Duda Lantai Lima

22. Khawatir

" Oh ya, Pak Johnny, Pak Jaehyun, perkenalkan, ini anak saya, Aeri Uchinaga. Aeri yang akan memimpin perusahaan ini, pak." Jun dengan bangga memperkenalkan anak semata wayangnya.

" Halo. Saya Aeri Uchinaga. Salam kenal, Pak Johnny, Pak Jaehyun." Aeri menyapa dua pria tampan di hadapannya itu dengan suara yang lembut serta senyumannya yang sangat memikat.
Tak lupa ia menjabat tangan Johnny dan Jaehyun secara bergantian.

" Salam kenal juga, Bu Aeri. Senang bertemu dengan anda." ucap Johnny mewakili.

" Saya juga senang sekaligus merasa terhormat bisa bertemu dengan Pak Johnny dan Pak Jaehyun."
Pesona wanita muda ini berhasil membuat semua orang yang ada di tempat berdecak kagum. Selain memiliki fisik yang mengagumkan, tutur katanya juga lembut dan sopan. Benar-benar mencerminkan seseorang yang berpendidikan.

" Nah, jadi Aeri ini baru saja selesai kuliah S3 di Jepang, Pak. Saya sengaja membangun perusahaan ini untuk Aeri karena keluarga Uchinaga butuh penerus.
Saya yakin, Aeri bisa menjadi penerus keluarga Uchinaga.
Lalu dia ini....."

Aeri tersipu malu selagi ayahnya mengoceh soal prestasinya selama di Jepang maupun di luar Jepang.

Apalagi saat Johnny ikut memberikan pujian-pujian.
Salah satunya ini.
" Mendengar cerita bapak barusan, saya jadi semakin setuju dengan keputusan bapak menjadikan Bu Aeri sebagai pemimpin perusahaan ini. Saya yakin, perusahaan bapak akan semakin sukses di tangan beliau."

" Ahaha kau juga berpikir begitu, kan?"

Johnny mengangguk-ngangguk.

" Ah iya, Pak Jun. Saya sampai lupa memperkenalkan Bu Aeri dengan rekan kerja saya."
Mark yang saat itu berdiri di belakang Jaehyun dan Johnny, bergerak maju.
" Ini Mark. Anak dari teman lama ayah saya yang sekarang sudah menjadi rekan kerja saya juga."

Mata Aeri terbelalak lebar begitu Mark menampakkan wajahnya.
Mark???!!!

" Perkenalkan. Saya Mark." Mark tetap menjaga sikapnya, walau dia sendiri masih shock dengan kehadiran Aeri.

Mark kenapa bisa ada disini?!

" H-Halo. Saya Aeri Uchinaga. Salam kenal,......Pak Mark."
Berbeda dari yang sebelumnya, kali ini Aeri terlihat gugup. Tingkahnya seolah sedang melihat hantu di depan mata.

" Oh ya Pak Jun, tadi Mark sempat bilang, sama saya kalau Mark mengenal Bu Aeri." kata Johnny.

" Oh ya?? Apa benar begitu Aeri?"

Kegugupan Aeri semakin menjadi.
Aeri bingung harus jawab apa, sementara saat dia diam-diam melirik ke arah Mark, pria itu malah membuang muka.

" I-iya, pa. Kami memang saling mengenal..."

" Wah! Benarkahh?? Kalian kenal dimana??"

" M-mark dulu teman SMA aku, ayah.."

" Astaga! Kebetulan sekali ya! Haha!!"