01. Pindah

1.3K 98 17
                                    

Ckitttt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ckitttt.
Mobil taksi yang Karina tumpangi berhenti layaknya mobil pembalap.
Karina akui, dari sekian banyaknya supir taksi yang dia temui, supir yang kali ini emang rada bar-bar.
Truk disalip, penyebrang jalan hampir ditabrak, terus adu mulut sama abang ojol yang bawa motornya lumayan lelet.
Karina sampai engap selama di perjalanan.
Tapi yaudahlah gapapa. Yang penting Karina selamat sampai tujuan.

" Nih, pak. Ongkosnya." Karina nyodorin uang 100 ribu kepada supir taksi setelah mengambil kopernya dari dalam bagasi.

" Waduh. Gaada uang pas aja, dek?" kata si supir.

" Gaada, pak." Karina sendiri juga menyayangkan.

" Yahh gimana ya dek. Bapak baru narik soalnyaa."

Jam segini baru narik katanya?
Halahhh. Bilang aja modus supaya kembaliannya gue kasih ke lu.
" Yaudah deh pak, kembaliannya buat bapak aja."

" Beneran, dek?!"

Sok-sokkan nanya.
" Iya, pak. Beneran."

" Hehe. Pengertian banget adeknya. Makasih ya, dek."

Kan.
Apa kata gue.

Karina mah udah sering ketemu supir modelan begini. Udah hapal.

" Sekali lagi makasih, ya dek!"

Karina cuma nyengir tipis.

" Kalau gitu, saya permisi!!"

Bersamaan dengan perginya mobil taksi, Karina menarik koper silvernya menuju gedung pencakar langit di seberangnya itu.

" Wuah...gila." Karina menganga takjub melihat apartemen mewah yang sebentar lagi akan menjadi tempat tinggalnya itu.
Bisa-bisanya Karina baru tahu kemarin, kalau mamanya punya satu apartemen disana.
" Betah nih gue pastii!! Haha!"

Sudah tidak sabar, Karina pun masuk ke dalam sana dan kemudian menemui orang di bagian resepsionis.

" Permisi, mbak. Apa bener apartemen atas nama Irene ada di lantai 5 nomor 123?"

" Ah iya benar. Anda nona Karina, ya?" tanya si pegawai resepsionis ramah.

" Betul. Aku karina. Anaknya Irene."

" Baiklah. Tunggu sebentar." Pegawai itu pergi ke belakang untuk mengambil sesuatu. " Nona Karina, beliau tadi berpesan untuk memberikan anda ini." Pegawai itu menyodorkan kartu akses masuk ke dalam apartemen.

" Oke! Makasih, ya!" ucap Karina sembari menerima kartu itu.

" Sama-sama. Selamat beristirahat."

🏢 🏢 🏢 🏢 🏢 🏢

Tring.

Pintu lift terbuka. Karina dan kopernya telah sampai di lantai lima.

" Nomor 123 ya..." Karina pun memeriksa nomor apartemen satu persatu. Mulai dari apartemen nomor 118, 119, kemudian nomor 120, 121...
" Loh." Langkah Karina terhenti.
" Kok habis 121 langsung 124, sih?"
Karina bingung.
Harusnya habis nomor 121 kan nomor 122 dan 123. Kok langsung 124?

Duda Lantai LimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang