100 comment untuk buka next chapter ♥♥
;:;:;:;
Seperginya Yani dari sana Ringgana baru bisa bernapas lega, melepas rasa takut atas entitas wanita itu. Perlahan mengangkat kepala dari tunduk, mengintip kecil dan memastikan Sang pengasuh telah menjauh, saat mata bulatnya mengamati sekitar; sekembar netra ini pun bersinggungan dengan hazel Irgiswara yang memperhatikannya.
Maka keberanian segera terbangun di diri Gana karena Irgis tersenyum padanya, jadi, Gana menegakkan wajah sambil membalas senyum itu melalui cengir lugu.
"Hari ini bibi masak tempura, Gana suka tempura gak?" Irgis bertanya memecah hening.
Gana mengangguk cepat, "Suka! Gana suka tempura! Gana suka udang!"
Irgis mengulum senyum tipis, "Kalo gitu, nanti Gana makan yang banyak ya?"
Lagi, Ringgana menganggukkan kepala bulatnya hingga rambut batok itu terayun-ayun. Kali ini tanpa menjawab.
Saat hening merasuk, Irgis sempat menoleh, dalam diam memperhatikan pintu belakang rumah yang terhubung ke taman, menelaah sepi di sana tanpa satupun pekerja di rumah yang berjaga-jaga atau sekedar memperhatikan mereka.
"Tumben," Irgis berbisik pelan sekali.
"Ya? Apa Irgis?" Gana lantas menyahut, berpikir jika Irgiswara berbicara padanya.
Irgis sontak mengalihkan atensi, memperhatikan Ringgana lalu menggelengkan kepala.
Ada hening sejenak saat Gana membuka celah bibir, berkata 'Aaaah' seolah mengerti kalau ia salah dengar. Namun sepi ini tak lama bersua, sebab, Irgis melipat kedua tangan pada permukaan meja, perlahan mencondongkan tubuh ke depan, merapatkan wajah mendekati Ringgana dan berbisik dengan senyum tipis; "Gana," panggilnya halus.
Entah kenapa, di situasi tanpa pengawasan ini ... keberadaan Ringgana menjadi sesuatu yang berbeda di pengelihatannya.
"Mm?" netra boba Ringgana berpendar antusias menyambut panggilan itu.
"Aku ... penasaran sama sesuatu deh," Irgis menurunkan sebelah tangan, bergerak pada pahanya sendiri, meraba dan menggenggam sesuatu di balik saku celana, "Gana mau bantu aku cari tau gak?"
Gana mengerjap sekali, "Cari tau apa, Irgis?"
"Ada," satu kata tersebut sama sekali tak menjawab, meski demikian, Irgis justru merubah rautnya menjadi sendu seraya menggelengkan kepala, "Gana gak mau bantu?"
Lagi-lagi pertanyaan ini dengan ekspresi yang sama, menjadikan Ringgana kecil berseru cepat, "MAU! GANA MAU BANTU IRGIS!" pada usianya, tentu Gana takut jika Irgis bersedih dan tak ingin lagi menjadi temannya.
Atas tanggapan Gana; Irgis memundurkan posisi, kembali duduk tegak sekedar membangkitkan diri dari tempat; "Kalo gitu ayo!" ia berjalan lebih dulu meninggalkan Gana yang kebingungan.
Meski heran Gana segera mengejarnya.
Kaki-kaki pendek mereka berpijak, bergerak cukup jauh dari Gazebo, meninggalkan lantai kayu menuju bata-bata lalu berada di rerumputan. Gana mengekor tanpa bertanya apapun hingga langkah Irgis ... terhenti di tepi kolam renang, menjadikan kaki Ringgana turut mati di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irgiswara Ringgana
Fanfiction[ bahasa! BL! ] Jenggala di semenanjung rima itu bertemu pada peradaban muda yang tak terduga, sebuah momen kala Sang Kebenaran menemukan cahaya dan memerangkapnya dalam ruang hampa tanpa binar demi meneranginya seorang. start : 5 April 2023 end :...