ִֶָ 𖦹 ˙˖ 📓🎧 >>
Gadis itu sudah frustasi mencari 4 temannya ini, bahkan ia sempat diikuti oleh beberapa orang untung saja ia jago dalam hal bela diri. Ia membaca artikel bahwa ada mitos tentang terowongan panas, ia pun mencari tahu tentang hal itu bersama kawannya, Kamari.
"eh, sorry gak bisa lama -lama Kao nelfon" Sereia pun mengizinkan Kamari untuk pergi duluan dari perpustakaannya, "hey, hati-hati okay" gadis itu terlihat khawatir dikarenakan kejadian beberapa hari lalu.
Kamari tak pernah tinggal diam dirumah, ia harus menangkap penjahat yang meneror kotanya. Hari menjelang malam Kamari dan Kao masih mencari disekitar desa yang katanya ia melihat burung berbentuk manusia melewatinya.
Matanya menangkap satu objek yang membuat buluk kuduk siapa saja merinding, ia berlari bersamaan Kao dibelakangnya mengejar salah satu mahluk itu. Kamari menembakkan ke arah tangan kanannya tetapi nihil disaat itu sayap yang begitu besar dan hitam melindungi tubuhnya.
Kao dan Kamari terdiam disaat ia maju mendekat kearah mereka, "nuunaa...aku tak bisa bergerak" ia pun mengalami hal yang serupa dengan Kao tubuhnya yang kaku dan tidak bisa bergerak sedikitpun. "Kaoo, tetap tenang dan waspada"
"bagaimana seseorang dari klan bawah bersetubuh dengan seorang manusia dan menghasilkan, kauu Kamarii" gadis itu terdiam disaat ia membisikan tepat ditelinganya.
"bagaimana mahluk sepertimu datang, Kavendra, humm" gadis itu menatap tajam mata hitamnya yang membuat seseorang yang memiliki kekuatan besar itu murka.
"bagaimana kalau dia jadi santapan pertama saya" ia pun mengepak kedua sayapnya mendorong Kao sampai tersungkur, begitupun Kamari terhempas tetapi kekuatan pelindungnya membuat ia masih berdiri.
"your name Kao right, bagaimana kalau kau jadi budakku, jangan menjadi budak siren itu" sambil mengarah ke arah Kao yang masih tertatih untuk berdiri lalu menggengam leher putih Kao. Kuku yang ia punya hampir menusuk masuk kedalam kulitnya, gadis itu terus mengeluarkan semua pelurunya tapi tak mempan baginya.
"ahh, satuu lagii namanya Pak Leo kan sepertinya kau harus memilih siapa yang akan duluan diselamatkan" Kamari murka entah dari mana tangannya sudah mengepal dan kekuatan berwarna ungunya itu mulai keluar dari tubuhnya.
Ia pun berlari menuju Kavendra dan menyerangnya entah dari mana tanganya mengeluarkan sebongkah es yang tajam lalu musuknya pas dipunggungnya dan baru ia melepaskan Kao yang sudah melemah.
"KAMARII" ia menghampiri sahabatnya yang membantu kabur Kao dari sini, siapa lagi kalau bukan Sereia, ia mendapatkan sinyal bahaya dari Kamari mangkanya ia kemari.
"tolong..sembuhin Kaoo bawa kabur dari sini" cahaya itupun datang dari tangannya disaat mendekatkan kearah luka Kao punya.
Kamari terus menyerang begitu pun dengan Kavindra, tetapi itu terlalu mudah baginya. "Kao, bertahanlah" luka itupun tertutup rapat walaupun menyisakan bekas karena Sereia mendapatkan serangan dari Kavendra yaitu petir yang menghantam tanganya.
Pertarungan didalam gang kecil itu terus berlanjut, sebenarnya Sereai sudah menyembuhkan Pak Leo yang terluka di depan gang disaat ia masuk jadi disaat menyembuhkan Kao energinya sudah terkuras habis.
Sahabatnya memberi kode bahwa ia baik baik saja sehabis serangan petir itu. "sialan" ia kesal dengan Sereia karena kekuatan menyembuhkanya sama saja tidak berarti baginya bila ia melukai seseorang.
"Kamarii, kau tahu ibu mu bukan sepenuhnya manusia, ia awalnya sama sepertiku monster sirenn tetapi ia mencintai manusia dan berakhir mengubah takdirnya menjadi manusia seperti biasa" ia sampil mengepakkan sayapnya, sedangkan Kamari membuat cahaya pelindung dari bulu-bulunya yang tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVYANNA
FantasyDunia telah berubah Dunia tidak seperti dahulu Tidak seperti yang kita kira atau inginkan Maukah mereka mengubah semuanya Mampukah mereka bisa bersama lagi, mungkin berdamai Berdamai dengan keadaan yang ada