Chapter 2

853 62 0
                                    

Di sisi lain dalam tidurnya. Li lianhua bermimpi dirinya tengah berdiri di tepi East Sea. Anehnya ia tidak sendirian, ia juga melihat seorang pemuda yang berdiri di depannya dengan pandangan jauh ke arah lautan.

"Fang Xiaobao?"

Ketika tangannya hendak meraihnya, kesadarannya ditarik paksa. Ia terbangun dengan debaran kencang didadanya dan menyentuhnya. Lalu matanya terbelalak melihat tuan muda Tianji Hall yang tertidur di bawah ranjangnya.

"Fang Xiaobao... Xiaobao?" tangannya menggoyang pelan bahu pemuda itu. Namun ia tidak mendapati respon. Fang doubing seolah tidak bergerak apapun.

"Fang Xiaobao... Fang Doubing!" ujarnya setengah berteriak. Ada ketakutan dalam dirinya melihat pemuda itu tak bergeming.

"Pfft"

"Huh?"

Terdengar gelak tawa dari bibir detektif muda itu. "Kau bisa membangunkan Hulijing Li Lianhua"

Tabib gadungan itu terdiam. Ia masih tidak tahu harus merespon apa pada perasaan anehnya ini hingga sebuah tangan dengan lembut mendarat di keningnya. "Syukurlah demammu sudah turun" ujar Fang Doubing tersenyum.

Li lianhua membawa tangannya menyentuh dadanya. Lagi-lagi jantungnya berdebar cepat.

Malam itu Di Feisheng tiba di Lotus Tower dengan napas terengah-engah.

"A-Fei kau seperti dikejar hantu saja" sindir Fang Duobing.

"Hah...diam." Ujarnya sebelum membuka kantung yang dibawahnya sedari tadi.

"Ini!"

Kedua orang didepannya terkejut.

"A-Fei dimana kau mendapatkannya!" sergap tuan muda

"Kalian tidak akan percaya."

Lalu kemudian ia menjelaskan saat ia tengah mencari bunga itu di tepi jurang yang berkabut. Ia tergelincir dan sepertinya ia memasuki dimensi lain dimana ada seorang biksu di kuil kecil dengan hamparan Bunga Wangchuan mengelilingi kuilnya. Ia tidak begitu ingat apa yang dikatakan oleh biksu itu tetapi ia bilang bahwa ia tidak boleh berada disana terlalu lama. Ia membolehkannya memetik beberapa tangkai.

"Apapun itu ini benar-benar sebuah keajaiban. Dan bunga ini nyata" ucapFang Duobing.

"Li Lianhua aku harap kau tidak lagi memberikan bunga ini pada siapapun" ancam Di Feisheng.

Yang di ancam hanya tersenyum lemah.

-----------------------

Setelahnya Di Feisheng dan Fang Doubing bertugas melakukan perbaikan pada tenaga dalam Li Lianhua. Agar tidak berontak Di Feisheng membuat Li Lianhua tertidur dengan dupa khusus. Dan setiap pagi Fang Doubing membuat tonik dengan Bunga Wangchuan tersebut. Hingga dalam 100 hari tenaga dalam Li Lianhua telah naik menjadi 40%. Racun Bicha juga mulai luntur dan perlahan terbuang. Selama itu pula keduanya yang melakukan pekerjaan rumah. Li Lianhua menawarkan bantuan tetapi dibalas ancaman oleh Fang Doubing.

"Sebenarnya siapa yang pemilik rumah disini?" gerutunya.

Fang Doubing diminta untuk pergi berbelanja di pasar. Tentu saja bahan makanan mereka cepat habis dimakan oleh tiga orang dewasa. Ia juga harus pergi ke toko obat untuk membeli beberpa bahan obat yang habis. Ketika hendak pulang langkah kakinya terhenti. Ia menekan dadanya yang tiba-tiba nyeri tak tertahankan yang disusul oleh batuk hebat hingga bahunya bergetar. Samar-samar tercium aroma anyir dan Ketika ia membuka telapak tangannya telah dipenuhi oleh cairan merah. Dengan tergesa ia menuju sumber mata air untuk membersihkan darah di tangannya.

Tidak butuh waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang terjadi. Penyakit yang ia derita saat kecil muncul kembali.

Fang Doubing terdiam ditatapnya haparan langit di atasnya.

Sepertinya ini adalah kemurahatian Tuhan yang terakhir padaku batinnya.

"Kenapa kau lama sekali Xiaobao?" tanya Li Lianhua yang menunggunya di depan Lotus Tower.

Tuan Muda Tianji Hall itu tersenyum. "Maaf aku mengunjungi beberapa toko" ucapnya sembari mengatur belanjaan.

"Xiaobao kau terlihat pucat"

Dheg.

"Ah ini pasti karna cuaca. Aku baik-baik saja"

Nampaknya Li Lianhua tidak puas dengan jawaban pemuda itu. "Ini makan semangka dingin. A-Fei baru saja memetiknya"

"Hm! Manis!" puji Fang Doubing bersemangat. Li Lianhua tersenyum melihat reaksi pemuda di depannya dalam hati ia mengangumi senyum lebar Fang Doubing.

Malamnya ia mendapati Fang Doubing duduk di depan api unggun sambal melihat langit malam.

"Fang Xiaobao apa yang kau lalukan?" tanya Li Lianhua ikut duduk di sampingnya.

"Oh Li Lianhua! Ini sudah malam udara dingin tidak baik untukmu!"

"Hei Tunggu-" belum sempat ia menyelesaikan perkataannya pemuda itu sudah lari masuk dan kembali dengan selimut.

"Xiaobao kau tahu tenaga dalamku sudah hampir 50% aku tidak akan kedinginan semudah itu"

"Hush! Kau masih masa pemulihan. A-Fei mana?" tangkisnya

"Ia pamit pulang sebentar ke sektenya"

Fang Doubing mengangguk dan kembali terdiam menatap langit. Li Lianhua mencuri pandang. Ia akui pemuda ini telah tumbuh menjadi orang yang bisa diandalkan. Ia sangat berterima kasih pemuda ini terus membelanya dan menemaninya. Ia mulai terbiasa dengan kehadirannya.

"Fang Xiaobao"

"Hm?"

"Terima Kasih"

"Huh? Untuk?"

"Semuanya."

Fang Doubing tertegun. Ia menatap dalam Pria di depannya kemudian berujar "Aku tidak ingin kehilanganmu Li Lianhua. Tetaplah Hidup. Kumohon"

"Aku akan berusaha Xiaobao"

"Bukan berusaha! Tapi harus! Untuk A-Fei dan Hulijing juga dan semuanya "

Li Lianhua tertawa. "Baik. Baik"

Fang Doubing ikut tertawa. "Sungguh Kau harus menikmati hidupmu Li Lianhua. Aku akan memberikanmu banyak kebahagiaan"

"Ah Tuan Muda Fang ini pandai merayu"

"Aku serius bagaimana jika besok kita ke kota melihat Festival Lentera? Tanya Fang Doubing yang dibalas anggukan oleh Li Lianhua.

Time Out (Indonesian ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang