" Blaze mencebik, sosok elemental api itu menghentakkan kakinya kesal beranjak menghampiri Duri dan Taufan yang tengah berbisik bisik di ruang tengah sambil cekikikan. entah apa yang mereka rencanakan, yang pasti Ice merasa terancam saat ini.

[M/N] menghela napas lelah sembari menyeruput tehnya, sementara Gempa kembali kedapur untuk mengambil es. jam menunjukkan pukul 1 siang yang berarti baru beberapa menit yang lalu kedua cucu tok aba itu dipulangkan.

baru saja menginjakkan kaki dipekarangan rumah, Boboiboy langsung menggunakan kekuatannya untuk berpecah tujuh, saat ditanya, Gempa mewakilinya seraya menjawab- "lagi pengen aja, biar rame." -begitu katanya..

ga heran sih, sebelum [M/N] datang Boboiboy pasti sering kesepian dirumah makanya dia memilih untuk menyibukkan diri membantu Tok Aba di kedai.

"kak"

[M/N] melirik sekilas kearah Gempa yang baru saja kembali dan tengah mengompres lebamnya dengan kantong berisi es, ia berdehem sebagai balasan, "lain kali gausah berantem." ujar Gempa.

"? tiba tiba banget."

"gausah pikirin apa kata orang, aku bisa jaga diri."

Gempa- ah tidak, sejujurnya [M/N] merasa yang sedang berbicara saat ini adalah Boboiboy. sang adik tersenyum tipis berusaha menenangkan sang kakak yang diam diam masih menyimpan kekesalan yang tak sempat ia keluarkan.

"kamu udah sering diginiin?"

Gempa terdiam, memiringkan kepalanya bingung, "ya?"

"dihina, dicaci maki, di jauhin" [M/N] menerangkan lebih jelas, "sering?"

"o-oh.. um.. gimana ya.." Gempa menggaruk pipinya kebingungan, beberapa saat tak mendapatkan jawab yang diinginkan, [M/N] memilih diam.

"lain kali jangan diem aja. "

Gempa menunduk dengan tangannya, mengobati luka luka [M/N] dengan telaten penuh kelembutan (ahay). melihat sang adik tak membalas, [M/N] menghela napas.

"mereka udah ditegur berkali-kali, tapi ya gitu." [M/N] menoleh, mendapati Halilintar yang berjalan mendekat sambil membaca buku, menginterupsi percakapan Gempa dan [M/N] sebelumnya.

"mereka mah mental kerupuk. awal awal renyah tapi lama kelamaan melempem." kata Hali.

"apa hubungannya dengan kerupuk?" [M/N] mendelik.

"otak udang." hardik Hali

"kurang ajar!"

"gini lho kakakku yang tercintaahh, si Riko Riko itu dulu pernah adu jotos sama Boboiboy. lebih parah dari kakak malahan, Halilintar sampe ngamuk gara-gara Boboiboy gamau pake kuasa!" [M/N] terperanjat kaget ketika Taufan tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang.

frère !? || Boboiboy x [Male] reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang