Sudah terbit di KBM App
Dan ceritanya 40% berbeda dengan yang di Wattpad. Penulisan juga lebih rapi dan minim typo
-----
"Kalo memang kamu masih ada rasa sama lelaki itu, kenapa tidak menolak perjodohan ini dengan tegas? Bukan hanya lelaki itu yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhir pekan sudah tiba, hari ini Aleya dan Fathar akan pindah ke rumah mereka, rumah milik Fathar yang ia bangun sejak 7 tahun yang lalu.
Jika dulu ia tinggal di rumah itu sendirian, sekarang ia akan tinggal dengan istrinya, bahkan mungkin... Jika Allah kehendaki, ia juga akan tinggal dengan anak-anaknya. Aamiin.
"A', beneran ini kita pindah" ucap Aleya dengan nada sedih
"Iya " jawab Fathar, mengambil alih koper milik Aleya dan membawanya keluar kamar.
"Tapi... Nanti aku kangen sama umi dan Abi gimana?" Tanya Aleya, mengikuti suaminya dari belakang.
"Rumah kita tidak jauh Aleya, hanya sekitar setengah jam dari sini" jawab Fathar .
"Beneran?" Tanya Aleya.
"Iya, beneran, gak mungkin saya bohong, sayang" ucap Fathar greget sendiri dengan istrinya.
Aleya yang mendengar kata sayang kini biasa saja karna sudah terbiasa, seperti diriku tanpa dirimu, eaaa... Canda..
"Janji ya. Kita sering-sering main kesini" ucap Aleya, mereka sudah sampai di lantai bawah.
Kemudian mereka berdua berjalan beriringan menuju keluar rumah, disana sudah ada kedua orang tua Aleya yang duduk di kursi teras.
"Sudah beberes nya?" Tanya Abi Harits saat melihat kehadiran dua anaknya itu.
"Alhamdulillah, sudah Abi" jawab Fathar.
"Barang yang mau di bawa sudah di masukin ke mobil?" Tanya umi Zainab.
"Sudah umi" jawab Fathar.
Aleya memeluk Umi Zainab, "Umi... Maafin Ara, ya, udah banyak salah sama umi" ucap Aleya, air matanya sudah bercucuran.
Fathar memilih untuk memasukkan 2 koper yang di pegangnya ke dalam mobil, ia tak ingin mengganggu acara nangis-menangis istrinya.
"Iya nak, baik-baik ya disana. Dengerin apa kata suami, jangan membantah" ucap umi Zainab, Aleya mengangguk mengiyakan, kemudian beralih memeluk abinya.
"Bi, maafin Ara ya... Ara, udah banyak salah pasti sama Abi, Abi jaga kesehatan ya.. nanti Ara sering-sering main kesini deh" ucap Aleya sesenggukan.
"Abi juga minta maaf kalo Abi punya salah sama Zahra, do'ain aja Abi sehat-sehat disini sama umi, kalo mau kesini. Jangan lupa bawa makanan enak" ucap Abi Harits sambil terkekeh, ia mengelus kepala anaknya dengan sayang.
"Jangan rindu ya" ucapnya menatap kedua orang tuanya.
"Gak kebalik? Ntar kamu yang rindu sama umi dan Abi" ucap umi Zainab.
"Ihh.. umi...." Rengek Aleya.
"Sudah, sudah. Masuk mobil sana" ucap Abi Harits.
Aleya mengangguk, kemudian menyalam kedua orang tuanya, setelah itu ia berjalan mendekati mobil milik Fathar, dengan sigap suaminya itu membukakan pintu untuknya dan menutupnya kembali setelah Aleya masuk.