|9|

698 79 16
                                    

Hello kira-kira ada yang masih nungguin cerita ini?

Semoga ada ya~

Vote and comment nya qaqa :D




Enjoy it guys ~

Enjoy it guys ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"Udah?."

"Hum."

Renzi mengangguk saat di rasa semua peralatan sekolahnya lengkap di dalam tas,Hema berdehem lalu keduanya pun mulai berangkat menuju sekolah bersama setelah memastikan kamar terkunci dengan benar.

Hema berjalan dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku,rambut hitamnya dibiarkan sedikit acak-acakan namun itu menjadi nilai plus untuk penampilannya.Seragam yang tidak di masukkan dan tas ransel hitam menggantung apik di bahunya yang kokoh.Duh perempuan mana yang tidak tertarik dengan Hema?
Hema mempunyai ciri khas juga aura yang menjadi daya tarik tersendiri untuk membuat banyak submisif maupun perempuan tertarik padanya.Tidak heran banyak pasang mata yang menoleh pada Hema ketika ia berjalan di koridor.
Auranya benar-benar menarik seseorang untuk menatapnya bahkan jika Hema hanya berjalan santai maupun tanpa melakukan hal yang mengundang perhatian karena Hema diam sudah menjadi pusat perhatian kan? Tentu saja.

Renzi hanya mengekor dibelakang Hema sambil menoleh sana sini, memindai apakah ada penampakan pagi ini.Setelah Renzi teliti,indra keenamnya memiliki durasi tersendiri untuk tidak aktif apabila bersentuhan dengan Hema.Sentuhan besar maupun kecil berpengaruh pada lama atau cepatnya indra keenamnya tidak aktif.

Semakin lama Renzi menyentuh Hema maka semakin panjang pula durasi indra keenamnya tidak aktif, begitu juga sebaliknya.
Tidak masuk akal tapi yasudah lah namanya juga dunia Oren semua bisa terjadi:D

Nah pagi ini Renzi diam-diam bangun lebih awal dan menggenggam tangan Hema selama 5 menit,Renzi sedang mengisi daya untuk bersiap-siap ke sekolah.Untung saja Hema tidak terganggu dengan perbuatannya sebab Hema benar-benar tidur bak orang mati semalam padahal Renzi sempat membuat keributan dengan menjatuhkan panci setelah melihat seorang anak kecil berlari di hadapannya dan Renzi tau jika anak kecil itu bukan manusia.Dengan berlari tunggang langgang Renzi menerjang Hema di kasurnya yang anehnya tidak terganggu sama sekali.

Sret...

Renzi merasakan lehernya tercekik sebab Hema menarik kerah bajunya.

"Ett...mau kemana lo cil? Kelas udah lewat masih lanjut jalan aja lo."

"Hah?."

Renzi yang keasikan dengan lamunannya sampai tidak sadar pintu kelas sudah terlewati beberapa langkah di belakangnya.

"Makanya melamun aja lo, kesambet tau rasa."

"Ish!! Lepasin Hema sakit tau!."

Renzi menepis tangan Hema yang menarik kerah bajunya setelah itu ia berjalan menghentak meninggalkan Hema sendirian di koridor.

Оh T᥆ᥙᥴh || Н𝘺ᥙᥴkRᥱᥒ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang